faktor - faktor yang dapat mempengaruhi nilai FCR pada udang

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai FCR adalah sebagai berikut :

1. Kualitas Larva Udang

Sarhpai saat ini masih belum ada teknologi yang benar-benar tepat untuk melihat standarisasi kualitas larva yang berkualitas prima. Pengamatan secara fisik belum dapat memberikan jaminan kualitas larva yang baik. Larva udang yang dihasilkan dari penetasan dengan perlakuan suhu yang tinggi serta penggunaan obat obatan tampaknya sehat, namun setelah benur ditebar di tambak ternyata kematian sering terjadi. Larva yang selama pemeliharaannya terlalu banyak mendapatkan obat-obatan, beberapa organnya dapat menjadi rusak, sehingga penggunaan pakan menjadi tidak efisien. Dengan demikian agar pakan dapat diserap dengan baik dan efisien, larva yang kita tebar harus benar-benar mempunyai kualitas yang baik.

2. Kualitas Makanan

Kualitas makanan memegang peranan yang penting dalam usaha memperbaiki nilai FCR. Begitu banyak produsen pakan udang dengan merk yang beraneka ragam yang tidak kita ketahui kualitasnya secara tepat. Produsen pakan udang harus menggunakan laboratorium pengujian mutu hasil pakannya untuk menguji semua bahan mentah yang digunakan, sehingga pakan yang dihasilkan adalah pakan dengan kualitas superior yang dapat membantu petani untuk mendapatkan nilai FCR yang baik. Petani sebaiknya juga memutuskan dengan tepat jenis pakan yang akan digunakan, yang telah diuji coba dengan hasil yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para petani tambak dalam pemilihan pakan udang dengan kualitas yang baik adalah :

  1. Produk berasal dari perusahaan yang baik yang mempunyai dukungan penelitian dan pengembangan yang kuat.
  2. Pakan yang digunakan telah diuji coba sendiri oleh petani dengan hasil FCR yang baik, pertumbuhan yang baik dan hasil panen yang konstan.
  3. Mempunyai daya tarik dan bau yang menarik bagi udang.
  4. Mempunyai kestabilan yang baik dalam air.
  5. Pakan dalam kemasan yang baik.

Kualitas makanan mudah rusak apabila tidak ditempatkan secara benar, serangga dan tikus pun dapat menjadi penyebab hilangnya sebagian makanan. Di bawah ini beberapa petunjuk untuk menyimpan makanan yang baik untuk menjaga kualitas makanan :

- Makanan harus disimpan pada tempat yang kering dan pada area yang cukup ventilasinya. Apabila ruangan basah, makanan akan cepat busuk. Tempat penyimpanan sebaiknya dingin, perlu ventilasi yang cukup untuk menjaga suhu dalam zat pakan.

- Makanan disusun ke atas dan dibatasi kayu pemisah dengan jumlah tidak lebih dari 5 zak, agar terjadi sirkulasi udara yang cukup di antara zak-zak makanan sehingga kelembaban dan suhu dalam keadaan normal.

- Makanan tidak boleh diletakkan langsung di lantai atau menempel dinding ruangan. Permukaan tembok biasanya lebih dingin daripada sekitarnya. Oleh karena itu bagian dari zak makanan yang bersinggungan langsung dengan lantai akan menjadi lembab, sehingga mengundang jamur untuk tumbuh subur.

- Makanan tidak boleh disimpan pada tempat yang terkena langsung sinar matahari, karena akan mengakibatkan perubahan suhu dalam makanan. Sinar matahari juga mempengaruhi kualitas kandungan vitamin dan lemak dalam makanan.

- Makanan tidak boleh disimpan lebih dari 3 bulan sejak dari proses pembuatannya. Kualitas vitamin dan lemak akan rusak dalam penyimpanan yang terlalu lama. Idealnya, makanan dibeli, dikirim dan diberikan ke udang atau melalui pengaturan pembelian setiap bulan.

- Makanan yang busuk atau sudah terlalu lama, tidak boleh digunakan kembali. Kerugian dari akibat pemberian makanan yang busuk lebih besar daripada pembuangan makanan tersebut. Pemberian label pada zak pakan mengenai kandungan nutrisinya akan memudahkan petani tambak untuk membandingkan nilai nutrisi dengan makanan lain. Pemberian label nutrisi pada pakan biasanya dengan kriteria kandungan protein minimum, lemak minimum, serat kasar maksimum, abu maksimum, kalsium dan phospor. Makanan Udang merupakan bahan makanan yang mudah rusak sehingga sangat penting untuk mencantumkan tanggal pembuatan makanan.

3. Pengaturan Pemberian Makanan

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pemberian pakan harus sesuai dengan biomass udang yang berada di dalam tambak. Walaupun demikian, keadaan kesehatan udang, umur dan keadaan lingkungan tambak juga mempunyai pengaruh langsung terhadap konsumsi pakan. Salah satu metode yang telah biasa digunakan oleh petani udang untuk melihatjumlah makanan yang dikonsumsi udang adalah dengan penggunaan ancho. Agar lebih jelas lagi mengenai metode pengangkatan ancho ini dapat dilihat pada Tabel 10.

Dengan hanya mengamati pertumbuhan udang, petani udang dapat mengatur pemberian pakan secara benar. Petunjuk mengenai pengaturan pemberian pakan berdasarkan berat badan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 10. Jumlah Makanan Pada Ancho dan Waktu Kontrol

Berat badan udang

(gram)

Jumlah makanan pada

Ancho (% pakan)

Waktu terkontrol

(jam)

2 – 3

3 – 5

5 – 10

10 – 15

15 – 20

20 – 25

25 – 30

30 - 40

2,4

2,4

2,7

3,0

3,3

3,6

3,9

4,1

2,5

2,5

2,5

2,0

2,0 – 1,5

1,5

1,0

1,0

Tahmmasart, 1991

TABEL 11. PERBANDINGAN PEMBERIAN MAKANAN BERDASARKAN BERAT BADAN

Berat bahan hidup

(BBH)

(Gram) makanan

(% BBH/hari)

2 – 3

3 – 5

5 – 10

10 – 15

15 – 20

20 – 25

25 – 30

30 – 35

35 – 40

8,0 – 7,0

7,0 – 5,5

5,5 – 4,5

4,5 – 3,8

3,8 – 3,2

3,2 – 2,9

2,9 – 2,5

2,5 – 2,3

2,3 – 2,1

Tahmmasart, 1991

Untuk mengetahui kenaikan pemberian pakan per hari, dapat dihitung dengan menggunakan rumus A dan B di bawah ini :

Rumus A :

ADG = BW 1 – BW 2

1

BW 1 = Rata-rata berat badan pada saat ini (gram)

BW 2 = Rata-rata berat badan pada waktu yang lalu (gram)

t = Jarak waktu antara BW 1 dan BW 2 (hari)

Rumus B :

F1 = ADG x BM x FR

100

Fl = Kenaikan pemberian pakan pada hari itu (hari)

ADG = Rata-rata kenaikan berat badan/hari (gram/hari)

BM = Rata-rata berat badan (gram) x jumlah yang hidup

FR = Feeding rate/perbandingan pemberian makan pada berat badan saat itu (%).

4. Pengaturan Air dan Aerasi

Pengaturan air dan aerasi yang baik merupakan salah satu factor untuk memperbaiki nilai FCR. Kondisi tambak yang lingkungannya kurang baik, di mana pergantian air kurang baik, kondisi tambak yang buruk, oksigen terlarut yang rendah akan merupakan faktor penyebab stres yang cukup berat bagi udang. Udang haurs menggunakan energinya untuk mengatasi stres tersebut sehingga akibatnya pertumbuhan yang buruk dan FCR-nya juga buruk. Selain pengaturan air dan aerasi yang baik, untuk mendapatkan nilai FCR yang baik juga diperlukan pemilihan lokasi dan perencanaan lahan yang baik.

5. Predator dan Kompetitor

Persiapan tambak yang kurang baik dapat mengakibatkan nilai FCR yang tinggi, karena pada lahan tambak yangjeiek akan banyak terdapat predator (hewan pemangsa) dan kompetitor (hewan pesaing). Petani tambak harus benar-benar mempersiapkan tambaknya dengan proses pengeringan yang sempurna, pemasangan saringan yang sesuai dengan baik sebelum pengisian tambak, dan bila perlu menghilangkan predator dan kompetitor sebelum penebaran dilakukan.

sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru dan Dra. Suzy Anna