Ikan Dalam Rantai Pangan Dunia

Ikan Dalam Rantai Pangan Dunia
(Disadur dari bahan presentasi FAO pada World Seafood Congress ke- 7 di Dublin, Irlandia September 2007)


Dibandingkan dengan bahan pangan lainnya, peningkatan produksi perikanan merupakan yang tercepat pertumbuhannya. Prestasi ini terutama karena keberhasilan perikanan budi­daya di berbagai negara, meski­pun secara global produksi perikanan tangkap mengalami penurunan sejak pertengahan tahun 80an.
China Produsen dan Konsumen Ikan Terbesar
Jumlah penduduk dunia terus bertambah, sehingga kebutuhan produksi bahan pangan termasuk perikanan akan terus bertambah. Pengguna ikan selain manusia adalah ternak dan hingga kini kebutuhan global akan bahan pakan ternak dari ikan relatif tetap. Meski produksi perikanan tangkap cenderung turun, namun secara keseluruhan produksi perikanan mengalami kenaikan sehingga pasokan ikan sebagai bahan pangan manusia terus meningkat. Kenaikan total produksi tersebut akibat pesatnya pertumbuhan perikanan budidaya di berbagai negara dan yang spektakuler terjadi di China. Tahun 2005, pasokan ikan dunia untuk konsumsi manusia telah mencapai 16,2 kg per kapita.
Seandainya produksi budidaya China tidak dihitung, maka kontribusi perikanan tangkap kepada konsumsi manusia telah turun dari 10 - ­11 kg / kapita di pertengahan tahun 80an menjadi hanya 10 kg / kapita di tahun 2005. Budidaya laut juga telah berkembang di berbagai wilayah, tetapi hal itu tidak cukup untuk memenuhi kenaikan populasi penduduk dunia. Kita harus berterimakasih kepada para pihak yang telah memungkinkan budidaya perikanan berkembang pesat. Namun demikian, pengem‑
bangan budidaya perikanan akan membutuhkan tepung ikan yang saat ini ketergan­tungannya kepada stok di alam masih sangat tinggi. Jadi ke depan hal ini juga perlu diantisipasi.
Konsumsi Ikan Tertinggi
Dalam pasar internasional, ikan bersaing dengan daging ternak besar dan unggas. Gambar di bawah menunjuk­kan bahwa pertumbuhan kon­sumsi per kapita ikan dengan daging babi tumbuh dengan kecepatan yang hampir sama, tetapi konsumsi unggas khusus­nya ayam tumbuh lebih cepat. Sementara itu, konsumsi daging sapi cenderung turun dan konsumsi daging kambing/ domba relatif tetap.
Ikan Penggerak Perekonomian
Ikan tidak hanya sekedar bahan pangan tetapi juga sebagai sumber penghidupan bagi masyarakat banyak, bahkan di beberapa negara berkembang, ikan merupakan sumber devisa utama. Melihat banyaknya jumlah produk dan nilai uang yang beredar baik melalui pengolahan sekunder ataupun para pemasar, bisnis perikanan tak dapat dilihat hanya sebelah mata. Bisnis perikanan dapat menyerap tenaga kerja yang banyak serta menjadi sumber aktivitas ekonomi. Dalam perspektif global, Glitnir Bank memperkirakan nilai yang beredar dari bisnis perikanan sekitar US$ 4 000 milyar per tahun. Rincian nilainya adalah sebagai berikut:
- Bisnis Penangkapan ikan US$ 80 milyar
- Bisnis Budidaya ikan : US$ 60 milyar
- Bisnis Pengolahan Primer: US$ 60 milyar
- Bisnis Pengolahan sekunder: US$ 120 milyar
- Bisnis Distribusi: US$ 80 milyar
FAO juga telah melakukan studi yang mempelajari distri­busi keuntungan dari industri perikanan di 2 negara maju dan 2 negara berkembang.
Hasilnya hampir sama dengan studi yang dilakukan secara independen oleh Glitnir Bank, dan terlihat dalam tabel dibawah.
Dari tabel dibawah terlihat bahwa nilai keuntungan terbe­sar dinikmati oleh kelompok pengolah sekunder, wholesaler dan retailer. Hal ini berlaku bagi produk yang berasal dari negara maju maupun negara berkembang.

Seberapa nilai akhir yang dipegang oleh peritel dalam ujung rantai bahan pangan masih meninggalkan tanda tanya. Apakah peritel menggu­nakan ukuran berat untuk memperoleh harga beli yang murah dari produsen? Ataukah peritel mempunyai kekuatan monopoli untuk mengatur harga semaunya? Apakah biaya peritel untuk berjuang menda­patkan konsumen terlalu tinggi? Jawaban dari semuanya mesti dilihat dari analisa persaingan di tingkat ritel pangan yang semakin kompe­titif sebagai contoh di Inggris, harga akhir sebuah produk pangan tertentu di tingkat eceran telah naik sebesar 40 % dari tahun 1991 ke tahun 2004. Namun demikian, pada kurun waktu yang sama harga salmon justru turun sebesar 50 %, sehingga distribusi keuntungan mesti dilihat per kasus.

Saat ini FAO sedang melakukan survei di Perancis dan Italia untuk melihat bagai­mana negara berkembang dapat meraih keuntungan dari pengolahan sekunder produk perikanan. survei melibatkan 6000 merek produk perikanan yang tersedia di toko ritel di kedua negara dan 10 % diantaranya berasal dari negara berkembang. Mayoritas produk dari negara berkembang adalah olahan sederhana seperti sardin dan anchovy dalam kaleng.





Sumber :
Warta Pasar Ikan, Direktorat Pemasaran Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, 2007

Volute Centrifugal pumps untuk kolam ikan

Volute Centrifugal pumps untuk kolam ikan

Pompa centrifugal volute seperti semua pompa sentrifugal menggunakan kecepatan ( akselerasi ) sentrifugal untuk memberikan enersi pada cairan.

Pemberian nama pompa volute berasal dari bentuk pada permukaan dalam dari selubung pompa.

Selubung memiliki suatu permukaan dalam yang berbentuk volute. Cairan keluar dari celah-celah baling-baling memasuki daerah diantara impeller dan selubung yang kemudian bergerak turun pelan-pelan.

Dalam pompa volute daerah antara impeller dan selubung secara bertahap membuka lebar sehingga outlet pompa akan tercapai ( mendekati outlet pompa ) kecepatan aliran air berkurang secara perlahan dan energi internal berkurang.

Rancang bangun desain pada pompa volute dititik beratkan pada suatu ketidak seimbangan beban hidraulik pada bantalan poros impeller.

Pengisian ganda pompa volute menghubungkan keseimbangan hidraulik oleh kembalinya bantalan dua impeller kembali pada masing-masing tangkai.

Lingkungan hidup Nila Merah

Lingkungan hidup Nila Merah.

Seperti ikan air tawar pada umumnya, Nila Merah hidup di tempat –tempat yang airnya tidak dalam dengan arus air yang tidak begitu deras. Di danau-danau atau sungai-sungai, nila merah lebih suka menempati daerah tepi yang dangkal.

Meskipun tergolong ikan bersisik, nila merah kurang suka menentang arus. Akan tetapi nila merah dapat pula dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir. Bahkan di perairan yang berarus deras sekalipun nila merah mampu hidup dengan baik. Di danau-danau atau waduk-waduk yang airnya dalam dapat digunakan untuk memelihara nila merah, yaitu dengan menggunakan jala apung (floating net). Nila merah juga dapat dipelihara dengan baik dalam keramba di sungai-sungai.

Nila merah termasuk golongan ikan tahan banting, karena tidak banyak menuntut persyaratan air sebagai media (lingkungan) hidupnya. Ikan ini mampu bertahan hidup di perairan yang kondisinya sangat jelek, walaupun beberapa jenis ikan lain tidak dapat dipelihara di dalamnya. Akan tetapi, nila merah akan tumbuh normal apabila hidup pada perairan yang memenuhi persyaratan ideal.

Sebagai organisme air, nila merah memerlukan kadar oksigen terlarut yang tersedia di dalam air. Kadar oksigen yang cukup baik untuk nila merah berkisar 3 – 5 ppm, sedangkan derajat keasamanya (pH) 6,5 – 8,5. Sebaliknya, bahan-bahan racun, seperti CO2, H 2S , NH 3 (amoniak) dan lain-lain yang terlarut dalam air akan menghambat pertumbuhan nila merah. Pada konsentrasi yang cukup tinggi, bahan racun tersebut dapat mematikan. Keadaan konsentrasi CO 2 yang masih dapat ditolerir oleh nila merah antara 15 – 30 ppm. Sedangkan untuk NH 3 dan H2S tidak lebih dari 2 ppm.

Keadaan suhu air yang optimal untuk nila merah adalah 25°C– 28° C. Perubahan (fluktuasi) suhu yang terlalu tinggi dapat mengganggu kelangsungan hidup nila merah. Kehidupan nila merah mulai terganggu pada suhu di bawah 14 °C ataupun di atas 38° C. Nila merah akan mati pada perairan yang suhunya di bawah 6° C atau di atas 42° C. Fluktuasi suhu harian yang cukup baik untuk nila merah adalah kurang dari 15° C. Keadaan ini juga masih dianggap baik untuk semua jenis ikan air tawar.

Nila merah dapat menyesuaikan diri terhadap perairan yang kadar garamnya tinggi. Meskipun tidak dapat berkembang-biak, nila merah dapat tumbuh dengan baik pada perairan yang kadar garamnya 35%0 Nila merah jantan lebih toleran terhadap perubahan kadar garam (salinitas). Demikian pula benih nila merah lebih cepat menyesuaikan diri terhadap kenaikan kadar garam. Tetapi kadar garam yang optimal untuk budidaya nila merah berkisar antara 0%0 – 10%0.

sumber : Ir. Abbas Siregar Djarijah, 1994.

pump classification

pump classification.
in general classification pump to be divided to become 4 classification
1. Centifugal
2. Rotary
3. Reciprocating
4. Water Lift.

Oreochromis sp CHARACTERISTIC

CHARACTERISTIC of NILA RED.

the NATURE OF BIOLOGY. Still become research materials [all] expert to find red nila genetik. Anticipated that red nila represent result of cross [among/between] fishs which included in family ( Familia) Cichlidae of clan of rose colored Oreochromis mosambicus honorum species which come from Singapore with Oreochromis niloticus, normal chromatic come from Japan. Evaluated from indicator of meristic and of morphometric, red nila represent natural hybrida.

In biological classification, red nila ( Oreochromis sp.) including Perchomorphi ordo, Familia Cichlidae and gender of Oreochromis. Its Characteristics [among/between], other there are colour lines up at vertical [at] tail and body and also back fin and anus fin. Its whitish or yellowish or redish colour ( albino). Its body [of] length and is slim. Scales in form of harsh and king sized stenoid. broken [by] Side Gurat [in] middle shares [of] body. Amount of scale [at] side line 34. Back fin and stomach fin have keen hard and weak radius like thorn.

Red Nila [of] adult [at] age 5 - 6 months can reach body weight 400 - 600 gram per tail. fish of Nila red [of] male and female can be differentiated pursuant to difference of[is nature of genitals of sekunder ( sex-sekunder) and or [pass/through] surgery of network ( sexiologi). Difference of this genitals type [is] formed [by] after seed old age 28 day. Red Nila [of] male have big sisik and after its genitals appliance adult form gibbosity rather sharp-pointed. While female red nila have genital hole at elbow hole of anus. Sisik below/under stomach and chin [at] red nila [of] rose colored male - keen ( red - dark), while [at] rose colored female red nila - pale.

Nose form and mouth of nila red [of] wide male, whereas female red nila rather sharp-pointed. Back fin and fin go with the tide [at] red nila [of] male represent line by snatches, while female red nila [do] not be broken and is [circle;coil]. Nature of this loo like once with fish of nila in general. Like [at] fish faction of Oreochromis in general, red nila measure up to typically in taking care of its clan, that is female mains brood on egg and protect its larva in mouth cavity. Eggs which [is] fruit will hatch in cavity trap and will [release] of after assumed can live on like its mains.


Almost 70 [gratuity/ %] of clan of red nila have male sex. However colour degraded by its mains [do] not be [is] same always. Among others there [is] which [is] redish chromatic, yellowish and albino, sometimes also black or black pock [is] at all. Appearance of red nila see wildly, especially at the (time) of brooding on larva or egg in its mouth. Even oftentimes mainss like this like to attack if/when bothered. However, red nila [is] including tamest fish. If accustomed since childhood ( seed), red nila will encircle whosoever trying coming near [him/ it]. In a state of that way, we earn to give food [at] red nila by hand.


Its wide mouth, its jagged lip, and its uppermost and big eye add appearance of red nila see uniquely, especially if/when holded. Hard thorns [at] back fin and its stomach fin will be flung out to protect its body. In a state of is factious, red nila sometimes dart by unfolding thorns [at] its fin. This matter oftentimes make busy in transportation of red nila. red Nila Sisik very coherent and [do] not easy to release. Situation of its solid body physical. Compared to [of] fish of nila other, flesh of nila thicker red so that fattest looked to be. This matter [of] possibility there [is] its [relation/link] with physical resilience of nila high red enough to change from outside.

source of : Ir. Abbas Siregar Djarijah, 1994.

cara kerja pompa sentrifugal (Centrifugal pumps )

Centrifugal pumps
Pompa yang paling umum digunakan dalam pompanisasi budidaya perikanan hampir 90%
Suatu unit tenaga (power) terdiri atas suatu motor elektrik yang mendorong tangkai pompa sehingga menyebabkan impeller berotasi.

baling-baling pada impeller langsung mengalirkan air dan membantu memberikan energi. Rotasi impeller menyebabkan setiap partikel pada permukaan impeller berakselerasi keluar sehingga menyebabkan suatu tenaga sentrifugal.

jika inlet dan lubang pompa diisi dengan air, air bergerak keluar pada tekanan impeller yang rendah pada pusat impeller menyebabkan air keluar tertarik menuju inlet.

Rotasi impeller memberikan suatu kecepatan air tinggi pada bagian perifer (tepi) impeller. pada saat air meninggalkan impeller kecepatan agak berkurang dan kecepatan dinamik kepala diubah menjadi suatu tekanan kepala statis.

jadi perubahan tekanan dari inlet menjadi outlet pada pompa sentrifugal adalah tergantung dari ciri-ciri pompa. Tekanan outlet merupakan fungsi dari tekanan inlet dan ciri-ciri pompa

klasifikasi pompa

klasifikasi pompa
secara umum klasifikasi pompa dibagi menjadi 4 klasifikasi
1. Centifugal
2. Rotary
3. Reciprocating
4. Air Lift

pompa air

POMPA adalah mensin yang mampu menyediakan enersi terhadap cairan (fluida) air dan cairan lain, bergerak dalam menanggapi adanya suatu gradien enersi, harus bergerak terhadap penurunan enersi total.

tehnik akuakultur sering memerlukan pergerakan cairan melawan (menetang) suatu gradien enersi dan umumnya kebanyakan dibutuhkan untuk pergerakan cairan dari suatu titik rendah menuju ketitik yang lebih tinggi, terhadap suatu gradien gravitasi. pompa juga digunakan untuk meningkatkan tekanan dalam suatu sistem fluida, walaupun cairan cara kerjanya mirip suatu silinder hidraulik terhadap suatu beban

NILA MERAH

KARAKTERISTIK NILA MERAH

A. SIFAT BIOLOGI
Masih menjadi bahan penelitian para ahli untuk menemukan genetik nila merah. Diduga bahwa nila merah merupakan hasil persilangan antara ikan-ikan yang termasuk dalam keluarga (Familia) Cichlidae dari keturunan species Oreochromis mosambicus honorum berwarna merah yang berasal dari Singapura dengan Oreochromis niloticus berwarna normal berasal dari Jepang. Ditinjau dari indikator meristic dan morphometric, nila merah merupakan hybrida alam.

Dalam klasifikasi biologi, nila merah (Oreochromis sp.) termasuk ordo Perchomorphi, Familia Cichlidae dan genus Oreochromis. Ciri-cirinya antara, lain terdapat garis-garis warna ke arah vertikal pada badan dan ekor serta sirip punggung dan sirip dubur. Warnanya kemerah-merahan atau kekuning-kuningan atau keputih-putihan (albino). Tubuhnya memanjang dan ramping. Sisik berbentuk stenoid berukuran besar dan kasar. Gurat sisi terputus di bagian tengah badan. Jumlah sisik pada gurat sisi 34 buah. Sirip punggung dan sirip perut mempunyai jari-jari lemah dan keras yang tajam seperti duri.

Nila merah dewasa pada umur 5 – 6 bulan dapat mencapai berat badan 400 – 600 gram per ekor. Ikan nila merah jantan dan betina dapat dibedakan berdasarkan perbedaan sifat kelamin sekunder (sex-sekunder) ataupun melalui pembedahan jaringan (sexiologi). Perbedaan jenis kelamin ini terbentuk setelah benih berumur 28 hari.

Nila merah jantan memiliki sisik besar dan setelah dewasa alat kelaminnya membentuk tonjolan agak meruncing. Sedangkan nila merah betina mempunyai lubang genital di dekat lubang anus. Sisik di bawah dagu dan perut pada nila merah jantan berwarna merah-tajam (merah-gelap), sedangkan pada nila merah betina berwarna merah-pucat.

Bentuk hidung dan rahang nila merah jantan melebar, sementara nila merah betina agak runcing. Sirip punggung dan sirip ekor pada nila merah jantan merupakan garis terputus-putus, sedangkan nila merah betina tidak terputus dan melingkar. Sifat-sifat ini mirip sekali dengan ikan nila pada umumnya.

Seperti pada golongan ikan Oreochromis pada umumnya, nila merah memiliki sifat khas dalam menjaga keturunannya, yaitu induk betina mengerami telur dan melindungi larvanya di dalam rongga mulut. Telur-telur yang terbuahi akan menetas dalam rongga mulut dan akan dikeluarkannya setelah dianggap mampu bertahan hidup seperti induknya.

Hampir 70 persen keturunan nila merah mempunyai jenis kelamin jantan. Akan tetapi warna yang diturunkan oleh induknya tidak selalu sama. Beberapa di antaranya ada yang berwarna kemerah-merahan, kekuning¬kuningan dan albino, terkadang juga bercak hitam atau hitam sama sekali.
Penampilan nila merah tampak beringas, terutama pada saat mengerami telur atau larva di dalam mulutnya. Bahkan seringkali induk-induk yang demikian ini suka menyerang bila diganggu. Akan tetapi, nila merah termasuk ikan paling jinak. Jika dibiasakan sejak kecil (benih), nila merah akan mengerubungi siapa saja yang mencoba mendekatinya. Dalam keadaan demikian, kita dapat memberikan makanan pada nila merah dengan tangan.

Mulutnya yang lebar, bibirnya yang bergerigi, dan matanya yang besar dan menonjol menambah penampilan nila merah tampak unik, terutama bila dipegang. Duri-duri keras pada sirip punggung dan sirip perutnya akan direntangkan untuk melindungi tubuhnya.
Dalam keadaan tidak wajar, nila merah terkadang bergerak cepat dengan membentangkan duri-duri pada siripnya. Hal ini seringkali membuat repot dalam pengangkutan nila merah.
Sisik nila merah sangat lekat dan tidak mudah lepas. Keadaan fisik tubuhnya padat. Dibandingkan dengan ikan nila lain, daging nila merah lebih tebal sehingga kelihatan lebih gemuk. Hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan ketahanan fisik nila merah yang cukup tinggi terhadap perubahan dari luar.

sumber : Ir. Abbas Siregar Djarijah, 1994

disease of fish by copepoda



DISEASE WHICH BECAUSE OF COPEPODA.

Copepoda [is] lilliputian prawn faction which often attack exterior fish body and gill. This parasite earn life [in] brine and also freshwater and very [is] difficult controlled. member of Copepoda which non parasite often share to medium inang of worm parasite. Many parasite of Copepoda penetrating fish flesh without can be prevented by treatment of chemistry. This parasite have complicated life cycle.


Argulus sp


Argulus sp. [is] of a kind lilliputian prawn which the including into set of relatives of Argulidae and represent ektoparasit. This organism have circular body form [of] pipih like flea, so that [is] often referred [as] [by] fish flea ( louse fish). Its body [is] provided with appliance able to be used to hook;correlate its body [at] gill and suck food gist;sari.

this Parasite attack generally [do] not generate death [at] fish because he is only sucking its just blood so that fish become thinly. Hurt of[is ex- this sucker appliance represent part of which is [is] easy to be attacked by mushroom or bacterium. infection of Sekunder this can cause death of fish massly.

attacked [by] Fish marking [is] argulus [is] its body seen to become thin even very weak for want of blood. Ex- its attack earn seen redish chromatic, because happened haemorrahage. If happened attack on a large scale, sp makaArgulus. will seen to form colony around gill and fin.


Way of most effective to prevent this parasite attack [is] by [doing/conducting] draining and give pool chalk and also screening of water. While its operation can be [done/conducted] by using salt condensation ( Naci) or salt condensation of ammoniak ( NH 4 CI). That way also with fish input in condensation of bromex 0,1- 0,2 ppm. Fish input in condensation of lindane 0,01- 0,02 ppm have earned to kill Argulus sp. swimming free during 5 [hour/clock], while dose 0,013 proven ppm can kill totally after 48 [hour/clock]. Perendaman in condensation of neguvon 1 gram per litre irrigate during 10-30 effective minute enough to fight against this parasite.











seen from under.










seen the from the top
Picture - 19: Sp Argulus.
Source Of : Ir. Eddy Afrianto and of Ir. Evi Liviawaty, 1993.

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH COPEPODA (Argulus sp)

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH COPEPODA



Copepoda adalah golongan udang renik yang sering menyerang tubuh ikan bagian luar dan insang. Parasit ini dapat hidup di air tawar maupun air asin dan sangat sulit dikontrol. Anggota copepoda yang bukan parasit sering berperan sebagi inang perantara dari parasit cacing. Banyak parasit Copepoda yang menembus daging ikan tanpa dapat dicegah oleh perlakuan kimia. Parasit ini mempunyai siklus hidup yang rumit




1. Argulus sp.

Argulus sp. adalah sejenis udang renik yang termasuk ke dalam famili Argulidae dan merupakan ektoparasit. Organisme ini mem­punyai bentuk tubuh bulat pipih seperti kutu, sehingga sering disebut kutu ikan (fish louse). Tubuhnya dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk mengaitkan tubuhnya pada insang dan mengisap sari makanan.
Serangan parasit ini umumnya tidak menimbulkan kematian pada ikan sebab ia hanya mengisap darahnya saja sehingga ikan menjadi kurus. Luka bekas alat pengisap ini merupakan bagian yang mudah diserang oleh bakteri atau jamur. Infeksi sekunder inilah yang bisa menyebabkan kematian ikan secara masal.


Ciri-ciri ikan yang terserang argulus adalah tubuhnya terlihat menjadi kurus bahkan sangat lemah karena kekurangan darah. Bekas serangannya dapat terlihat berwarna kemerah-merahan, karena terjadi pendarahan. Jika terjadi serangan secara besar-besaran, makaArgulus sp. akan terlihat membentuk koloni di sekitar sirip dan insang.




Cara yang paling efektif untuk mencegah serangan parasit ini adalah dengan melakukan pengeringan dan pengapuran kolam serta penyaringan air. Sedangkan pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan larutan garam (NaCI) atau larutan garam ammoniak (NH 4 CI). Demikian pula dengan perendaman ikan dalam larutan bromex 0,1— 0,2 ppm. Perendaman dalam larutan lindane 0,01— 0,02 ppm sudah dapat membunuh Argulus sp. yang berenang bebas dalam waktu 5 jam, sedangkan dosis 0,013 ppm terbukti dapat membunuh secara total setelah 48 jam. Perendaman dalam larutan neguvon 1 gram per liter air selama 10-30 menit cukup ampuh untuk memberantas parasit ini.
















dilihat dari bawah

















dilihat dari atas




Gambar-19: Argulus sp.

Sumber : Ir. Eddy Afrianto dan Ir. Evi Liviawaty, 1993

mikroorganisme of[is non patogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme )

mikroorganisme of[is non patogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme ) organic materials ( H2 S, NH3 ) natural [of] meneralisasi will be altered by decomposition physic become nitrate element and of pospat which relative is not toxic to life of fish.

EM4 mikroorganisme represent mixture culture from various organism representing result of selection from 20.000 mikroorganisme species so that yield 5 set of relatives and 80 effective function owner mikroorganisme species.

BACTERIUM which implied in EM4 predominated by bacterium of gender
1. Lactobaccilus sp --> bacterium of laktat
2. bacterium of Fotosintetic
3. Actinomycetes sp
4. Yeast.

lactobaccilus, while bacterium of fotosintetik, bacterium of bioktif, actinomycetes, Yeast

- lactobaccilus live [at] environment of an aerob in a condition without source and oxygen of energi this bacterium depended from organic materials

- while bacterium of fotosintetik represent bacterium able to alter organic materials become acid of amino Iihat vitamin or of bioktif constructively sunshine

- bacterium of bioktif provide food-stuff to lactobaktilus

- actinomycetes. representing mushroom group able to elaborate organic materials from breakdown of this organic materials will be yielded [by] antibiotic compound having the character of toxic to bacterium of patogen

- Yeast. Function to elaborate organic materials become alcohol, sugar, and acid of amino, so that [is] easy to permeated by vegetation plankton.

lactobaccilus, bakteri fotosintetik, bakteri bioktif, actinomycetes, Ragi

lactobaccilus hidup pada lingkungan an aerob dalam kondisi tanpa oksigen dan sumber energi bakteri ini tergantung dari bahan organik

sedangkan bakteri fotosintetik merupakan bakteri yang dapat mengubah bahan organik menjadi asam amino atau zat bioktif dengan bantuan sinar matahari.

bakteri bioktif menyediakan bahan makanan bagi lactobaktilus.

actinomycetes
merupakan kelompok jamur yang dapat menguraikan bahan organik dari uraian bahan organik ini akan dihasilkan senyawa antibiotik yang bersifat toksik bagi bakteri patogen.

Ragi
Fungsi untuk mempermentasi bahan organik menjadi alkohol, gula, dan asam amino, sehingga mudah diserap oleh plankton nabati

mikroorganisme non patogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme )

mikroorganisme non patogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme )


bahan organik ( H2 S, NH3 ) yang mengalami meneralisasi akan diubah oleh jasad pengurai menjadi unsur nitrat dan pospat yang relatif tidak toksik terhadap kehidupan ikan.


mikroorganisme EM4 merupakan kultur campuran dari berbagai organisme yang merupakan hasil seleksi dari 20.000 species mikroorganisme sehingga menghasilkan 5 famili dan 80 species mikroorganisme yang punya pungsi efektif


BAkteri yang terkandung dalam EM4 didominasi oleh bakteri dari genus :
1. Lactobaccilus sp --> bakteri laktat
2. Bakteri fotosintetic
3. Actinomycetes sp
4. Ragi

KEBIASAAN MAKANAN DAN CARA MEMAKAN

KEBIASAAN MAKANAN DAN CARA MEMAKAN.

Sebelum lebih lanjut membahas pasal ini akan kami terangkan lebih dahulu apa yang dimaksud dengan kebiasaan makanan ikan (food habits) dan kebiasaan cara memakan (feeding habits), karena kedua istilah ini sering dicampur adukan penggunaannya. Hal-hal yang tercakup di dalam food habits ialah kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan ikan. Jadi kebiasaan makanan dan cara memakan ikan itu secara alami bergantung kepada lingkungan tempat ikan itu hidup.

Besarnya populasi ikan dalam suatu perairan antara lain ditentukan oleh makanan yang tersedia. Dari makanan ini ada beberapa faktor yang berhubungan dengan populasi tersebut yaitu jumlah dan kualitas makanan yang tersedia, mudahnya tersedia makanan dan lama masa pengambilan makanan oleh ikan dalam populasi tersebut. Makanan yang telah digunakan oleh ikan tadi akan mempengaruhi sisa persediaan makanan dan sebaliknya dari makanan yang diambilnya akan mempengaruhi pertumbuhan, kematangan bagi tiap-tiap individu ikan serta keberhasilan hidupnya (survival).

Adanya makanan dalam perairan selain terpengaruh oleh kondisi biotik seperti tersebut di atas, ditentukan pula oleh kondisi abiotik lingkungan seperti suhu, cahaya, ruang dan luas permukaan.


Kebiasaan Makanan

Umumnya makanan yang pertama kali datang dari luar untuk semua ikan dalam mengawali hidupnya ialah plankton yang bersel tunggal yang berukuran kecil. Jika untuk pertama kali ikan itu menemukan makanan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan akan dapat meneruskan hidupnya. Tetapi apabila dalam waktu relatif singkat ikan tidak dapat menemukan makanan yang cocok dengan ukuran mulutnya akan terjadi kelaparan dan kehabisan tenaga yang mengakibatkan kematian. Hal inilah yang antara lain menyebabkan ikan pada waktu masa larva mempunyai mortalitas besar.

Ikan yang berhail mendapatkan makanan sesuai dengan ukuran mulut, setelah bertambah besar ikan itu akan merubah makanan baik dalam ukuran dan kualitasnya. Apabila telah dewasa ikan itu akan mengikuti pola kebiasaan induknya. Refleksi perubahan makanan ikan pada waktu kecil sebagai pemakan plankton dan bila dewasa mengikuti kebiasaan induknya dapat terlihat pada sisiknya. Susunan cirkuli dekat fokus lebih rapat dari pada susunan cirkuli yang jauh dari fokus yaitu pada ikan dewasa. Batas kedua macam susunan cirkuli ini oleh Nikolsky (1963) dinamakan cincin larva.

Dalam mengelompokkan ikan berdasarkan kepada makanannya, ada ikan sebagai pemakan plankton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus, ikan buas dan ikan pemakan campuran. Berdasarkan kepada jumlah variasi dari macam-macam makanan tadi, ikan dapat dibagi menjadi euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, Stenophagic ikan pemakan makan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic ialah ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja.

sumber : M. Ichsan Effendie, 1997

ENGINEERING REPAIR OF QUALITY MEDIA CONDUCTING FISH

ENGINEERING REPAIR OF QUALITY MEDIA CONDUCTING FISH.

Pros and cons [is] quality of fishery media very is determining [of] storey;level produce fish. Because fish production will mount if its conservancy media [of] production and goodness will be downhill if its bad conservancy media.

Quality of fishery media like water and land;ground will support product increase of fishery if [done/conducted] [by] repair of conducting media quality. Quality of ugly fishery usually happened [at] effort intensive pattern conducting.

Generally intensive conducting use solid [is] high dispersion which followed [by] abundant food to cause heaping of fish dirt and pigswill in fish conducting media. This condition result downhill water quality and quality, storey;level acidity of water will mount, oxygen rate go down, and heaping of poison gas.

If materials of organic which must be elaborated [by] its amount more than amount of decomposition mikroorganisme, will cause decomposition process become to be pursued. To overcome the the condition many way of [done/conducted]. And one of them [is] in the case of overcoming the problem of decomposition pursued that is by using mikroorganisme of[is non pathogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme).

EM4 = Effective Mikroorganisme as inokulan [at] conducting media, EM4 will quicken decomposition of organic materials so that can depress growth of patogen mikroorganisme which is on finally will improve;repair elementary land;ground [of] fishpond.

REKAYASA PERBAIKAN MUTU MEDIA BUDIDAYA IKAN

REKAYASA PERBAIKAN MUTU MEDIA BUDIDAYA IKAN


Baik buruknya kualitas media perikanan sangat menentukan tingkat produksi ikan.
Karena produksi ikan akan meningkat jika media pemeliharaannya baik dan produksi akan menurun jika media pemeliharaannya jelek.

Kualitas media perikanan seperti tanah dan air akan menunjang peningkatan produksi perikanan apabila dilakukan perbaikan mutu media budidaya.

Kualitas perikanan buruk biasanya terjadi pada usaha budidaya pola intensif. Umumnya budidaya intensif menggunakan padat penebaran tinggi yang diikuti pakan berlebihan yang akan menyebabkan penumpukan sisa pakan dan kotoran ikan dalam media budidaya ikan.

Kondisi ini mengakibatkan mutu dan kualitas air menurun, tingkat keasaman air akan meningkat, kadar oksigen turun, dan penumpukan gas racun.

Apabila bahan organic yang harus diuraikan jumlahnya lebih banyak daripada jumlah mikroorganisme pengurai, akan menyebabkan proses dekomposisi menjadi terhambat.

Untuk mengatasi kondisi tersebut banyak cara dilakukan. Dan salah satunya adalah dalam hal mengatasi masalah dekomposisi terhambat yaitu dengan cara menggunakan mikroorganisme non pathogen ( EM4 = Effective Mikroorganisme).

EM4 = Effective Mikroorganisme sebagai inokulan pada media budidaya, EM4 akan mempercepat penguraian bahan organik sehingga dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen yang pada akhirnya akan memperbaiki tanah dasar tambak.

Role of fat in processing of fish

Role of fat in processing of fish

1. As Source of aroma
2. Goal feel
3. Colour
4. Emulsion.

Peranan lemak dalam pengolahan ikan

Peranan lemak dalam pengolahan ikan :
1. Sebagai Sumber aroma
2. Cita rasa
3. Warna
4. Emulsi

Fat Have content

Fat Have content : obstetrical [of] fat
1. Vitamin.
dissolve vitamin in fat [is] : Vitamin : A, D, E , K
2. Pigment
3. Cholesterol
- LDL
- HDL
4. Aroma / Goal feel

kandungan lemak

Lemak Memiliki kandungan :
kandungan lemak :
1. Vitamin
vitamin yang larut dalam lemak adalah : Vit : A, D, E , K
2. Pigmen
3. Kolesterol
- LDL
- HDL
4. Aroma / Cita rasa

Fat [at] fish

Fat [at] fish many [at] shares
1. Red flesh
2. Liver ( Shark )
3. Head
4. Peritoneum

Variation [of] Fat influenced
- Migration : transfer activity
- Spawning : breeding activity
- Feeding : activity eat

pursuant to blubber content can be grouped to become
1. Thinly fat < 5 %
2. Medium fat 5 - 15 %
3. Big fat > 15%

Lemak pada ikan

Lemak pada ikan banyak pada bagian :
1. Daging merah
2. Hati ( Ikan hiu )
3. Kepala
4. Peritoneum

Variasi Lemak dipengaruhi :
- Migrasi : aktiviitas perpindahan
- Spawning : aktivitas pembiakan
- Feeding : aktivitas makan

berdasarkan kandungan lemak ikan dapat dikelompokan menjadi :
1. Kurus lemak <> 15%

Type Damage of Protein

Type Damage of Protein
1. Autolisis.
dead fish [of] enzyme of fish body will change the the fish hence fish flesh become to soften

2. Denaturasi.
Changing of it nature of physical of protein. [At] fresh fish flesh initialy hence becoming is stiff. denaturasi resulted from
- Heat
- Cool
- Chemical Iihat vitamin, salt

3. Koagulasi.
furthermore process of denaturasi

4. Change.
Protein altered by microbe become acid of amino hence will happened reek [at] fish

5. Condensation.

Jenis Kerusakan Protein

Jenis Kerusakan Protein :
1. Autolisis
ikan mati enzim dari tubuh ikan akan merombak ikan tersebut maka daging ikan jadi lunak.

2. Denaturasi
Berubahnya sifat fisikdari protein. Pada daging ikan semula kenyal maka menjadi kaku.

denaturasi diakibatkan oleh :
- Panas
- Dingin
- Zat kimia, garam


3. Koagulasi
proses lebih lanjut dari denaturasi

4. Perombakan
Protein dirombak oleh mikroba menjadi asam amino maka akan terjadi bau busuk pada ikan.

5. Pelarutan

Tahap Pembelahan Sel pada perkembangan telur ikan

Tahap Pembelahan sel.

Gene merupakan unit yang elementer dari sifat-sifat yang diturunkan terdapat dalam sepanjang kromosom. Dalam ikan dan vertebrate lain, tiap kromosom diketahui mengandung ratusan bahkan ribuan gene. Gene sebagai unit terkecil, pembawa sifat keturunan adanya pada kromonemata yaitu pada bagian inti kromosom.



Pada saat terjadinya pembelahan sel, kromosom ini turut terbagi tetapi pembagian ini tergantung kepada macam pembelahannya.
Pembelahan sel ada dua macam, yaitu pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terdapat pada sel somatik, dimana dalam pembelahan itu jumlah kromosom tidak terdapat perubahan yaitu tetap 2n atau diploid. Sedangkan pada pembelahan meiosis yaitu dalam pembentukan gamet jumlah kromosom tereduksi menjadi setengahnya atau n (haploid) (Gambar 18).

Berdasarkan kepada proses yang terjadi selama pembelahan, dapat digolongkan menjadi tahap, sebagai berikut:

Prophase : Dalam inti terdapat suatu pembentukan struktur yang komplek yang bentuknya semacam benang. Pada awal tahap ini tampak dua kronemata tetapi pada akhir­nya kronemata tersebut hilang atau tidak tampak.

Metaphase : kromosom berjajar pada garis khatulistiwa cell.

Anaphase : kromosom membelah memanjang menjadi dua bagian. Masing-masing mengandung satu kromonemata. Kemudian masing-masing bagian kromosom yang telah membelah bergerak menuju salah satu kutub sel dan akhirnya dalam satu sel itu membentuk dua set kromosom seperti pada tahap porphase.

Telophase : Tiap kromosom kembali kepada kondisi metabolik. Terbentuk kembali dinding inti yang mengelilingi inti baru. Akhirnya terbentuk dua sel anak yang identik dengan sel induk.
sumber : M. Ichsan Effendie, 1997



factors of Genetic fish

factors of Genetic.


When happened forge of spermatozoa with core of egg, happened also association of material coming from two source. Whether egg and or spermatozoa bring the nature of from each mains that is chromosome. Chromosome represent small object, located in core of cell, accountable for evacuation or



transmission of[is nature of clan. This chromosome can only seen when happened bisection of cell by mitosis especially at the (time) of metaphase by special coloration. Size measure and that chromosome form differ in different fish species. But that chromosome can be differentiated to become 4 kinds of as follows ( Draw 16 ):


a = Acro(Telo)Centric ( t). chromosome of Telocentric its its[his] that is place area patch yarn when located mitosis near by one of [the] tip of chromosome.





b = Subtelocentric ( st). chromosome of Subtelocentric its [of] nearby him to tip of chromosome, but there are short chromosome arm.





c = Submetacentric ( sm). chromosome of Submetacentric its its[his] located in midst. chromosome. Both [of] its chromosome arm seen unegual but length.





d = Metacentric ( m). chromosome of Metacentric its its[his] with two chromosome arm which [is] of uniform length in the centre of.




















Picture 16. Kinds of fish chromosome form ( Kirpichnikov 1981).



According to other writer [of] chromosome of telocentric [is] chromosome which don't have [both/ second] chromosome arm after terminal of centromer, at variance with chromosome which [is] acrocentric have short chromosome arm. Chromosome classification become 4 that form pursuant to comparison of chromosome arm length.
[Do] not all fish have that chromosome form seen together when metaphase. There [is] fish which only having chromosome of acrocentric and of subtelocentric, or in other species only consisting of chromosome of metacentric sub or of metecentric. Very often [at] fish got 2 or 3 kinds of chromosome, despite of also having its it[him] form chromosome. [At] a number of fish of teleost, and so do [at] fish of cucut ray and and also in Acipencerridae and of Amiidae, in its chromosome [is] got " micro-chromosome" which its for small but very quantitative difficult. There [is] also fish having chromosome with its satellite like [at] fish of Salmonidae with form like [at] Picture 17.



















Picture 17. Fish chromosome with satellite



Can be paid attention that every pregnant chromosome two form which [is] identik and parallel which named [by] kromatid. Every kromatid consist of one or some flimsy filament which named [by] or kromonemata of genonemata. [At] this kronemata there are one absorbent area [of] more coloration and this area [is] named [by] kromomer. Kromonema represent long double filament, its for diametrical if that cell [is] spliting and if that cell [is] taking a rest or interphase its for tress like spiral. In cell which [is] taking a rest that way that flimsy and long kromonemata fill the core of cell form network which [is] komplek, difficult but seen below/under microscope, only one or two seen nukleoli.

Source : M. Ichsan Effendie, 1997

Fishery of Conducting

Fishery of Conducting.
Fishery of conducting [is] all activity related to management and exploiting of resource to the effort and conducting of pasca harvest fish.

Fish conducting.
Conducting Fish [is] activity to look after, to enlarging and or breed ( seeding ) fish by using farm, territorial water and facility made in and also harvest its result

1. Fish conducting [in] water go out to sea [is] all activity look after, enlarging and or breed ( seeding ) fish performed within a[n place of certain by using water media go out to sea and also harvest its result

2. Fish conducting [in] brackish water [is] activity look after, enlarging and or breed ( seeding ) fish in a[n place of in the form of farm dam out by using brackish water media and also harvest its result

3. Fish conducting [in] freshwater [is] activity look after, enlarging and or breed ( seeding ) fish in a[n place of in the form of pool farm, rice field or place of certain by using freshwater media and also harvest its result

4. Seeding [is] activity breed ( yielding seed ) fish in age, immature certain size measure and form

5. Magnification [is] activity look after and or enlarge fish old age, certain size measure and form which have adult according to destining [him/ it]

6. Decorative Conducting Fish [is] activity look after, enlarging and or breed fish in a[n place of in the form of basin, aquarium or place of certain by using freshwater media / water go out to sea and also harvest its result as decoration and non consumption fish type.


source of : Department Oceaninc and Fishery Of Indonesia, Directorate General Fishery of Conducting, 2007.

Perikanan Budidaya

Perikanan Budidaya.

Perikanan budidaya adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya untuk usaha pembudidayaan dan pasca panen ikan.

Pembudidayaan ikan.
Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dengan menggunakan lahan, perairan dan fasilitas buatan serta memanen hasilnya.

1. Pembudidayaan ikan di air laut adalah semua kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan yang dilakukan dalam suatu wadah tertentu dengan menggunakan media air laut serta memanen hasilnya.

2. Pembudidayaan ikan di air payau adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dalam suatu wadah berupa lahan tambak dengan menggunakan media air payau serta memanen hasilnya.

3. Pembudidayaan ikan di air tawar adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan (pembenihan) ikan dalam suatu wadah berupa lahan kolam, sawah atau wadah tertentu dengan menggunakan media air tawar serta memanen hasilnya.

4. Pembenihan adalah kegiatan membiakkan (menghasilkan benih) ikan dalam umur, bentuk dan ukuran tertentu yang belum dewasa.

5. Pembesaran adalah kegiatan memelihara dan atau membesarkan ikan sampai umur, bentuk dan ukuran tertentu yang sudah dewasa sesuai peruntukkannya.

6. Pembudidayaan Ikan Hias adalah kegiatan memelihara, membesarkan dan atau membiakkan ikan dalam suatu wadah berupa bak, akuarium atau wadah tertentu dengan menggunakan media air tawar /air laut serta memanen hasilnya sebagai hiasan dan bukan jenis ikan konsumsi.

sumber: Departemen Kelautan dan Perikanan Indonesia, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2007

kelompok telur ikan berdasarkan kualitas kulit luarnya

Telur dikelompokkan lebih lanjut berdasarkan kepada kualitas kulit luarnya, yaitu


a. Non adhesive : Telur mungkin sedikit adhesive pada waktu pengerasan cangkangnya, namun kemudian sesudah itu telur sama sekali tidak menempel pada apapun juga. Sebagai contohnya telur ikan salmon.



b. Adhesive : Setelah proses pengerasan cangkangnya telur itu bersifat lengket sehingga akan mudah menempel pada daun, akar tanaman, sampah, dll. Contohnya adalah telur ikan mas (Cyprinus carpio).



c. Bertangkal : Sungguh-sungguh merupakan keragaman yang khas dari bentuk adhesive, terdapat suatu bentuk tangkai kecil untuk menempelkan telur pada substrat. Telur macam demikian terdapat pada ikan smelt.


d. Telur berenang : Pada telur ini terdapat filamen yang panjang untuk menempel pada substrat atau filamen tersebut untuk membantu telur terapung sehingga sampai ke tempat untuk menempel didapatkan. Contohnya pada telur ikan hiu ( Scylliorhinus )



e. Gumpalan lendir :
Telur-telur diletakkan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir seperti pada ikan perch atau sebangsa ikan lele.



sumber : M.Ichsan Effendie, 1997

kelompok telur ikan berdasarkan berat jenisnya

Sistem pengelompokan telur ikan yang berdasarkan kepada jumlah kuning telur namun dikelaskan lebih lanjut berdasarkan berat jenisnya.

a. Non bouyant : Telur yang tenggelam ke dasar bila dikeluarkan oleh ikan dan akan, tetap di sana. Golongan telur ini menyesuaikan dengan tidak ada cahaya matahari. Kadang-kadang telur ini oleh induknya ditaruh atau ditimbun oleh batu-batuan atau kerikil. Sebagai contoh yang khas dari telur macam demikian terdapat pada ikan trout dan ikan salmon.

b. Semi bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-lahan, mudah tersangkut, dan
umumnya telur itu berukuran kecil. Contohnya pada ikan Coregonus.

c. terapung : Telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar sehingga terapung. Umumnya terdapat pada ikan-ikan yang hidup di laut.

sumber : M. Ichsan Effendie, 1997

Factor influencing fish chemical composition

Fish science a lot of that is : Physical, Chemical, Biology.

Factor influencing fish chemical composition
1. Intra and species inter
2. Way of living or way of eating
3. different Ground Fishing
4. Time or arrest season
5. Livelines of fish
6. Gender.

Faktor yang mempengaruhi komposisi kimia ikan

Ilmu ikan banyak sekali yaitu : Fisik, Kimia, Biologi.

Faktor yang mempengaruhi komposisi kimia ikan :
1. Intra dan inter species
2. Cara hidup atau cara makan
3. Fishing ground yang berbeda
4. Waktu atau musim penangkapan
5. Keaktifan ikan
6. Jenis kelamin

excellence and weakness of fish to result of fishery product

excellence and weakness of fish to result of fishery product.
Excellence of fish [is]

1. value of Biologis 90%.

value of biologis 90% its meaning if/when eating 1 fish singk hence 90 gram [in] our body, and 10 castaway gram.

15% fish flesh fully contain protein.
10% protein from besides fish flesh

2. Met many.
fishery potency 6,5 million ton / th

3. Its cheap price

4. Accepted many.

weakness of fish [is]

1. high Water rate.
Fish have high water rate, hence easy to happened decomposition process till decay, easy to live mikroorganisme as decomposition of deterioration

2. pH come near neutrally.
fish pH generally 6,5 - 6,7. if/when low pH hence deterioration microbe cannot live 3. Fastener jacquards a few/little

4. oxidized Easy fat.
Omega fat 3 and omega 9 representing fat is not saturated [is] easy to oxidized, so that emerge rancid aroma.

keunggulan dan kelemahan ikan terhadap hasil produksi

keunggulan dan kelemahan ikan terhadap hasil produksi perikanan


Keunggulan ikan adalah :

1. Nilai biologis 90%
nilai biologis 90% artinya bila makan 1 kg ikan maka 90 gram tertahan di badan kita, dan 10 gram terbuang.

15% daging ikan sepenuhya mengandung protein
10% protein dari selain daging ikan

2. Banyak dijumpai
potensi perikanan 6,5 juta ton / th

3. Harganya murah

4. Banyak diterima





kelemahan ikan adalah :

1. Kadar air tinggi

Ikan mempunyai kadar air tinggi, maka mudah terjadi proses perombakan hingga busuk mudah hidup mikroorganisme sebagai pembusuk.

2. pH mendekati netral

pH ikan umumnya 6,5 - 6,7
bila pH rendah maka mikroba pembusuk tidak dapat hidup


3. Tenunan pengikat sedikit


4. Lemak mudah teroksidasi

Lemak omega 3 dan omega 9 merupakan lemak tidak jenuh mudah teroksidasi, sehingga muncul aroma tengik

jenis/tipe aerator berdasarkan fungsinya

tipe aerator :

a. Gravity aerator ( Pengaruh gaya berat )

prinsip : menjatuhkan air sehingga terjadi kontak air dengan udara yang lebih banyak.
macam :
/strong>
1. Weir with splash board

2. Weir with paddle wheel

3. Weir with rotating board

4. Weir with inclined plane without hole

5. Weir with inclined plane with hole

6. Lattice aerator

7. Riser with perporated aprous





b. Surface aerator ( Permukaan )

Prinsip : mencampurkan air yang telah ada dalam kolam dengan cara memancarkan ke udara atau membuat permukaannya menjadi luas ( bergelomang )


c. Diffusier aerator ( mencampurkan )
Prinsip : mencampurkan udara beroksigen dalam air sehingga lebih banyak air yang bersinggungan dengan udara.

d. Turbine aerator ( kincir )


e. Kombinasi 2 atau lebih a sampai d



Who Else Wants To Quickly And Easily Have The Perfect Freshwater Aquarium That Keep Your Fish Healthy, Happy, And Thriving For Years To Come?

kegunaan aerasi air

Aerasi Air

Prinsip aerasi air pada kolam ikan adalah :
1. memperluas areal permukaan yang kontak dengan udara
2. Mencampur air dengan udara atau bahan lain sehingga air yang beroksigen rendah kontak dengan oksigen atau udara
3. Mencampurkan air yang beroksigen tinggi dengan air yang beroksigen rendah
4. Sirkulasi air
5. Udara sebagai sumber oksigen paling tinggi di alam

Dasar dan kegunaan teknologi hasil perikanan

Dasar Teknologi hasil perikanan.
definisi dasar teknologi hasil perikanan :
Perlakuan yang diberikan kepada hasil perikanan dengan tujuan untuk memperpanjang daya simpan.

Kegunaan Teknologi hasil perikanan :
1. Mencegah penurunan mutu hasil perikanan
2. Mencegah keracunan
3. Persediaan makanan
4. memperluas distribusi
5. Sumber penghasilan
6. Meningkatkan nilai ekonomis

Manfaat Plankton pada kolam ikan

Manfaat Plankton pada kolam ikan

1. Plankton nabati sebagai produsen oksigen di perairan
2. Plankton nabati menyerap senyawa berbahaya bagi udang ( amoniak ), secara langsung maupun tidak langsung.
3. makanan alami khusus pada penebaran benur
4. menekan pertumbuhan lumut di dasar tambak

Peranan pemberian kapur pada plankton

Peranan pemberian kapur pada plankton
- Pengapuran kolam ikan direkomondasikan pada malam hari sehingga unsur karbonat akan bertambah, yang berarti kemampuan mengikat CO2 dalam air semakin besar, sehingga semakin banyak ion OH- ( OH min) yang dilepaskan ke air akan menyebabkan kenaikan pH dan CO2 terbentuk kembali.

pada reaksi tersebut dapat digunakan untuk aktifitas fotosintesis plankton pada pagi hari , dengan demikian keberadaan plankton dalam air dapat dipertahankan terus-menerus.

peranan pemberian kapur pada kolam

pada malam hari aktifitas respirasi yang dilakukan plankton meningkat menyebabkan reaksi berantai kabornat bikarbonat yang berada di dalam tambak. aktifitas respirasi ini mengakibatkan peningkatan CO2 sehingga dalam reaksi tersebut secara bertahap akan dilepaskan ion H+ yang menyebabkan pH air tambak menurun




peranan pemberian kapur pada kolam ikan:

1. Meningkatkan pH air

2. Menambah ketersediaan pospat sebagai unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan plankton ( Algae hijau biru )

3. Meningkatkan alkalinitas air tambak

4. Mereduksi bahan organik di dasar tambak


Jenis kapur

1. Kapur Pertania ( CaCO3 )

2. Kapur Dolomit ( CaCO3MgCO3 )

3. Kapur Silikat ( CaSi O3 )


Sistem pengelolaan budidaya ikan

Sistem pengelolaan budidaya ikan memerlukan, tahapan budidaya :
tahapan budidaya ikan diantara yaitu :
1. Persiapan kolam
2. Pengapuran dan pemupukan tanah
3. Pengeringan kolam
4. Pengisian Air
5. Pemupukan Air
6. Penumbuhan plankton
7. Penambahan plankton
8. Aklimasi benih
9. Penebaran Benih
10. Pengelolaan Pakan
11. Pengelolaan Kualitas air

Sistem pengelompokkan telur ikan berdasarkan jumlah kuning telur

Sistem pengelompokkan telur ikan berdasarkan kepada jumlah kuning telurnya.

Oligolecithal
Telur yang mengandung kuning telur sangat sedikit jumlahnya. Contoh ikan yang mempunyai telur demikian adalah Amphioxus.

Telolecithal
Telur telolecithal mengandung sejumlah kuning telur lebih banyak dari pada telur oligolecithal. lkan yang mempunyai telur telolecithal banyak terdapat di daerah yang bermusim empat, misalnya pada ikan Sturgeon,

Macrolecithal
Telur yang mempunyai kuning telur relatif banyak dengan keping cytoplasms di bagian kutub animanya. telur macam ini banyak terdapat pada kebanyakan ikan.
sumber : M. ichsan Effendie,1997

Sistem Resirkulasi Air

Sistem Resirkulasi Air


pada hakekatnya sistem resirkulasi yang diterapkan pada budidaya ikan adalah untuk mengatasi masalah penyediaan sumber air yang tidak terus menerus sepanjang tahun. Sistem ini bersipat menghemat penggunaan air bila lahan yang dikelola terbatas sumber air.


sistem resirkulasi air yang diterapkan pada usaha udang ditambak dibagi atas beberapa unit petak perlakuan yang pada prinsipnya ialah untuk sterilisasi air yang telah dipakai selama kegiatan budidaya. Adapun petak-petak yang ada di tambak yaitu :

Petak 1 (sterilisai)

Unit petak pertama untuk petak karantina yang berfungsi menetralisir pestisida, amoniak, besi, juga berfunsi untuk sedimentasi / pengendapan.

Petak 2 ( Petak Biofilter )

Fungsi mengembangkan ekosistem lingkungan perairan tambak atau mengurangi kelimpahan plankton yang merugikan. pada petak biofilter ini ditanami ikan bandeng yang fungsinya untuk menambah Oksigen di dalam ekosistem tersebut.

Petak 3 ( Petak penampungan air reservoar)

Fungsi sebagai petak perbaikan dan stabilisasi mutu air



1. Sumber air

2. Reservoar
Penyimpanan air sementara
4. saluran pemasukan


5. kolam produksi / kolam pembesaran


6. saluran pembuangan
tretment biologis, kerang hijau, bandeng, belanak


7. kolam pengendapan treatment biologis ( bakteri pengurai, aerasi, kincir air )







sistem resirkulasipada tambak

peningkatan usaha budidaya perikanan

peningkatan usaha budidaya perikanan dapat dilakukan bila:
1. Tersedianya benih ikan yang terjamin pengadaannya.
2. Peningkatan produktifitas melalui metode pemupukan dan metode pemberian pakan buatan
3. Peningkatan induk ikan unggul guna kepentingan usaha perbenihan ikan.
4. Perbaikan mekanisme tata air unit budidaya

menciptakan usaha budidaya ikan secara terus menerus

untuk menciptakan usaha budidaya secara terus menerus diperlukan cara pengelolaan usaha yang didasarkan prinsip budidaya antara lain :
1. Pemilihan tingkat budidaya ( tradisional, madya, maju )
2. Memelihara komoditas ikan yang telah memasyarakat, disesuaikan dengan minat konsumnen
3. Menentukan Lokasi sumber air yang tepat, bagus sepanjang tahun
4. Kemampuan reproduksi ikan respon terhadap pakan,
5. Adaptasi lingkungan perairan dan pertumbuhan ikan

Budidaya Perikanan ( Rekayasa Perikanan Budidaya )

Rekayasa Perikanan Budidaya
- Manajemen pengelolaan usaha budidaya
1. Benih Bermutu
2. Induk Unggul

Tujuan Budidaya perikanan dalam kegiatan ekonomi perikanan :
Tujuan Budidaya perikanan Pada dasarnya adalah penyediaan stok ikan secara kontinue mengingat produk yang dihasilkan pada penangkapan ikan tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar terus menerus.

selanjutnya disisi lain pada usaha penangkapan ikan, tergantung :
1. Musim ikan
2. Faktor cuaca
3. Kelimpahan ikan
4. modal cukup tinggi


bila dibandingkan dengan usaha budidaya faktor modal tidak sebesar usaha penangkapan, stoking produk dapat diusahakan dengan menciptakan usaha pembenihan, pendederan, dan pembesaran yang pada akhirnya diperoleh ikan ukuran konsumsi yang akan didistribusikan ke pasar.

Kinds of spawn.



Kinds of spawn.







Research to fish larva and egg [in] free nature in Indonesia not yet [done/conducted] many, again, [do] not as in some neighbouring state. Delsman ( 1921 - 1938) representing first person [doing/conducting] research exhaustively to fish larva and egg of pelagis [in] Java Sea. But still limited to some just species that is some of important economic fishs which there are [in] Java Sea. Still many other species [of] bream goodness and also sea fish in Indonesia which not yet been checked. Egg and fish larva which [is] conducting have checked many by [all] student but generally not yet been publicized. Some kinds of egg of pelagis larva and [in] Java Sea got by Delsman like [at] Picture 13.









































Picture 13. Kinds of spawn of pelagis of Java Sea and Malacca Strait ( Delsman, 1929) Picture boldness







1. Chirocentrus Dorab







2. Unknown







3. Clupea Fimbriata







4. Stelophorus Heterolobus







5. Engraulis Kammalensis







6. Stolephorus Indicus







7. Trichiurus Sp







8. Muraena Sp







9. Decapterus ( Caranx) Kurra







10. Hemirhampus Spec .







11. Caranx Macrosoma







12. Dorosoma Chacunda







13. Chanos Chanos







14. Pellona Sp.







15. Cybium Maculatum







16. Echeneis Naucrates







17. Saurida Tumbil







18. Harpodon Nehereus







19. Tetrodon Sp .







20. Unknown







21. Fistularia Serrata










Research of fish larva and egg of pelagis in Indonesia require to pay attention many factor playing a part. Most pattern breeder of fishs in Indonesia still not yet been known, big therefore its possibility in [is] during the year got [by] fish which [is] berpijah. Thereby hence will be got [by] kinds of fish larva and egg jumbling in growth storey;level which different each other. [Do] not all spawn have [is] same form, but there [is] egg having size measure and form which much the same to like [at] species which in one gender or which nearby just small distinguishment base on its species.











Source M. Ichsan Effendie, 1997.

Gambar Macam-macam telur ikan

Gambar Macam-macam telur ikan.


Penelitian terhadap telur dan larva ikan di alam bebas di Indonesia belum banyak dilakukan, lagi, tidak seperti di beberapa negara tetangga. Delsman (1921 –1938) merupakan orang pertama yang melakukan penelitian secara mendalam terhadap telur dan larva ikan pelagis di Laut Jawa. Namun masih terbatas pada beberapa spesies saja yaitu sebagian dari ikan-ikan ekonomis penting yang terdapat di Laut Jawa.



Masih banyak spesies lainnya baik ikan air tawar maupun ikan laut di Indonesia yang belum diteliti. Telur dan larva ikan yang dibudidayakan sudah banyak diteliti oleh para mahasiswa tetapi umumnya belum dipublikasikan. Beberapa macam telur pelagis dan larva di Laut Jawa yang didapat oleh Delsman seperti pada Gambar 13.












Gambar 13. Macam-macam telur ikan pelagis dari Laut Jawa dan Selat Malaka (Delsman, 1929)
Keterangan gambar:


1. Chirocentrus dorab


2. Tidak dikenal


3. Clupea fimbriata


4. Stelophorus heterolobus


5. Engraulis kammalensis


6. Stolephorus indicus


7. Trichiurus sp.


8. Muraena sp.


9. Decapterus (Caranx) kurra


10. Hemirhampus spec.


11. Caranx macrosoma


12. Dorosoma chacunda


13. Chanos chanos


14. Pellona sp.


15. Cybium maculatum


16. Echeneis naucrates


17. Saurida tumbil


18. Harpodon nehereus


19. Tetrodon sp.


20. Tidak dikenal


21. Fistularia serrata


Penelitian telur dan larva ikan pelagis di Indonesia perlu memperhatikan banyak faktor yang memegang peranan. Kebanyakan pola pemijahan ikan-ikan di Indonesia masih belum diketahui, oleh karena itu besar kemungkinannya dalam sepanjang tahun didapatkan ikan yang berpijah. Dengan demikian maka akan didapatkan bermacam telur dan larva ikan yang bercampur aduk dalam tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Tidak semua telur ikan mempunyai bentuk yang sama, namun ada telur yang mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama seperti pada spesies yang dalam satu genus atau yang berdekatan dengan pembeda yang kecil saja bergantung pada spesiesnya.

Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997




EARLY CYCLING LIFE FISH



EARLY CYCLING LIFE FISH.

Attention to processs which there are in growth early fish life represent piquancy because relating to the fish population stability in a[n territorial water. Mortalitas in the early growth of fish life generally very big where fluctuation of mortalitas have big share in determining variation [of] produce [at] annually. However this matter still need digs of furthermore research to be developed [by] its benefit. More to fishs species of tropik, a lot of which not yet been laid open.

Spawn with its sharess. Vertebrate egg, pursuant to to amount of deutoplasma ( egg yolk, etcetera) which there are in cytoplasma, can be divided [by] two ( Nelsen, 1953


a. egg of Homolecithal ( isolecithal).
this Egg faction only there are [at] mammalia. Amount of scanty deutoplasma especially in the form of fat items and biggest egg yolk in cytoplasma.

b. egg of Telolecithal.
In egg of this faction there are a number of egg yolk gathering [at] one of [the] its pole. fish of Ganoid have egg which kinds of him [is] equal to kinds of egg of amphibia which [do] not have foot/feet ( Gymnophiona) where amount of its egg yolk relative many and gather [at] one of [the] its pole. Romer ( 1955) naming egg faction that way by the name of mesolecithal. Egg [at] fish of Teleostei and Elasmobranchia its it massif. Protoplasm of this egg later will participate [at] some first bisection, its amount a few/little. Egg yolk [do] not partake in bisection processs, while growth of [its] embryo limited to cytoplasma found on pole of anima.


spawn of Ovipar which not yet fruit ( Picture 11), its exterior [is] arranged in layers by named [by] membrane [is] capsule membrane or of chorion. Below/Under chorion.terdapat again named [by] second membrane [of] membrane of vitelline. third membrane encircle egg plasma and the membrane named [by] plasma membrane. Third [of] all these membrane [of] him patch one another and [do] not there are room among others.














( picture. 11 )

Part of egg which there are cytoplasma usually gather [in] side upper egg which named [by] pole of anima. Undercarriage [of] him that is [at] adversative pole there are a lot of egg yolk. Polar this named [by] pole of vegetatif. In fact egg yolk [at] this fish almost fill entire/all volume of cell. Egg yolk exist in middle shares [of] its situation more condensed than egg yolk exist in part of periphery caused by cytoplasma. Beside that cytoplasma many there are [at] around core of egg. [At] chorion there are a micropyle that is a[n its pullin puncture [of] sperma into egg when happened impregnation.

If new egg [of] exit of mains body and come into contact with water there [is] two matter to happened is. First [of] membrane of chorion will escape with membrane of vitelline and form room. This room [is] named [by] room of perivitelline ( Picture 12). Entry of water into egg because of difference of pressure of osmose and of imbibisi protein found on surface of egg yolk. membrane of Vitelline represent barrier entry of water don't seep into egg. Second process [is] ossification of membrane of chorion. needed to time ossification of membrane of chorion unegual base on ion of calsium which there are in water.






( Picture 12).
According to Hoar ( 1957) egg which [is] incubated in pregnant water [of] chlorida calsium 0,0001 M, its membrane [of] him will be more ossify from [at] incubated egg [in] water refine. Ossification of this chorion will prevent the happening of impregnation of polyspermi. With existence of room of perivitelline below/under hard chorion, hence egg can make a move more free during its growth. Influence waving to position of embryo which [is] expanding very tereduksi caused by room of perivitelline that.

Impregnation In course of impregnation, spermatozoa come into egg [pass/through] hole of micropyle found on chorion. Every spermatozoa have [is] same opportunity for fruit one egg. However because place room the happening of impregnation that is meeting of egg with spermatozoa [at] fish of ovipar very big, hence opportunity of that spermatozoa to come in contact with egg in fact very small.


To overcome [the] mentioned [so that/ to be] success impregnation, spermatozoa the [released] [by] its amount very [is] big compared to the amount of egg to fruit. optimum in a condition fish spermatozoa which is just [released] from body have strength to make a move in water during 1 - 2 minute.

Pursuant to to research which have been [done/conducted] by Hartman as well as by Motalenti ( Hoar, 1957), and egg of sperma which is just [released] from mains body, [releasing] chemical Iihat vitamin which useful in impregnation process. According to most literature of America, Iihat vitamin [released] by and egg of sperma named [by] Gamone. Gamone coming from egg [is] Gynamone I and of Gynamone II. Gamone coming from spermatozoa [is] Androgamone I and of Androgamone II. functioning Gynamone I to quicken to movement and draw spermatozoa of [is] same species by chemotaksis.


functioning Gynamone II to collect and arrest;detain spermatozoa [at] surface of egg. Function of Androgamone I [is] to depress spermatozoa aktifitas when still stay in masculine fish genital channel. While functioning Androgamone II to make surface of charion become flabby as against from function of Gynamone II.

Relatively egg coat which have in water [is] ossifying and cannot be penetrated by spermatozoa except passing micropyle which its for like funnel. big Funnel hole located in small hole and exterior [in] interior. That hole that way the so small so that not possible (to) earn to be passed by by sperma more than one in one time. When spermatozoa come into funnel hole, that represent cork to the other and after head of spermatozoa that enter, shares its tail escape. Thereby impregnation [at] fish generally monosperma where if have entered one spermatozoa will quickly happened change [at] part of micropyle.

Even so happened impregnation of polyspermi, only one molten spermatozoa consist with the core of egg. While the other sipped by egg upon which its food. Momentary after happened impregnation, egg content rather a little a few/little because breaking of cavity of alveoli which there are in egg. With occurence [of] cavity of perivitelline more big so that fruit egg which have can perform [a] movement of giration during its growth hatch.

Source : M. Ichsan Effendie, 1997
















AWAL DAUR HIDUP IKAN



AWAL DAUR HIDUP IKAN



Perhatian terhadap proses-proses yang terdapat dalam perkembangan awal hidup ikan merupakan hal yang menarik karena berhubungan dengan stabilitas populasi ikan tersebut dalam suatu perairan. Mortalitas pada awal perkembangan hidup ikan umumnya sangat besar dimana fluktuasi mortalitas mempunyai andil yang besar dalam menentukan variasi produksi pada tiap­tiap tahunnya. Akan tetapi hal ini masih memerlukan penggalian-penggalian penelitian yang lebih lanjut untuk dikembangkan manfaatnya. Lebih-lebih terhadap species ikan-ikan tropik, banyak sekali yang belum diungkapkan.




Telur ikan dengan bagian-bagiannya.
Telur hewan bertulang belakang, berdasarkan kepada jumlah deutoplasma (kuning telur, dan sebagainya) yang terdapat di dalam cytoplasma, dapat dibagi dua (Nelsen, 1953):

a. Telur homolecithal (isolecithal).
Golongan telur ini hanya terdapat pada mammalia. Jumlan deutoplasma hanya sedikit terutama dalam bentuk buti-butir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam cytoplasma.

b. Telur telolecithal.
Dalam telur dari golongan ini terdapat sejumlah kuning telur yang berkumpul pada salah satu kutubnya. Ikan ganoid mempunyai telur yang macamnya sama dengan macam telur amphibia yang tidak berkaki (Gymnophiona) dimana jumlah kuning telurnya relatif banyak dan berkumpul pada salah satu kutubnya. Romer (1955) menamakan golongan telur demikian dengan nama mesolecithal.



Telur pada ikan Teleostei dan Elasmobranchia deutoplasmanya masif. Protoplasma dari telur ini kelak akan mengambil bagian pada beberapa pembelahan pertama, jumlahnya sedikit. Kuning telur tidak turut dalam proses-proses pembelahan, sedangkan perkembangan embrionya terbatas pada cytoplasma yang terdapat pada kutub anima.



Telur ikan ovipar yang belum dibuahi (Gambar 11), bagian luarnya dilapisi oleh selaput yang dinamakan selaput kapsul atau chorion. Di bawah chorion.terdapat lagi selaput yang kedua dinamakan selaput vitelline. Selaput yang ketiga mengelilingi plasma telur dan selaput tersebut dinamakan selaput plasma.


Ketiga selaput ini semuanya menempel satu sama lain dan tidak terdapat ruang diantaranya. Bagian telur yang terdapat cytoplasma biasanya berkumpul di sebelah telur bagian atas yang dinamakan kutub anima. Bagian bawahnya yaitu pada kutub yang berlawanan terdapat banyak kuning telur. Kutub ini dinamakan kutub vegetatif. Sebenarnya kuning telur pada ikan ini hampir mengisi seluruh volume cell. Kuning telur yang ada di bagian tengah keadaannya lebih pekat daripada kuning telur yang ada pada bagian pinggir karena adanya cytoplasma. Selain dari itu cytoplasma banyak terdapat pada sekeliling inti telur. Pada chorion terdapat sebuah micropyle yaitu suatu lubang kecil tempat masuknya sperma kedalam telur pada waktu terjadi pembuahan.

Apabila telur baru keluar dari tubuh induk dan bersentuhan dengan air ada dua hal yang akan terjadi. Pertama selaput chorion akan terlepas dengan selaput vitelline dan membentuk ruang. Ruang ini dinamakan ruang perivitelline (Gambar 12). Masuknya air ke dalam telur disebabkan oleh perbedaan tekanan osmose dan imbibisi protein yang terdapat pada permukaan kuning telur. Selaput vitelline merupakan penghalang masuknya air jangan sampai merembes ke dalam telur.



Proses yang kedua ialah pengerasan selaput chorion. Waktu yang diperlukan untuk pengerasan selaput chorion tidak sama bergantung pada ion calsium yang terdapat dalam air. Menurut Hoar (1957) telur yang ditetaskan dalam air yang mengandung calsium chlorida 0,0001 M, selaput chorionnya akan lebih keras dari pada telur yang ditetaskan di air suling. Pengerasan chorion ini akan mencegah terjadinya pembuahan polyspermi. Dengan adanya ruang perivitelline di bawah chorion yang mengeras, maka telur dapat bergerak lebih bebas selama dalam perkembangannya. Pengaruh gelombang terhadap posisi embryo yang sedang berkembang sangat tereduksi karena adanya ruang perivitelline itu.





Pembuahan
Dalam proses pembuahan, spermatozoa masuk ke dalam telur melalui lubang micropyle yang terdapat pada chorion. Tiap spermatozoa mempunyai kesempatan yang sama untuk membuahi satu telur. Akan tetapi karena ruang tempat terjadinya pembuahan yaitu pertemuan telur dengan spermatozoa pada ikan ovipar sangat besar, maka kesempatan spermatozoa itu untuk bertemu dengan telur sebenarnya sangat kecil.




Untuk mengatasi hal tersebut agar pembuahan berhasil, spermatozoa yang dikeluarkan jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah telur yang akan dibuahi. Dalam kondisi yang optimum spermatozoa ikan yang baru dikeluarkan dari tubuh mempunyai kekuatan untuk bergerak dalam air selama 1 – 2 menit.



Berdasarkan kepada penelitian yang telah dilakukan oleh Hartman dan juga oleh Motalenti (Hoar, 1957), telur dan sperma yang baru dikeluarkan dari tubuh induk, mengeluarkan zat kimia yang berguna dalam proses pembuahan. Menurut kebanyakan literatur dari Amerika, zat yang dikeluarkan oleh telur dan sperma dinamakan Gamone. Gamone yang berasal dari telur adalah Gynamone I dan Gynamone II. Gamone yang berasal dari spermatozoa adalah Androgamone I dan Androgamone II. Gynamone I berfungsi untuk mempercepat pergerakan dan menarik sper­matozoa dari spesies yang sama secara chemotaksis. Gynamone II berfungsi untuk mengum­pulkan dan menahan spermatozoa pada permukaan telur. Fungsi Androgamone I ialah untuk menekan aktifitas spermatozoa ketika masih berada dalam saluran genital ikan jantan. Sedangkan Androgamone II berfungsi untuk membuat permukaan charion menjadi lembek sebagai lawan dari fungsi Gynamone II.



Secara relatif lapisan telur yang sudah dalam air adalah keras dan tidak dapat ditembus oleh spermatozoa kecuali melalui micropyle yang bentuknya seperti corong. Lubang corong yang besar terletak di bagian luar dan lubang yang kecil di bagian dalam. Lubang itu demikian kecilnya sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh sperma lebih dari satu dalam satu waktu. Ketika spermatozoa masuk ke dalam lubang corong, itu merupakan sumbat bagi yang lainnya dan setelah kepala spermatozoa itu masuk, bagian ekornya terlepas. Dengan demikian pembuahan pada ikan umumnya monosperma dimana kalau sudah masuk satu spermatozoa akan cepat terjadi perubahan pada bagian micropyle.



Kalaupun terjadi pembuahan polyspermi, hanya satu spermatozoa yang melebur bersatu dengan inti telur. Sedangkan yang lainnya dihisap oleh telur sebagai bahan makanannya. Sesaat setelah terjadi pembuahan, isi telur agak sedikit mengkerut karena pecahnya rongga alveoli yang terdapat di dalam telur. Dengan kejadian tersebut rongga perivitelline lebih membesar sehingga telur yang telah dibuahi dapat mengadakan pergerakan rotasi selama dalam perkembangannya sampai menetas.


Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997


Prawn of Windu ( Penaeus Monodon )

Prawn of Windu ( Penaeus Monodon )

Prawn of Windu represent one of the many prawn type which many conducting by [all] farmer of prawn. If/When will be mentioned, lobster of penaeid which included in prawn dam out for example prawn of windu ( Penaeus Monodon ), white prawn ( Penaeus Merguiensis ), prawn of werus ( Metapenaeus Monoceros and berkenroadi Metapenaeus ), and sandalwood prawn ( Metapenaeus Brevicornis). Germinal [of] reeling of fishpond prawn caused [by] its shut-in [of] prawn which [is] in phase of postlarva in fishpond.

long within, this prawns [of] shut-in and become bigly is. Chosen [of] prawn him of windu as especial choice [of] farmer of prawn of[is no other because in character having high resilience to its environment. With high resilience, conservancy of prawn of windu reach large sizely ( size king), that is 80-100 g / tail can reach during 5-6 months.

Source : M.Syahid, Ali Subhan, Rochim Armando, 2006

Udang windu

Udang windu.

Udang windu merupakan salah satu dari banyak jenis udang yang banyak dibudidayakan oleh para petambak udang. Bila hendak disebutkan, udang laut penaeid yang termasuk dalam udang tambak antara lain udang windu (Penaeus monodon), udang putih (Penaeus merguiensis), udang werus (Metapenaeus monoceros dan Metapenaeus berkenroadi, dan udang cendana (Metapenaeus brevicornis). Asal mula penyebutan udang tambak disebabkan terkurungnya udang yang sedang dalam tahap postlarva di dalam tambak.


Sekian lama, udang-udang ini terkurung dan menjadi besar. Terpilihnya udang windu sebagai primadona petambak udang tak lain karena sifatnya yang mempunyai ketahanan tinggi terhadap lingkungannya. Dengan ketahanan yang tinggi tersebut, pemeliharaan udang windu sampai mencapai ukuran besar (king size), yaitu 80—100 g/ekor dapat dicapai dalam waktu 5-6 bulan.
Sumber : M.Syahid, Ali Subhan, Rochim Armando, 2006

Door of PVC at aqueduct dismissal of fishpond


Door of PVC [at] aqueduct dismissal of fishpond.
Usage of pipe of PVC recognized also



with rickety pipe system or chiffon system. Way of this [job/activity] use water level principle which always flatten [in] each;every place. Arrangement of water [done/conducted] freely and reset pipe. Expense of levying of pipe door very [is] efficient compared to other door type. But, there are weakness [at] this system because age its use enough shorten brittle easy effect [of] materials him maker of pipe.
Source : S. Rachmatun Suyanto and Ahmad Mujiman, 1999.


Pintu PVC pada saluran pembuangan air kolam ikan


Pintu PVC
Penggunaan pipa PVC dikenal juga dengan sistem pipa goyang atau sistem sifon. Cara kerja ini menggunakan prinsip permukaan air yang selalu rata di setiap tempat. Pengaturan air dilakukan dengan melepas dan memasang kembali pipa pralon.
Biaya pengadaan pintu pralon sangat efisien dibandingkan jenis pintu lainnya. Namun, terdapat kelemahan pada sistem ini karena umur penggunaannya cukup singkat akibat mudah rapuhnya bahan pembuat pipa tersebut.


Sumber : S. Rachmatun Suyanto dan Ahmad Mujiman, 1999

Wood door [at] aqueduct expenditure of fishpond


Wood door [at] aqueduct expenditure of fishpond.


Wood door consist of compiled

[by] board blades have align. Flood gate this type of generally the included in open type.
Strength of wood materials [do] not enable if/when its tabletop [is] closed and passed [by] vehicle. Wood door [is] usually made to conduct water to check of fishpond.
Source S. Rachmatun Suyanto and Ahmad Mujiman, 1999.


Bentuk Pintu Kayu pada saluran pengeluaran air kolam ikan


Gambar Pintu kayu

Pintu kayu terdiri dari bilah-bilah papan yang disusun berjajar. Pintu air jenis ini umumnya termasuk dalam tipe terbuka. Kekuatan bahan kayu tidak memungkinkan bila bagian atasnya ditutup dan dilaui kendaraan. Pintu kayu biasanya dibuat untuk mengalirkan air ke petak tambak.
Sumber : S. Rachmatun Suyanto dan Ahmad Mujiman, 1999

Aqueduct door dismissal of fishpond ( monik)


b. Aqueduct door dismissal of fishpond ( monik) . [At] aqueduct door

dismissal of pool ( monik ), used [by] pipe / aqueduct closed to conduct pool water. Diameter partition off used [cover/conclusion] shall be adapted for [by] diameter of pipe. Door ( monik) of[is including door type closed. That way, door tabletop [do] not annoyed operation moment so that can pass by vehicle. door of Monik efficient for amount of water required which small enough so that [is] often used as [by] door dismissal of water [at] intensive fishpond.
Source S. Rachmatun Suyanto and of Ahmad Mujiman, 1999.

Gambar Pintu Monik Kolam




b. Pintu monik



Pada pintu monik, digunakan gorong-gorong untuk mengalirkan air. Diameter sekat penutup yang digunakan hendaknya disesuaikan dengan diameter gorong-gorong.
Pintu monik termasuk tipe pintu tertutup. Dengan begitu, bagian atas pintu tidak terganggu saat pengoperasian sehingga dapat dilewati oleh kendaraan. Pintu monik efisien untuk kebutuhan air yang cukup kecil sehingga sering digunakan sebagai pintu pembuangan air pada tambak intensif.




Sumber: S. Rachmatun Suyanto dan Ahmad Mujiman, 1999