I Made Budi - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan

I MADE BUDI - Penemu Formula Sari Buah Merah untuk Pengobatan

Secercah harapan bagi penderita HIV/AIDS untuk sembuh muncul dari pulau paling timur Indonesia, Papua. Sari Buah Merah (Pandanus conoideus Lum.) yang diduga hanya tumbuh di pulau tersebut, tampaknya bisa diprediksi sebagai obat penangkal virus yang menyerang kekebalan tubuh.

Drs. I Made Budi, MS menceritakan tentang pengalamannya menggunakan Sari Buah Merah terhadap seorang pengidap HIV/AIDS. Berat badannya semula 27 kg, karena terserang virus yang belum ada obatnya itu, namun setelah mengonsumsi Sari Buah Merah, naik menjadi 42 kg. Awalnya, orang yang mengidap HIV/AIDS itu dibawa oleh Yayasan Pengembangan Kesehatan Masyarakat (YPKM) Papua kepada I made Budi yang sedang meneliti buah itu. YPKM Papua yang mengetahui adanya Sari Buah Merah yang dapat merekondisi kesehatan penderita HIV/AIDS meminta I Made Budi untuk membuatkan dan meminumkannya kepada si pengidap HIV/AIDS. Setelah beberapa lama meminum Sari Buah Merah, ternyata ia merasa lebih baik. Gejala diare berat dan sariawan yang muncul jika mengidap HIV/AIDS hilang. Ia merasa segar dan bisa melakukan kegiatan sehari-hari, bak orang sehat kembali.

Sari Buah Merah yang disebut Kuansu oleh penduduk setempat menjadi fokus penelitiannya untuk obat secara tidak sengaja. Awalnya, lanjut Made, Buah Merah itu diambil oleh masyarakat Wamena hanya sebagai bahan makanan. Dosen Universitas Cendrawasih itu mengamati secara seksama kebiasaan masyarakat tersebut yang mengonsumsi buah merah itu, ternyata masyarakat sekitar jarang terkena penyakit berat seperti hepatitis, kanker, jantung, hipertensi dan termasuk HIV/AIDS. " Saat itu saya menduga, jarangnya penyakit yang diderita masyarakat Wamena pasti berhubungan dengan buah itu," ujar Made.

Setelah meneliti beberapa lama, ternyata Buah Merah itu banyak mengandung Antioksidan, Betakarotin, Omega 3 dan 9, serta banyak zat lain yang meningkatkan daya tahan tubuh. "Kemudian saya melakukan percobaan kepada 30 unggas karena virus penyakit yang berbahaya tersebut juga ditemukan sudah menyerang unggas," ujar Made yang menyelesaikan S2 bidang gizi masyarakat di Institut Pertanian Bogor (IPB).

Semula ahli gizi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) itu hanya ingin mengungkap kandungan gizi buah tersebut, namun akhirnya ia mencoba juga meneliti, apakah bisa untuk menangkal HIV/AIDS. Ternyata dari hasil analisis, kandungan kimiawi Buah Merah itu dapat yang mengilhami Made untuk menjadikan sebagai obat. Buah Merah itu mengandung zat gizi bermanfaat dalam kadar tinggi. Di antaranya Betakaroten, Tokoferol, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dan dekanoat. Semuanya merupakan senyawa obat aktif.

Betakaroten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan flek pada arteri. Jadi aliran darah ke jantung dan otak berlangsung tanpa sumbatan. Interaksinya dengan protein meningkatkan produksi antibodi. Ini meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan memperbanyak aktifitas sel T Helpers dan limposit. Suatu studi membuktikan konsumsi betakaroten 30 - 60mg/hari selama 2 bulan membuat tubuh memiliki sel-sel pembunuh alami terbanyak. Bertambahnya sel-sel pembunuh alami itu menekan kehadiran sel-sel kanker. Mereka ampuh menetralisir radikal bebas senyawa karsinogen, penyebab kanker.

Peran Buah Merah lainnya yaitu sebagai antikarsinogen yang makin lengkap dengan kehadiran tokoferol. Senyawa ini berperan dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh yang menjadi sasaran HIV/ AIDS.

Buah Merah yang mengandung Omega 3 dan 9 dalam dosis tinggi itu sebagai asam lemak tak jenuh yang gampang dicerna dan diserap sehingga memperlancar metabolisme. Lancarnya metabolisme sangat membantu proses penyembuhan. Sebab, tubuh mendapat asupan protein yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Asam lemak yang dikandung buah merah juga merupakan antibiotik dan antivirus. Mereka aktif melemahkan dan meluruhkan membran lipida virus serta mematikannya. Bahkan virus tidak diberi kesempatan untuk membangun struktur baru sehingga tak bisa melakukan regenerasi. Karena kemampuan itu, ia efektif menghambat dan membunuh beragam strain HIV/AIDS, termasuk virus hepatitis yang merusak sel hati. Ia juga terbukti menghambat dan membunuh sel-sel tumor aktif.

Sumber: Harian Pikiran Rakyat, 6 Desember 2004.

ANAK BANGSA BERKIPRAH DALAM DUNIA PENEMUAN