Faktor-faktor genetik ( Kromosom ikan )

Faktor-faktor genetic.

Pada waktu terjadi peleburan spermatozoa dengan inti telur, terjadi pula persatuan material yang berasal dari dua sumber. Baik telur ataupun spermatozoa membawa sifat dari masing-­masing induk yaitu kromosom.



Kromosom merupakan benda kecil, terletak dalam inti sel, bertanggung jawab untuk transmisi atau pemindahan sifat keturunan. Kromosom ini hanya dapat terlihat pada waktu terjadi pembelahan sel secara mitosis terutama pada saat metaphase dengan cara pewarnaan khusus. Ukuran dan bentuk kromosom itu berbeda dalam species ikan yang berlainan. Namun kromosom itu dapat dibedakan menjadi 4 macam sebagai berikut ( Gambar 16 ):


a = Acro(telo)centric (t).

Kromosom telocentric centromerenya yaitu daerah tempat menempel benang pada waktu mitosis terletak dekat salah satu ujung kromosom.


b = Subtelocentric (st).

Kromosom subtelocentric centomerenya berdekatan ke ujung kromosom, tetapi terdapat lengan kromosom yang pendek.


c = Submetacentric (sm).

Kromosom submetacentric centromerenya terletak di tengah-tengah. kromosom. Kedua lengan kromosomnya terlihat tapi tidak sama panjang.



d = Metacentric (m).

Kromosom metacentric centromerenya dengan dua lengan kromosom yang sama panjang di tengah-tengah.




















Gambar 16. Macam-macam bentuk kromosom ikan (Kirpichnikov 1981)


Menurut penulis lain kromosom telocentric ialah kromosom yang tidak mempunyai lengan kromosom kedua setelah terminal centromer, berlawanan dengan kromosom yang acrocentric mempunyai lengan kromosom pendek. Klasifikasi kromosom menjadi 4 bentuk itu berdasarkan perbandingan panjang lengan kromosom.

Tidak semua ikan mempunyai bentuk kromosom itu terlihat bersama-sama pada waktu metaphase. Ada ikan yang hanya mempunyai kromosom acrocentric dan subtelocentric, atau dalam species lain hanya terdiri dari kromosom metacentric atau sub metecentric.



Sering sekali pada ikan didapatkan 2 atau 3 macam kromosom, walaupun ada juga yang mempunyai keempat­empatnya bentuk kromosom. Pada sejumlah ikan teleost, demikian juga pada ikan cucut dan pari serta dalam Acipencerridae dan Amiidae, dalam kromosomnya didapatkan "micro-chromo­some" yang bentuknya kecil tetapi sangat sukar dikuantitatifkan. Ada juga ikan yang mempunyai kromosom dengan satelitnya seperti pada ikan Salmonidae dengan bentuk seperti pada Gambar 17.

















Gambar 17. Kromosom ikan dengan satelit

Dapat diperhatikan bahwa tiap kromosom mengandung dua bentuk yang identik dan sejajar yang dinamakan kromatid. Tiap kromatid terdiri dari satu atau beberapa filamen tipis yang dinamakan kromonemata atau genonemata.


Pada kronemata ini terdapat satu daerah yang meyerap pewarnaan yang lebih dan daerah ini dinamakan kromomer. Kromonema merupakan filamen ganda yang panjang, bentuknya lurus kalau sel itu sedang membelah dan kalau sel itu sedang istirahat atau interphase bentuknya ikal seperti spiral. Dalam sel yang sedang istirahat demikian kromonemata yang panjang dan tipis itu mengisi inti sel membentuk jaringan yang komplek, tapi sukar terlihat di bawah mikroskop, hanya satu atau dua nukleoli yang terlihat.



Sumber : M. Ichsan Effendie, 1997

komponen protein

komponen protein :
1. Leusin
2. Isoleusin
3. Lisin
4. Treunin
5. Feni lalanin
6. Tritopan
7. Metianin
8. Valin


Komponen Protein Essensial :
1. Alanin
2. Glisin
3. Arginin
4. Prolin
5. Cistein
6. Tirosin
7. Asam Aspartat
8. Asam glotamik
9. Serin
10. Histidin

Cupang Angkat Ekonomi Masyarakat Kota Kediri


Ikan cupang termasuk komoditas ikan hias yang sudah berkembang sejak lama. Potensi pengembangan budidaya ikan cupang cukup terbuka. Sentra-sentra budidaya ikan cupang baik sebagai ikan hias ataupun ikan aduan bermunculan. Salah satu sentra budidaya ikan cupang yang telah dikenal adalah Kota Kediri.
Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintah Kota yang ada di wilayah propinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.
Secara geografis , Kota Kediri terletak di antara 111,05 derajat-112,03 derajat Bujur Timur dan 7,45 derajat-7,55 derajat Lintang Selatan dengan luas 63,404 Km2. Dari aspek topografi, Kota Kediri terletak pada ketinggian rata-rata 67 m diatas permukaan laut, dengan tingkat kemiringan 0-40%
Struktur wilayah Kota Kediri terbelah menjadi 2 bagian oleh sungai Brantas, yaitu sebelah timur dan barat sungai. Wilayah dataran rendah terletak di bagian timur sungai, meliputi Kec. Kota dan kec. Pesantren, sedangkan dataran tinggi terletak pada bagian barat sungai yaitu Kec. Mojoroto yang mana di bagian barat sungai ini merupakan lahan kurang subur yang sebagian masuk kawasan lereng Gunung Klotok (472 m) dan Gunung Maskumambang (300 m) sedang dibagian timur sungai merupakan lahan yang relatif subur dengan relief tanah yang datar. Dikaki Gunung Klotok terdapat situs sejarah berupa Goa Selomangleng, goa ini merupakan pesanggrahan Dewi Kilisuci putri Raja Airlangga dari Kerajaan Kahuripan. selain itu terdapat relief kisah Patih Butho Locoyo, yang setia mendampingi Dewi Kilisuci dan simbol Butho Locoyo ini menjadi Lambang Kota kediri.
Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu :
  1. Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km2 terdiri dari 17 Kelurahan
  2. Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km2 tediri dari 15 Kelurahan
  3. Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km2 tediri dari 14 Kelurahan
Sentra budidaya ikan cupang di Kota kediri terletak Kecamatan Pesantren tepatnya di empat kelurahan yaitu Kelurahan Ketami, Kelurahan Jamsaren, Kelurahan Pesantren dan Kelurahan Tempurejo. Total pembudidaya yang melakukan kegiatan budidaya ikan cupang sebanyak 145 orang dengan luasan lahan yang diusahan sebesar 34,8 ha.
Produksi ikan cupang dari Kota Kediri setiap tahunnya setidaknya ada sebanyak 43 juta ekor dengan wilayah pendistribusian yakni Tulungagung, Nganjuk, Kediri, Blitar, Surabaya, dan Jakarta.
Kota Kediri walaupun daerahnya perkotaan, namun potensi budidaya ikanterdiri dari ikan hias dan ikan konsumsi. Kedua kegiatan budidaya sangat berkembang di sini. Selain itu, usaha perikanan lainnya juga cukup berkembang di Koata Kediri. Banyak kolam-kolam ikan maupun pengolah hasil perikanan utamanya pengolahan bekicot terdapat di Kota Kediri. Untuk usaha budidaya ikan, intensifikasi pemanfaatan lahan dan pemilihan komoditas perikanan yang dikembangkan serta konsistensi dan kesinambungan program menjadi rencana dan merupakan strategi dalam usaha mengembangkan sector perikanan budidaya di Kota Kediri.
Ikan cupang sendiri telah menjadi penopang kehidupan bagi warga Kediri. Bagi warga Kediri, ikan cupang bukan sekadar hobi atau bisnis sampingan. Budidaya ikan cupang ini telah menjadi bisnis inti keluarga, tempat mereka mencari nafkah. Rata-rata setiap rumah memiliki lebih dari dua kolam ikan, bahkan sampai 10 kolam. Kegiatan usaha dibagi dua, yakni pembenihan dan pembesaran.
Rata-rata perputaran uang dari bisnis ikan cupang mencapai Rp 20 juta per hari di kota ini. Uang itu berasal dari bisnis benih ikan, pembesaran ikan, pakan ikan, dan pengepakan. Pembudidaya ikan cupang di Kediri tidak pernah kesulitan memasarkan ikan cupang. Pesanan selalu datang dari berbagai kota, seperto Solo dan Semarang, Surabaya, Malang, serta Jakarta.
Ada empat jenis ikan cupang yang dibudidayakan di Kediri, yakni cupang plakat, cupang serit, cupang cagak atau double tile, dan cupang halfmoon. Ikan cupang yang paling banyak diminati adalah cupang halfmoon karena cantik dan jago berkelahi.
Ikan cupang laku dijual jika sudah berusia enam pekan. Saat penjualan, harga ikan menjadi Rp 800 sampai Rp 10.000 per ekor, tergantung pada jenis dan kualitasnya. Bahkan bila kualitasnya bagus harga dapat mencapai Rp 500.000 per ekor. Seorang petani pemula di kota ini, yang hanya memiliki satu kolam, bisa meraup untung bersih Rp 1 juta per minggu. Dalam sebulan, pendapatannya bisa mencapai Rp 4 juta.
Cupang yang memiliki nama ilmiah Betta sp. adalah ikan air tawar yang habitat asalnya adalah beberapa negara di Asia Tenggara, antara lain Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Ikan ini mempunyai bentuk dan karakter yang unik dan cenderung agresif dalam mempertahankan wilayahnya. Di kalangan penggemar, ikan cupang umumnya terbagi atas tiga golongan, yaitu cupang hias, cupang aduan, dan cupang liar.
Cara pemeliharaan ikan cupang tidaklah rumit. Tidak perlu menggunakan filter air, cukup wadah dan pemberian pakan yang teratur. Yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ikan cupang adalah kebersihan air dan pemberian pakan yang teratur.
Pembudidaya kota Kediri telah membuktikan bahwa budidaya ikan cupang tidak rumit dan mampu menjadi salah satu penghasilan yang menopang perekonomian.
Berikut ini secara singkat cara membudidaya/memelihara ikan cupang, yaitu :
Ikan cupang sebetulnya bisa dipelihara di manapun, namun sebaiknya untuk budidaya, menggunakan bak semen minimal 1 x 2 meter atau akuarium ukuran 100 x 40 x 50 cm. Sebagai wadah perkawinan ikan cupang, kita bisa menggunakan media yang lebih kecil seperti baskom, akuarium kecil dan ember.
Pemijahan
  1. Bak pemijahan atau akuarium dibersihkan dulu untuk menghindari jamur
  2. Masukkan air setinggi 15 – 18 cm pada akuarium dan 25 cm apabila menggunakan bak semen
  3. Masukkan tanaman air (enceng gondok)
  4. Induk yang telah dipilih dimasukkan ke dalam tempat pemijahan tersebut dengan perbandingan 1 : 1
  5. Induk jantan akan membuat sarang busa diantara daun-daun enceng gondok
  6. Induk betina akan mengeluarkan telurnya setelah induk jantan membuat sarang dan diikuti induk jantan mengeluarkan sperma
  7. Telur-telur akan menempel dan melekat pada busa yang berwarna putih
  8. Telur yang dibuahi oleh sperma jantan akan menetas dalam waktu kurang dari 24 jam, pada suhu 240C
  9. Benih yang telah menetas akan berdiam diri di tempat semula dan setelah 3 hari benih tersebut akan bergerak mencari makan
  10. Pindahkan induk jantan dan betina pada saat telur menetas
Pembesaran Anak
  1. Siapkan akuarium atau bak semen yang terlebih dahulu telah dibersihkan, isi air dan endapkan selama sehari semalam
  2. Masukkan tanaman eceng gondok yang agak rimbun sebagai peneduh dan tempat berlindungnya ikan
  3. Pindahkan benih yang telah berumur 1 minggu ke dalam akuarium atau bak semen yang lebih besar
  4. Pemindahan dilakukan pada pagi hari di saat suhu masih rendah, dengan cara mengikutsertakan sebagian air dari wadah sebelumnya
  5. Berikan makanan berupa infusoria atau air hijau yang dapat diperoleh dari air permukaan kolam
  6. Makanan lanjutan berupa rotifera dan disusul dengan kutu air dan cacing sutera
  7. Penggantian air dilakukan seminggu sekali dengan membuang 1/3 bagian air lama. Penggantian air dilakukan dengan menyiphon air lama memakai selang air dan menggantinya dengan air yang telah diendapkan sehari semalam
  8. Pemindahan kedua dilakukan setelah benih berumur sebulan. 
  9. sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id

Industrialisasi perikanan butuh sinergi


Industrialisasi perikanan butuh sinergi

RUSTAM AGUS Bisnis Indonesia

SURABAYA Industrialisasi sektor perikanan dinilai membutuhkan sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah guna menjamin tercapainya peningkatan daya saing dan kesinambungan produksi dari hulu hingga hilirnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan industrialisasi perikanan sulit berjalan jika tidak ada keterkaitan yang kuat antara hulu yang menghasilkan bahan baku dan daya tarik di hilir menyangkut pengolahan dan pemasarannya sehingga upaya peningkatan daya saing harus dilakukan mencakup perbaikan di kedua sisi tersebut.

"Sinergitas pemerintah pusat, kalangan pemda, swasta dan masyarakat usaha lainnya menjadi kunci sukses upaya peningkatan daya saing tersebut," ujarnya saat menyerahkan bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka industrialisasi perikanan berupa sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan kepada Pemprov Jawa Timur yang diterima Wakil Gubernur Syaifullah Yusuf dan kepada 27 pemkab/kota se-Jatim di gedung Grahadi. Surabaya, kemarin.

Sektor kelautan dan perikanan, menurut Menteri, berpotensi besar menjadi motor penggerak roda pembangunan daerah dan nasional jika mampu dikelola dengan baik. Salah satu langkah strategisnya dengan memacu industrialisasi perikanan melalui program pemberdayaan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan para pelaku usahanya.

"Industrialisasi akan meletakkan pelaku perikanan dan kelautan sebagai subjek, bukan objek," tutur Cicip.

Kebijakan industrialisasi merupakan strategi dan program prioritas yang diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan juga dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah pelaku usaha perikanan.

Dalam kunjungan kerjanya ke Jatim, selain menyerahkan bantuan sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran hasil, Menteri KP juga meninjau Akademi Perikanan Sidoarjo, dan Balai Karantina Ikan Kelas I Juanda, Surabaya.

Meningkatkan nilai

Wagub Syaifullah Yusuf mengatakan sejauh ini Jatim penyumbang terbesar sekitar 25% dari produksi ikan nasional termasuk hasil olahannya.

Di Jatim, menurutnya, terdapat lebih dari 130 unit usaha pengolahan ikan skala besar dan sedikitnya. 8.000 unit usaha ikan olahan skala mikro dan-kecil.

"Nah usaha perikanan rakyat inilah yang perlu terus dibantu untuk berkembang dan meningkatkan nilai tambah produknya."

Kementerian Kelautan dan Perikanan menyiapkan Rp39,34 miliar untuk pengadaan paket bantuan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran hasil perikanan bagi sejumlah daerah penghasil produk perikanan dan olahannya.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Victor Nikijuluw mengatakan anggaran pengadaan paket bantuan itu bersumber dari APBN senilai Rp24,74 miliar.

Sisanya dari alokasi dana dekonsentrasi Rp3,4 miliar dan sekitar Rp7,9 miliar dan sejumlah anggaran lainnya dari dana tugas pengembangan dan pemberdayaan sektor perikanan.

"Paket bantuan sarana prasarana pengolahan dan pemasaran ini diarahkan untuk beberapa daerah penghasil produk perikanan, utamanya di Jawa."

Sumber : Bisnis Indonesia 22 Desember 2011,hal i2

FEKUNDITAS IKAN

FEKUNDITAS IKAN

Pengetahuan mengenai fekunditas merupakan salah satu aspek yang memegang peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi dan persoalan stok-rekruitmen (Bagenal, 1978).

Dari fekunditas secara tidak langsung kita dapat menaksir jumlah anak ikan yang akan dihasilkan dan akan menentukan pula jumlah ikan dalam kelas umur yang bersangkutan. Dalam hubungan ini tentu ada faktor-faktor lain yang memegang peranan penting dan sangat erat hubungannya dengan strategi reprodusi dalam rangka mempertahankan kehadiran spesies itu di alam.

Selain itu, fekunditas merupakan suatu subyek yang dapat menyesuaikan dengan bermacam-macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah telur yang dikeluarkan merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi dengan generasi berikutnya, tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas antara fekunditas dengan jumlah telur yang dihasilkan.


Macam-macam fekunditas

Telah banyak usaha-usaha untuk menerangkan dan membuat definisi mengenai fekunditas. Mungkin definisi yang paling dekat dengan kebenarannya adalah seperti apa yang terdapat pada ikan Salmon (Onchorynchus sp). Ikan ini selama hidupnya hanya satu kali memijah dan kemudian mati.

Semua telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan itulah yang dimaksud dengan fekunditas. Tetapi karena spesies ikan yang ada itu bermacam-macam dengan sifatnya masing-masing, maka beberapa peneliti berdasarkan kepada definisi yang umum tadi lebih mengembangkan lagi definisi fekunditas sehubungan dengan aspek-aspek yang ditelitinya. Misalnya kesulitan yang timbul dalam menentukan fekunditas itu ialah komposisi telur yang heterogen, tingkat kematangan gonad yang tidak seragam dari populasi ikan termaksud, waktu pemijahan yang berbeda dan lain-lainnya. Bagenal (1978) membedakan antara fekunditas yaitu jumlah telur matang yang akan dikeluarkan dengan fertilitas yaitu jumlah telur matang yang dikeluarkan oleh induk.

Menurut Nikolsky (1963) jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan dinamakan fekunditas individu, fekunditas mutlak atau fekunditas total. Dalam hal ini memperhitungkan telur yang ukurannya berlain-lainan. Oleh karena itu dalam memperhitungkannya harus diikutsertakan semua ukuran telur dan masing-masing harus mendapatkan kesempatan yang sama. Konsekuensinya harus mengambil telur dari beberapa bagian ovari (kalau bukan dengan metoda numerikal). Kalau ada telur yang jelas kelihatan ukurannya berlainan dalam daerah yang berlainan dengan perlakuan yang sama harus dihitung terpisah. Tetapi pada tahun 1969, Nikolsky selanjutnya menyatakan bahwa fekunditas individu adalah jumlah telur dari generasi tahun itu yang akan dikeluarkan tahun itu pula.

Sumber : M. Ichsan Effendie

BAWAL : Makan Segalanya, Cepat Tumbuhnya


BAWAL : Makan Segalanya, Cepat Tumbuhnya PDF Print E-mail

Ikan bawal aslinya berasal dari brasil. Ikan Bawal banyak terdapat di Lautan Hindia selain terdapat juga di Afrika, Malaysia dan Jepang. Ikan Bawal hidup dan berenang secara bergerombol. Bawal sering juga ditemukan beriringan dengan udang di dasar laut. Seperti kerabatnya ikan piranha, bawal termasuk juga ikan predator.
Ikan bawal memiliki kepala kecil dengan mulut terletak di ujung kepala, tetapi agak sedikit ke atas. Matanya kecil dengan lingkaran berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek dan kuat serta memiliki gigi seri yang tajam.
Bawal memiliki 5 buah sirip (pinnae), yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus, dan sirip ekor. Sirip punggung tinggi kecil dengan sebuah jari-jari agak keras, tetapi tidak tajam, sedangkan jari-jari lainnya lemah. Berbeda dengan sirip punggung bawal laut yang agak panjang, letak sirip ini pada bawal air tawar agak ke belakang. Sirip dada, sirip perut, dan sirip anus kecil dan jari-jarinya lemah. Demikian pula dengan sirip ekor, jari-jarinya lemah, tetapi berbentuk cagak.
Bentuk tubuh bawal air tawar agak bulat pipih. Dari arah samping tubuh bawal tampak membulat ( oval ) dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2 : 1. Bila dipotong secara vertikal, bawal memiliki bentuk tubuh pipih (compresed) dengan perbandingan antara tinggi dan lebar tubuh 4 : 1. Bentuk tubuh seperti ini menandakan gerakan ikan bawal tidak cepat seperti ikan lele atau grass carp, tetapi lambat seperti ikan gurame dan tambakan. Sisiknya kecil berbentuk ctenoid, dimana setengah bagian sisik belakang menutupi sisik bagian depan. Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangkan bagian bawah berwarna putih. Ukuran sisinya kecil-kecil. Bentuk kepalanya membulat dengan lubang hidung agak besar. Sirip dadanya terletak 6 bawah tutup insang. Sirip perut dan sirip duburnya terpisah.Bagian ujung siripnya berwarna kuning sampai merah, punggungnya berwarna abu-abu tua, dan perutnya berwarna putih abu-abu dan merah.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa bawal tergolong omnivora. Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis hewan yang paling disukai adalah crustacea, cladocera, copepoda, dan ostracoda.
Pada umur dua hari setelah menetas, mulut larva mulai terbuka, tetapi belum bisa menerima makanan dari luar tubuh, makanannya masih dari kuning telurnya. Umur empat hari, kuning yang diserap oleh tubuh sudah habis dan pada saat itulah larva mulai mengonsumsi makanan dari luar. Apabila diamati kebiasaan makannya, bawal tergolong ikan yang lebih suka makan di bagian tengah perairan. Dengan kata lain, bawal bukanlah ikan yang biasa makan di dasar perairan (bottom feeder) atau di permukaan perairan (surface feeder).
Ikan bawal yang telah berkembang dengan baik di Indonesia, pada dasarnya ada dua jenis yakni bawal putih dan bawal hitam. Saat ini produksi ikan bawal putih lebih banyak karena permintaan akan ikan bawal putih lebih tinggi dibandingkan dengan ikan bawal hitam.
Ikan bawal dalam bahasa inggris sering disebut dengan nama Pomfred. Bawal dalam bahasa ilmiah memiliki nama yakni Colossoma macropomum. Berikut adalah taksonomi secara lengkap ikan bawal menurut ahli perikanan bernama Bryner (1999), yaitu:
  • Filum : Chordata
  • Sub filum : Craniata
  • Kelas : Pisces
  • Sub kelas : Neoptergii
  • Ordo : Cypriniformes
  • Subordo : Cyprinoidea
  • Famili : Characidae
  • Genus : Colossoma
  • Spesies : Colossoma macropomum
Agak sulit membedakan antara bawal betina dan jantan secara kasat mata. Beberapa indicator jenis kelamin yang bisa dilihat yakni bawal betina memiliki tubuh yang lebih gemuk, sedangkan bawal jantan selain lebih langsing, warna merah pada perutnya lebih menyala. Apabila sudah matang gonade, perut betina akan terlihat gendut dan gerakannya lamban. Adapun bawal jantan selain agresif juga akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu bila dipijat ke arah anus. Seperti ikan lainnya, bawal pun biasanya memijah pada awal dan selama musim hujan. Kematangan gonad di daerah aslinya terjadi pada bulan Juni dan Juli. Adapun di negara-negara lainnya, bawal dapat mengikuti musim yang ada, misalnya di Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober sampai April.
Ikan Bawal sangat potensial untuk dibudidayakan karena mempunyai beberapa keistimewaan antara lain :
  1. Pertumbuhannya cukup cepat
  2. Nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (OMNIVORA) yang condong lebih banyak makan dedaunan
  3. Ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik
  4. Disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan Gurami
Dengan keistimewaannya tersebut ikan bawal menjadi mudah untuk dibudidayakan. Apalagi ikan bawal suka makan dedauanan sehingga dapat mengurangi konsumsi pakan pellet. Dengan demikian dapat mengurangi biaya tinggi pada pakan. Pakan sendiri adalah komponen utama yang saat ini harganya cukup mahal. Bila tidak diimbangi dengan pakan lain menyebabkan margin yang didapatkan menjadi semakin kecil.
Pemilihan benih yang baik adalah awal dari keberhasilan dalam berbudidaya ikan. Demikian pula dengan budidaya ikan bawal. Pemilihan benih yang baik mutlak dan penting karena menjadi titik awal keberhasilan dalam membudidayakan ikan. Ciri-ciri benih yang baik untuk proses budidaya ikan yaitu sehat, anggota tubuh lengkap, aktif bergerak, ukuran seragam, tidak cacat, tidak membawa penyakit, jenis unggul.
Proses budidaya ikan bawal, pertama-tama adalah dengan mempersiapkan wadahnya yang dapat menumbuhkan makanan alami dalam jumlah yang cukup. Berikut ini adalah tahapan persiapan wadah untuk budidaya ikan bawal, yaitu :
  1. Mula-mula kolam dikeringkan sehingga tanah dasarnya benar-benar kering. Tujuan pengeringan tanah dasar antara lain :
    1. Membasmi ikan-ikan liar yang bersifat predator atau kompetitor (penyaing makanan).
    2. Mengurangi senyawa-senyawa asam sulfida (H2S) dan senyawa beracun lainnya yang terbentuk selama kolam terendam.
    3. Memungkinkan terjadinya pertukaran udara (aerasi) dipelataran kolam, dalam proses ini gas-gas oksigen (02) mengisi celah-celah dan pori-pori tanah.
  2. Sambil menunggu tanah dasar kolam kering, pematang kolam diperbaiki dan diperkuat untuk menutup kebocoran-kebocoran yang ada.
  3. Setelah dasar kolam benar-benar kering dasar kolam perlu dikapur dengan kapur tohor maupun dolomit dengan dosis 25 kg per 100 meter persegi. Hal ini untuk meningkatkan pH tanah, juga dapat untuk membunuh hama maupun patogen yang masih tahan terhadap proses pengeringan.
  4. Kolam pembesaran tidak mutlak harus dipupuk. Ini dikarenakan makanan ikan bawal sebagian besar diperoleh dari makanan tambahan atau buatan. Tapi bila dipupuk dapat menggunakan pupuk kandang 25 - 50 kg/100 m2 dan TSP 3 kg/100 m2. Pupuk kandang yang digunakan harus benar-benar yang sudah matang, agar tidak menjadi racun bagi ikan.
  5. Setelah pekerjaan pemupukan selesai, kolam diisi air setinggi 2-3 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari, kemudian air kolam ditambah sedidit demi sedikit sampai kedalaman awal 40-60 cm dan terus diatur sampai ketinggian 80-120 cm tergantung kepadatan ikan. Jika warna air sudah hijau terang, baru benih ikan ditebar (biasanya 7~10 hari setelah pemupukan).
Keberhasilan dalam budidaya ikan bawal ukuran konsumsi diawali dari proses penebaran benihnya. Sebelum benih ditebar perlu diadaptasikan, dengan tujuan agar benih ikan tidak dalam kondisi stress saat berada dalam kolam. Cara adaptasi : ikan yang masih terbungkus dalam plastik yang masih tertutup rapat dimasukan kedalam kolam, biarkan sampai dinding plastik mengembun. Ini tandanya air kolam dan air dalam plastik sudah sama suhunya, setelah itu dibuka plastiknya dan air dalam kolam masukkan sedikit demi sedikit kedalam plastik tempat benih sampai benih terlihat dalam kondisi baik. Selanjutnya benih ditebar/dilepaskan dalam kolam secara perlahan-lahan.
Tahap selanjutnya adalah pemeliharaannya sampai dengan mencapai ukuran konsumsi. Pada tahap ini sangat penting diperhatikan pakan yang diberikan. Kualitas dan kuantitas pakan sangat penting dalam budidaya ikan bawal, karena hanya dengan pakan yang baik ikan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diinginkan. Kualitas pakan yang baik adalah pakan yanq mempunyai gizi yang seimbang baik protein, karbohidrat maupun lemak serta vitamin dan mineral. Karena ikan bawal bersifat omnivora maka makanan yang diberikan bisa berupa daun-daunan maupun berupa pelet. Pakan diberikan 3-5 % berat badan (perkiraan jumlah total berat ikan yang dipelihara). Pemberian pakan dapat ditebar secara langsung.
Proses budidaya ikan bawal yang tidak rumit dan memberikan margin keuntungan yang cukup tinggi ini menjadi salah satu faktor budidaya ikan bawal berkembang dengan sangat baik. Perkembangan ikan bawal di Indonesia beberapa tahun terakhir cukup baik. Bawal dapat dibudidayakan dengan wadah kolam, karamba, jarring apung bahkan dapat pula diintegrasikan dengan tanaman padi. Produksi ikan bawal pada tahun ini mencapai puncaknya. Produksi tertinggi terdapat di provinsi Jawa Barat dan budidaya ikan bawal di jarring apung lebih banyak produksinya. Budidaya ikan bawal di kolam dapat dilakukan dengan system monokultur maupun polikultur.
Dengan kemudahan proses budidayanya dan margin keuntungan yang cukup tinggi ini, diprediksi bahwa produksi ikan bawal dari kegiatan budidaya akan terus meningkat. Prediksi peningkatan produksi ikan ini juga tidak terlepas bahwa ikan bawal termasuk salah satu ikan yang sangat diminati oleh pasar, baik pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.
sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id

Cegah Kerusakan, Tanam Pohon Bakau


Cegah Kerusakan, Tanam Pohon Bakau

RIDWANSYAH

Kendari

Terik sinar matahari di Pantai Nambo, Kendari, SulawesiTenggara (Sultra) tidak menyurutkan semangat 1.500 warga menghadiri acara Gerakan Nasional Cinta Bahari melalui penanaman pohon bakau.

Sedikitnya ada 3.000 pohon bakau disiapkan untuk ditanam di dua lokasi yakni Pantai Nambo dan Teluk Kendari. Dua unit speedboat pun disiapkan untuk mengantar Gubernur Sultra Nur Alam beserta rombongan dari Jakarta di antaranya Ketua Umum Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Abdullah Syam,Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan Keluarga Hijau Indonesia. Pemukulan kentong pun dilakukan gubernur tanda dimulainya penanaman pohon bakau secara serentak. Dengan semangat, satu persatu para peserta turun ke pinggir pantai.

Menurut Abdullah, penanaman pohon bakau ini merupakan upaya untuk mencegah bencana alam sebab manfaat tanaman ini sangat banyak. Selain menyerap karbondioksida, keberadaan pohon bakau ini juga akan diikuti dengan perkembangan biota laut.

Selama ini,kataAbdullah, sudah banyak pidato atau ceramah mengenai pelestarian alam, tapi masih sedikit yang melakukan aksi melestarikan alam secara konkret. "Ini merupakan bagian dari dakwah dengantindakan nyata. Semoga dengan kegiatan ini masyarakat bisa mencontoh untuk menjaga alamnya," tu tur Abdullah di acara Gerakan Nasional Cinta Bahari di Kendari, Minggu (18/12).

GubemurSul tra Nur Alam menyambut baik kegiatan yang digagas LDII bersama MUI. Dia mengakui, hampir 80% hutan bakau di Sultra tidak terawat Selain melakukan penanaman pohon, pihaknya akan membentuk Satgas Pemelihara Bakau. Kendari memiliki bentuk teluk yang unik seperti tapal kuda sehingga air pantainya tidak banyak berombak karena tertutup oleh perbukitan. Dengan keunikan ini, sudah semestinya kelestarian bakau menjadi perhatian bersama, baik pemerintah maupun masyarakat.

"Kalau program penanaman bakau ini sudah bagus, kami berharap wisata laut Kendari yang begitu indah bisa dipromosikan," kata gubernur dua periode ini.

Presiden Keluarga Hijau Indonesia, Hidayat mengatakan, kondisi hutan bakau di Sultra tergolong cukup memprihatinkan. Kerusakan masih bisa di toleransi jika hanya 25% dari luas wilayah.Tapi jika sudah sampai 80%,itu bisa dikatakan urgen. "Keberadaan pohon bakau ini bisa memperlambat proses abrasi karena seringnya pengerukan pasir pantai," ungkapnya. Menurutnya, memilih Sultra sebagai tempat kegiatan ini merupakan pilihan yang tepat .

sumbar : Harian Seputar Indonesia 20 Desember 2011,hal. 11

Kerapu Macan


Kerapu Macan

Kerapu macan termasuk kelompok ikan kerapu yang berharga tinggi. Jenis kerapu ini merupakan ikan asli Indonesia yang hidup tersebar di berbagai perairan berkarang di Nusantara. Selain di Indonesia, daerah penyebaran kerapu macan meliputi perairan di wilayah Indo-Pasifik.


A. Sistematika
Famili: Serranidae
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus
Nama dagang brown marble grouper, flowery cod, blotchy rock cod, carpet cod, aka madaharata, lo fu pan
Nama lokal : garopa


B. Ciri-crii dan Aspek Biologi


1. Ciri fisik
Bentuk ujung sirip ekor, sirip dada, dan sirip dubur ikan berupa busur. Kepala dan badannya berwarna abu-abu pucat kehijauan atau kecokelatan. Badan dipenuhi
dengan bintik-bintik gelap berwarna jingga kemerahan atau coklat gelap. Bintik-bintik di
bagian tengah lebih gelap dibanding yang di pinggir. Ukuran bintik semakin mengecil ke
arah mulut. Adapun punggung dan pangkal sirip punggung ikan terdapat bercak besar kehitaman.


2. Pertumbuhan

Di alam, ikan kerapu macan dapat mencapai panjang total 95 cm dan bobotnya 11 kg.




C. Pemilihan lokasi budidaya

ikan ini dapat hidup dan tumbuh pada air berkadar garam 22 - 32 ppt. Oleh karena itu, lokasi budi daya dipilih sesuai dengan kriteria tersebut. Lokasi budi daya juga harus terlindung dari gelombang besar air laut dan angin kencang. Selain itu, perubahan salinitas yang besar dan aliran air kotor di lokasi budi daya harus dihindari.


D. Wadah Budi Daya
Pembesaran ikan kerapu macan dapat dilakukan di karamba jaring apung, seperti halnya jenis ikan kerapu lainnya. Ukuran rakit dan karamba yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan target produksi dan ukuran ikan yang akan dibudidayakan. Adapun kerangka rakit yang digunakan sebaiknya berukuran 5 m x 5 M dengan ukuran jaring 2 m X 2 M.


E. Pengelolaan Budi Daya


1. Penyediaan benih

Benih yang berasal dari hatchery harus diseleksi sebelum ditebar untuk budi daya pembesaran. Benih yang tidak normal (deformity) relatif lebih lemah dan mudah terserang penyakit. Selain itu, ikan cenderung menunjukan pertumbuhan yang lambat.


2. Penebaran benih
Benih ikan dengan bobot 5—10 g ditebar sebanyak 75— 100 ekor/m3 untuk ukuran 10 - 50 g benih bisa ditebar sebanyak 40-50 ekor/m3.



Pemberian pakan
Pakan yang diberikan bisa berupa ikan rucah ataupun pelet. Jika ingin melakukan budi daya ikan kerapu dengan pakan pelet, sangat penting untuk membiasakan benih dengan pelet selama masa pendederan. Untuk memperbaiki imunitas dan mengurangi stres ikan, disarankan untuk menambahkan vitamin C ke dalam pelet.


Kerapu macan termasuk jenis ikan predator. Oleh karena itu, pembudidayaan ikan ini memerlukan pakan berupa ikan rucah segar atau pelet berkadar protein tinggi. Pakan yang dimakan ikan kerapu akan tercerna 95% setelah 36 jam dalam lambung sehingga peniberian pakan dilakukan selang satu hari. Pada keadaan stres, ikan ini akan memuntahkan pakan yang dimakannya.














F. Pengendalian Hama dan penyakit
Kerapu macan yang dibudidayakan di KJA kerap kali cacat pada tutup insang, mulut, dan tengkuk belum diketahui jelas penyebabnya. Adapun ciri-ciri umum adanya serangan penyakit adalah ikan kehilangan nafsu makan.

Pengamatan kondisi pakan sangat penting untuk mendeteksi adanya penyakit pada ikan.

Saat kondisi kesehatan Ikan kerapu berubah menjadi buruk biasanya sering berenang di permukaan air karena gelembung renang membengkak. Apabila terdapat ikan semacam ini, pengamatan untuk mengetahui penyebabnya harus segera dilakukan.


pada tingkat benih sering terserang VNN. Gejalanya adalah perubahan warna menjadi lebih gelap, berenang lambat, dan berputar. serangan VNN berpengaruh besar terhadap laju pertumbuhan benih. Untukmenghindari serangan penyakit ini, telur yang digunakan harus bebas VNN.


parasit cacing kulit dengan mudah menginfeksi pada kerapu yang dibudidayakan. Untuk menekan pengaruh parasit pada ikan, sebaiknya melakukan perendaman ikan dalam air tawar (5 menit) dan mengganti jaring setiap 2-4 minggu. Sementara itu, parasit, seperti cacing insang dapat dibersihkan dengan perendaman ikan dalam air bersalinitas tinggi (6o ppt selama 15 menit).



G. Panen
Kerapu macan dapat dipanen setelah berukuran 5oo-600 g/ ekor. Umumnya ukuran tersebut diperoleh setelah pemeliharaan 6— 8 bulan. Sistem pemanenan dapat dilakukan secara total atau selektif tergantung, kebutuhan. Adapun cara panennya sama seperti panen
ikan di KJA. M

sumber : Penebar Swadaya, 2008

Musim Dingin Datang, Harga Tuna pun Terbang


Musim Dingin Datang, Harga Tuna pun Terbang

Harga ikan tuna bakal semakin mahal hingga akhir tahun 2011

Handoyo

JAKARTA. Para eksportir tuna dari Indonesia beruntung menjelang akhir tahun 2011 ini. Harga ikan tuna di pasar ekspor, khususnya di pasar Jepang, terus menanjak.

Eddy Yuwono, Ketua Asosiasi Tuna Indonesia (Astuin), menjelaskan, hingga pertengahan Desember 2011 ini, harga ikan tuna di Jepang berkisar Y 1.300-V 1.500 per kilogram (kg) tergantung kualitasnya. "Naik 15,38%-44% dari sebulan lalu yang masih berkisar antara Y 900 hingga ¥ 1.300 per kg," jelas Eddy, Sabtu (17/12).

Sebagai catatan, harga ikan tuna biasanya mengacu pada perdagangan di Jepang. Maklum saja, sekitar 7§% ekspor tuna Indonesia dikirimkan ke negara tersebut

Mengenai penyebab kenaikannya, menurut Eddy, karena permintaan ikan tuna di pasar ekspor semakin besar, yaitu untuk perayaan Natal dan Tahun Baru 2012. Padahal, saat ini pasokan ikan tuna, termasuk dari para nelayan di Jepang, sedang menurun. Di Jepang saat ini sedang dilanda musim dingin.

Saat cuaca dingin, nelayan lebih susah menangkap ikan sehingga produksi turun. Bahkan banyak nelayan di Jepang yang berlibur melaut selama musim dingin.

Jepang membutuhkan ikan tuna sekitar 1.000 ton per hari. Selama ini, kontribusi nelayan Jepang terhadap suplai tuna di dalam negerinya mencapai 3035% dari kebutuhan ikan tuna di negara itu. Sementara sisanya harus di impor dari Korea, Taiwan, Srilangka, dan Indonesia.

Memang, kata Eddy, kiriman tuna dari negara lain ada yang stabil, tetapi ada juga

Saat ini nelayan harus melaut lebih jauh kebarat Samudera Hindia demimengejar tuna.yang melemah karena penurunan hasil tangkapan. Tak ayal, harga ikan tuna terus terangkat. Maka tidak aneh kalau walaupun volume ekspor ikan tuna dari Indonesia turun, nilainya tetap meningkat {lihat tabel).

Produksi kurang

RP Raditya, Ketua Bidang Internasional Astuin, menambahkan, tren kenaikan harga tuna akan terus berlangsung hingga tahun depan. Alasan-nya, musim dingin akan berlangsung hingga Februari. Karena itu, produksi ikan tuna akan sulit dipastikan.

Sayang, walaupun harga naik, sulit bagi nelayan Indonesia untuk meningkatkan volume ekspor ikan tuna. Menurut Dwi Agus Siswa Putra, Sekretaris Jenderal Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLT), produksi ikan tuna di Indonesia enderung turun dalam lima tahun terakhir. Penyebabnya, gangguan cuaca yang sulit diprediksi.

Dwi bilang, biasanya bulan Agustus sampai Februari ikan tuna banyak ditemukan di wilayah Samudera Hindia bagian selatan. Namun sekarang para nelayan harus melaut hingga Samudera Hindia wilayah barat untuk mengejar tuna. Lantaran melaut makin jauh, kebutuhan bahan bakar kapal juga lebih banyak.

Di sisi lain, pemerintah menjatah jumlah BBM subsidi untuk kapal nelayan berbobot di atas 30 gross ton hanya 30 kiloliter per bulan. Dengan demikian, nelayan harus menambah bahan bakarnya dengan BBM non subsidi yang harganya saat ini sekitar

Rp 8.900 per liter agar bisa mengarungi area tangkap ikan tuna yang lebih luas.

Dwi menyatakan, tiga jenis tuna andalan ekspor Indonesia, adalah southern bluefin tuna, big eye, dan yellow fin. "Sebanyak 63% ekspor itu berasal dari Bali," kata Dwi.

Sumber : Harian Kontan, 19 Desember 2011 Hal 15                                                    

ANALISIS PAKAN. Analisis Protein

2. Analisis Protein
a. Analisis Kuantitatif
- Cara Kjeldahl
Cara ini digunakan untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan pakan secara tidak langsung, yaitu mengalikan hasil analisis dengan angka konversi 6,25 akan diperoleh nilai protein dalam bahan pakan. Angka 6,25 berasal dari konversi serum albumin yang biasanya mengandung 16 % nitrogen. Prinsip cara analisis Kjeldahl adalah sebagai berikut: mula-mula bahan didektrusi dengan asam sulfat pekat menggunakan katalis selenium oksikhlorida atau butiran Zn. Amonia yang terjadi ditampung dan dititrasi dengan bantuan indikator. Cara Kjeldahl umumnya dapat dibedakan atas dua cara yaitu cara makro dan semi makro. Cara makro Kjeldahl digunakan untuk contoh yang sukar dihomogenisasi dan besar contoh 1 - 3 gr, sedangkan semi makro Kjeldahl dirancang untuk contoh ukuran kecil yaitu kurang dari 300 mg dari bahan yang homogen. Cara analisis tersebut akan berhasil baik dengan asumsi nitrogen dalam bentuk ikatan N - N dan N - O dalam sampel tidak terdapat dalam jumlah yang besar.

- Cara Dumas
Prinsip cara ini ialah bahan pakan contoh dibakar dalam atmosfir CO2, dan dalam lingkungan yang mengandung cupri oksida. Semua atom karbon dan hidrogen akan diubah menjadi CO2 dan uap air, semua gas dialirkan ke dalam larutan NaOH dan dilakukan pengeringan gas. Semua gas terabsorpsi kecuali gas nitrogen, gas ini kemudian dianalisis dan diukur.

b. Analisis Kualitatif
Analisis ini dapat dilakukan secara biologis maupun kimia.

- Cara biologis :
Dilakukan dengan menggunakan hewan percobaan. Beberapa pengujian yang biasa dikerjakan dengan menggunakan cara ini yaitu :
- PER (Protein Efficiency Ratio)
- NPU (Net Protein Utilization)
- N Dp Cal (Net Dietary Protein Calories)

Nilai Biologis :
Nilai biologis merupakan harga atau jumlah fraksi nitrogen yang masuk ke dalam tubuh dan dimanfaatkan dalam proses pertumbuhan.

Daya Cerna :
Daya cerna adalah jumlah fraksi nitrogen dari bahan pakan yang dapat diserap untuk pertumbuhan.
Keseimbangan Nitrogen :
Adalah suatu analisis yang sering dilakukan untuk mengetahui keseimbangan nitrogen yang masuk dan nitrogen yang keluar dari tubuh.

Skor Asam Amino (Amino Acid Score) :
Mutu protein dapat diukur dengan menentukan jumlah asam amino pembatas dan membandingkannya dengan asam amino sejenis. Beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu :
- Cara kromatografi kolom
- Cara HPLC (High Performance Liquid Chromatography)
- Cara Mikrobiologis
- Cara Spektrofotometrik
- Cara Kromatografi pertukaran ion
- Cara Kromatografi gas-cairan
- Cara Kromatografi lapisan tipis (TLC)

sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna

ANALISIS PAKAN UDANG analisis kimia karbohidrat

ANALISIS PAKAN

Ada beberapa aspek yang dapat digunakan untuk analisis pakan udang, yaitu : secara Kimia, Fisika dan Biologi.

A. ANALISIS KIMIA
1. Analisis Karbohidrat
Analisis karbohidrat dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu berdasarkan sifat-sifat sakarida dan reaksi kimia yang spesifik.

a. Analisis Kualitatif
Karbohidrat biladireaksikan denganlarutan naftol dalam alkohol, kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati-hati, pada batas cairannya akan terbentuk furfural berwama ungu. Reaksi ini dikenal dengan reaksi Molisch yang merupakan reaksi umum dari karbohidrat.
Beberapa cara yang lain untuk analisis karbohidrat adalah dengan berbagai macam pengujian, seperti :

- Uji Antron
0,2 ml larutan contoh di dalam tabung reaksi ditambahkan larutan antron (0,2 % dalam H2SO4 pekat). Timbulnya wama hijau atau hijau kebiru-biruan menandakan adanya karbohidrat dalam larutan contoh. Uji ini sangat sensitif sehingga dapat memberikan hasil positifjika dilakukan pada kertas saring yang mengandung selulosa. Uji ini dikembangkan untuk uji kuantitatif secara colorimetric bagi glkogen, inulin dan gula dalam darah.

- Uji Bartoed
Pereaksinya terdiri dari Cupri asetat dan asam asetat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 1 ml contoh kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 1 menit Endapan berwarna merah oranye menunjukkan adanya monosakharida dalam contoh.

- Benedict
Pereaksinya terdiri atas Cuprisulfat, natrium sitrat dan natrium karbonat. Ke dalam 5 ml pereaksi dalam tabung reaksi ditambahkan 8 tetes larutan contoh, kemudian tabung reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit. Timbulnya endapan wama hijau kuning atau merah oranye menunjukkan adanya gula pereduksi dalam contoh.


- Uji Orsinol Bial – HCl
Ke dalam 5 ml pereaksi ditambahkan 2 - 3 ml larutan contoh kemudian dipanaskan sampai timbul gelembung-gelembung gas ke permukaan larutan. Timbulnya endapan dan larutan berwarna hijau menandakan adanya pentosa dalam contoh.

- Uji Hayati
Pereaksinya terdiri dari garam Rochelle atau kalium natrium tartrat, gliserol dan cuprisulfat. Uji dan tanda-tanda dilakukan sama seperti uji benedict.

- Uji lodium
Larutan contoh diasamkan dengan HCl. Sementara itu dibuat larutan lodium dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak 1 tetes ditambahkan ke dalam larutan lodium. Timbulnya wama biru menunjukkan adanya pati dalam contoh. sedangkan wama merah menunjukkan adanya glikogen atau eritrodekstrin.

- Uji Seliwanoff
Pereaksi dibuat sebelum uji dimulai, dengan mencarnryrkan 3,5 ml resorsinol 0,5 % dengan 12 ml HCl pekat, kemudian diericerkan. Menjadi 35 ml dengan air suling uji, dilakukan dengan menambahkan 1 ml larutan contoh ke dalam 5 ml pereaksi. Kemudian ditempatkan dalam air mendidih selama 10 menit. Wama merah cherry menunjukkan adanya fruktosa dalam contoh.

- Uji Tauber
Sebanyak dua tetes larutan contoh, ditambahkan ke dalam 1 ml larutan benzidina, didihkan dan dinginkan cepat-cepat. Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya pentosa dalam contoh.

b. Analisis Kuantitatif
Analisis ini menggunakan polarimeter, yaitu dengan memasukkan larutan gula ke dalam tabung polariskop yang tertentu panjangnya, kemudian dilihat sudut putarannya. Hal ini dilakukan karena karbohidrat mempunyai sifat dapat memutarbidang cahaya terpolarisasi ke kanan (+) dan ke kin (-) dan setiap gula mempunyaisudut putaran khas yang berbeda-beda. Misalnya sukrosa + 66,6 % dan glukosa + 90 %. Sifat inilah yang digunakan untuk analisis kuantitatif.

sumber : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna

Maksimalkan Kekayaan Laut

Maksimalkan Kekayaan Laut INDONESIA tak ubahnya perempuan cantik yang sibuk bersolek dan bepergian, sementara rumah dan keluarganya tidak terurus. Dalam kepemimpinan beberapa presiden hingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat Ini. Indonesia boleh bangga dengan keberhasilan menggelar berbagai event, seperti KTT ASEAN Plus dan lainnya, di samping kesibukan Presiden dan jajarannya bepergian ke luar negeri guna memenuhi undangan Tetapi kondisi di dalam negeri sendiri karut-marut Terkait dengan Hari Nusantara 2011 yang diperingati setiap tanggal 13 Desember, termasuk Selasa (13/12) lalu misalnya, banyak di antara kita tersadar betapa laut luas yang dimiliki dari dulu hingga kini tidak pernah dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif Cicip Sutardjo, dalam sambutannya pada acara peringatan Hari Nusantara 2011, di Dumai, Riau, Selasa lalu, mengimpikan kebangkitan Indonesia sebagai negara maritim. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dalam sambutan tertulisnya pada acara sama, malah merasa perlu mengingatkan bangsa, tentunya terutama aparat keamanan, untuk tidak membiarkan bangsa lain menguasai dan menikmati kekayaan laut Nusantara. Apa yang dikatakan Cicip dan Purnomo sangat beralasan, sebab laut kita mengandung kekayaan tak terhingga Bukan hanya ikan, minyak bumi, tapi ]uga keindahan pantai/laut-an yang laku dijual sebagai tujuan wisata. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, di mana 70 persen wilayahnya terdiri dari laut/perairan. adalah aneh jika Indonesia mengimpor ikan dan garam. Itu bukan saja dapat dikatakan penghinaan.karena seharusnya negeri Ini memiliki hasil ikan dan garam melimpah.tetapi juga membunuh para petani/nelayan yang masih tradisional. Karena itu. apa yang disuarakan dua menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu tentang laut Indonesia, seharusnya ditindaklanjuti. Pemerintah, dari Presiden hingga pelaksana di lapangan, harus mendukung penuh dan serius memaksimalkan hasil laut Kekayaan laut Indonesia yang melimpah tak boleh disia-siakan. Manfaatkanlah untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Beberapa tahun terakhir Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memperlihatkan tekad mengerahkan seluruh kemampuan agar hasil laut Indonesia benar-benar menguntungkan rakyat Tidak hanya mengondisikan agar petani/nelayan memaksimalkan upaya agar bisa memanfaatkan kekayaan laut, tetapi kementerian itu juga berupaya menangkal agar laut Indonesia tidak dijarah asing Tapi, siapa pun tentu maklum, apa yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak akan maksimal tanpa dukungan, terutama dari segi keamanan. Kita juga maklum, apa yang dapat dilakukan TNI-AL yang diharapkan melakukan pengamanan secara total jika peralatan/senjata tak memadai. Presiden SBY sepantasnya memberikan perhatian khusus terhadap kekayaan laut, melebihi pendahulunya. Dalam kondisi daratan yang boleh dibilang sudah terkuras, termasuk hutan-hutan yang gundul akibat pembabatan hutan, laut adalah harapan paling menjanjikan Ketika pengangguran masih tinggi, kemampuan ekonomi rakyat miskin tidak kunjung berhasil diperbaiki, sangat tepat pemerintah mengalihkan pandangan kepada sumber lain. Bangkitkanlah kejayaan yang pernah diraih nenek moyang negeri ini, menjadikan laut sebagai ladang utama. Ubahlah cara pandang, dari orientasi daratan ke lautan Jangan biarkan kekayaan laut kita terus-menerus dijarah bangsa lain, pada saat sebagian rakyat dilmpit kemiskinan " Sumber : Suara Karya 15 Desember 2011,hal. 11

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM

TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN PATIN SIAM (Pangasionodon hypopthalmus) Disusun oleh : H. Dodi Sudenda (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat) Ikan patin siam merupakan jenis ikan yang memiliki kemampuan produktivitas tinggi, sehingga tepat untuk memenuhi kebutuhan protein ikan bagi masyarakat. JENIS IKAN PATIN a. Patin Jambal Patin lokal yang banyak ditemukan di sungai-sungai besar di Indonesia. Struktur daging lebih kompak,warna daging putih, rasa lebih gurih. Jumlah telur rendah. Hidup di air dengan kadar oksigen tinggi. b. Patin Siam Berasal dari Thailand, warna daging putih kekuningan. Jumlah telur tinggi. Dapat hidup di air dengan kadar oksigen rendah. c. Patin Pasupati Hasil kawin silang antara induk betina patin siam dengan induk jantan patin Jambal. Warna daging putih. Hidup di air dengan kadar oksigen tinggi. Tidak tahan terhadap serangan penyakit. BEBERAPA KEUNGGULAN PATIN SIAM 1. Dapat dipelihara di lahan dan air yang terbatas 2. Dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi 3. Teknologi budidaya relatif mudah 4. Dapat memanfaatkan pakan alternatif (sisa katering, ikan rucah, dll). 5. Kelangsungan hidup tinggi 6. Produktivitas tinggi, cocok untuk memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia. 7. Pasar lokal dan ekspor. SEGMEN USAHA IKAN PATIN 1. Usaha produksi larva patin 2. Usaha produksi benih ukuran 1 inchi 3. Usaha produksi benih ukuran 2 inchi dan 3 inchi 4. Usaha pembesaran, produksi ukuran 0,5 -1 kg/ekor. TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH 1. Mengatur pola produksi sepanjang tahun: Penetasan telur sistem corong, Kolam induk memadai (luas rata-rata : 100 m2, jumlah 7-10 buah, kedalaman air minimal 100 cm, mengalir secara kontinyu. Induk memadai, kualitas/kuantitas. Pakan induk berkualitas. 2. Teknik produksi larva : a. Memilih induk : Induk dimasukkan ke kolam induk yang telah dipersiapkan, padat tebar 2-2,5 m2/ekor. Ciri/syarat Induk jantan : Bila perut diurut keluar sperma, umur minimal 1,5 tahun. Berat > 2 kg/ekor , sehat dan tidak cacat. Ciri/syarat induk betina : Perut membesar ke arah anus Umur minimal 2,5 tahun Berat > 3kg/ekor Sehat dan tidak cacat Pemijahan dengan cara kawin suntik dan pembuahan buatan. Memilih induk matang gonad, untuk seekor induk betina diperlukan 2 ekor induk jantan. b. Striping dan Pembuahan Buatan - Striping induk betina, telur ditampung dalam wadah baskom. - Campurkan sperma ke dalam baskom dengan cara mengurut bagian perut induk jantan. - Tambahkan juga larutan NaCl sedikit demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma bercampur dengan seluruh butir telur. - Bisa juga sperma dipersiapkan 0,5 - 1 jam sebelumnya, 1 cc sperma dicampur dengan 4 cc NaCl dalam botol aqua kecil, disimpan dengan termos es. Setelah telur tersedia dalam baskom, larutan sperma dicampurkan sedikit demi sedikit, dan diaduk dengan bulu ayam. - Setelah telur dibuahi kemudian telur dibilas dengan air bersih dengan tujuan untuk menghilangkan lendir. - Kemudian telur dicampur dengan larutan tanah/lempung yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1 kg tanah : 2 liter air. - Telur dibilas dengan air bersih sampai telur benar-benar bersih seperti semula. - Telur patin telah siap untuk ditetaskan. - Semua wadah di unit penetasan diisi penuh air bersih. - Telur yang telah dibuahi dimasukan ke dalam corong. - Padat penebaran +- 300 gr/corong. - Telur akan menetas setelah 18-24 jam. - Larva dipanen dengan menggunakan sair, ditampung dalam wadah penampungan yang dilengkapi aerasi. c. Panen Larva - Daya tetas telur 70-90 % - Produksi 200.00- 300.000 ekor/3 kg induk. - Pengepakan untuk pengangkutan menggunakan kantong plastik ukuran 60x40 cm dengan kepadatan 20.000 ekor/kantong (tahan 8 jam dalam kantong) - Harga jual Rp. 6-8 /ekor. d. Pemanenan Hasil - Setelah lama pemeliharaan 22-30 hari benih dipanen - Ukuran benih rata-rata 1 inchi - Jumlah produki rata-rata mencapai 120.000 ekor/unit pendederan - Pengepakan untuk pengangkutan mranenggunakan kantong plastik ukuran 60 x 4 cm, kepadatan 1.000 ekor/kantong, bisa tahan 8 jam. - Harga jual Rp. 75-80 per ekor. TEKNIK PRODUKSI BENIH 2 INCHI a. Tempat Pemeliharaan : - Bak tembok ukuran 3,75 x 1,8 x 0,75 m, 2 buah /unit. - Dilengkapi unit bak filter 4 buah masing-masing ukuran 0,4x0,4x 0,75 m. - Peralatan filter kerikil, arang, busa - Pompa isap celup 100 watt sebanyak 1 buah. - Waring ukuran 3,75 x 1,8 x 0,7 m sebanyak 2 buah. - Sumber air dalam tanah, jet pump 1 buah. b. Penebaran Benih - Bak diisi air bersih setinggi 65 cm - Benih ukuran 1 inchi ditebar sebanyak 25.00 ekor/bak.

Peluang Usaha Pembenihan di Buleleng

Peluang Usaha Pembenihan di Buleleng Berkembangnya perikanan budidaya di kabupaten buleleng di segala jenis budidaya, mulai budidaya air tawar, payau dan budidaya laut membuat berkembang pula unit-unit usaha pendukungnya. Salah satunya adalah usaha pembenihan yang dapat dilakukan dengan skala rumah tangga terutama untuk komoditas yang mudah untuk dilakukan pembenihan. Salah satu syarat keberhasilan dalam melakukan kegiatan budidaya ikan adalah tersedianya benih yang cukup dan berkualitas. Berhasil atau tidaknya proses budidaya dimulai dari pemilihan benih. Benih yang berkualitas akan menyebabkan proses budidaya berjalan mudah dan menghasilkan bagi pembudidayanya. Begitu pun sebaliknya benih yang jelek akan membuat rugi pembudidaya karena benih yang jelek akan menyebabkan proses pembudidayaannya jadi tidak sesuai harapan. Bisa saja proses pembesaran menjadi lama karena benihnya tidak dapat berkembang walaupun telah diberikan pakan yang berkualitas atau benih yang rentan terhadap penyakit. Oleh karenanya keberhasilan dalam proses budidaya ikan bermula dari pemilihan benih yang cukup dan berkualitas. Perikanan budidaya Buleleng telah lama berkembang tidak hanya budidaya laut dan budidaya air payau namun juga terdapat pula budidaya air tawarnya. Beberapa pembudidaya masih mengandalkan benih yang berasal dari luar daerah karena tidak tersedianya benih dalam jumlah yang cukup dan berkualitas sehingga sebenarnya usaha pembenihan di Buleleng sangat potensial untuk dikembangkan. Apalagi kini para pembudidaya-pembudidaya baru banyak bermunculan di daerah Buleleng dan juga sejalan dengan program Dinas Kelautan dan Perikanan Buleleng yang teus membuat terobosan dalam memajukan perikanan budidaya di daerahnya. Berikut ini beberapa usaha pembenihan yang potensial dan beberapa sudah berjalan, yakni sebagai berikut : a. Pembenihan bandeng Bandeng adalah komoditas budidaya andalan kabupaten Buleleng. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 15 ton dan pada tahun ini produksi ikan bandeng diperkirakan akan naik dibandingkan tahun sebelumnnya. Prospek pengembangan budidaya ikan bandeng cukup bagus. Hal ini terlihat dari peningkatan produksi ikan bandeng beberapa tahun belakangan ini. Prospek cerah budidaya ikan bandeng tentu harus diimbangi dengan sarana produksi. Salah satunya adalah benih sebagai bahan dasar dalam proses budidaya. Dengan semakin meningkatnya produksi ikan bandeng tentu semakin menambah akan kebutuhan benih bandeng. Pembenihan Bandeng, saat ini sangat berkembang di kabupaten ini terutama di lingkungan Kecamatan Gerokgak yang terdapat sentra budidaya bandeng. Di kecamatan ini terdapat jumlah Hatchery Lengkap (HL) sebanyak 52 unit dan jumlah Bak Induk sebanyak 152 bak dan jumlah Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT) sebanyak 1.800 unit, jumlah bak larva hatchery lengkap dan hatchery skala rumah tangga sebanyak 4005 bak. Bak larva Produksi nener pada tahun 2008 yang telah lewat mencapai sebesar 1.985.125.000. b. Pembenihan ikan kerapu Buleleng adalah sentranya budidaya ikan kerapu. Sebagian besar produksi kerapu Bali berasal dari kabupaten ini. Produksi ikan kerapu Buleleng pada tahun 2010 sebesar 60 ton. Diperkirakan produksi ikan kerapu pada tahun ini akan meningkat. Hal ini tergambar dari angka sementara perikanan budidaya Buleleng yang telah mencapai produksi sebesar 124 ton. Dengan semakin banyak kegiatan budidaya ikan kerapu ini tentu membutuhkan benih yang lebih banyak lagi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Prospek cerah budidaya ikan kerapu tentu berimbas pada usaha pembenihan kerapu. Dengan semakin banyaknya produksi ikan kerapu menyebabkan kebutuhan akan benih berkualitas dalam jumlah yang cukup. Sentra produksi ikan kerapu terletak di kecamatan Gerokgah sehingga prospek usaha pembenihan kerapu cukup potensial di Gerokgah ini. Dilaporkan bahwa produksinya cukup besar yakni sebesar 326.000 ekor. b. Pembenihan Udang Vaname Pada dasarnya Buleleng juga dapat mengusahakan budidaya udang windu namun beberapa belakangan ini produksi udang windu semakin menurun. Bahkan dilaporkan pada tahun ini budidaua udang windu sudah tidak ada lagi. Berbeda dengan udang windu udang vaname cukup prospektif untuk dikkembangkan. Potensi pembenihan udang vaname sangat terbuka. Apalagi buleleng termasuk sentranya budidaya udang vaname. Dengan banyaknya unit pembesaran udang vaname tentu membuka peluang usaha pembenihannya. Karena pembesaran memerlukan benih sebagai modal dasarnya. Benih udang vaname saat ini banyak dipasok dari provinsi Jawa Timur karena ketiadaan benih dalam jumlah cukup dan berkualitas di Kabupaten Buleleng ini yang sebenarnya berpotensi untuk pengembangan pembenihan udang vaname. Potensi pengembangan pembenihan udang vaname sebesar 130 Ha, namun baru dimanfaatkan seluas 74,3 Ha (57,15 %). Peluang investasi sebesar 55,7 Ha (42,8 %). Pengusaha udang vaname sebagian besar tersebar di wilayah Kecamatan Gerokgah karenanya Gerokgah sangat potensial untuk pengembangan pembenihan udang vaname. c. Pembenihan Udang Galah Potensi produksi udang galah 10 unit tetapi baru ada 1 buah BBI Udang Galah yang sifatnya masih uji coba yang terletak di BBI Ringdikit Desa Ringdikit, Kecamatan Busungbiu. Keadaan ini tentu membuka peluang usaha pembenihan udang galah. Apalagi udang galah termasuk salah komoditas air tawar yang telah berkembang lama dan berhasil di kabupaten Buleleng ini. Produksi udang galah Buleleng pada tahun 2010 sebesar 4,2 ton. Dengan potensi budidaya kolam yang masih terbuka lebar sebenarnya usaha budidaya udang galah masih sangat mungkin untuk dikembangkan sehingga usaha pembenihan juga masih sangat mungkin berkembang. Apalagi udang galah termasuk salah satu kegemaran penduduk buleleng dan para wisatawan. d. Pembenihan Ikan Hias Potensi pengembangan ikan hias budidaya sangat potensial. Ikan hias kabupaten memang pada saat ini lebih didominasi dari hasil tangkapan di alam. Saat ini, ikan hias budidaya yang berkembang adalah ikan hias jenis Koi. Koi pada tahun ini sementara telah diproduksi sebanyak 3.500.000 ekor. Potensi ikan hias Buleleng sebesar 27, 32 Ha, dan baru dimanfaatkan 5 Ha (5,5%). Wilayah produksi untuk pembenihan ikan hias air tawar adalah Kecamatan Seririt, Sukasada, dan Busungbiu. e. BBI / UPR (Unit Pembenihan Rakyat) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Buleleng mempunyai 1 unit Pembenihan Ikan Air Tawar yang berada di Desa Ringdikit Kecamatan Seririt dengan luas total sebesar 0,83 Ha dan luas airnya sebesar 0,63 Ha dengan kapasitas produksi sebesar 1.200.000 ekor. Komoditas yang telah berhasil dibenihkan di Balai Benih Ikan ini yaitu nila, lele, dan ikan mas. Tidak hanya membenihkan ikan air tawar konsumsi di Balai Benih Ikan ini pula dikembangkan pembenihan ikan hias komet dan koi. Total produksi benih pada tahun 2010 sebesar 1.872.800 ekor dengan perincian yakni ikan mas sebesar 5.245.293 ekor, ikan nila sebesar 4.618.990 ekor, ikan lele sebesar 313.152 ekor, ikan komet sebesar 130 ekor dan ikan koi sebesar 20.225 ekor. Produksi pada tahun 2010 ini mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009, total produksi benih BBI sebesar 10.197.790 ekor dengan perincian yakni ikan mas sebesar 963.286 ekor, ikan nila sebesar 848.267, ikan lele sebesar 57.510 ekor, ikan komet sebesar 25 ekor dan ikan koi sebesar 3.712 ekor. Melihat gambaran antara produksi tahun 2009 dan 2010 maka tergambar bahwa turunnya produksi benih pada tahun 2010 diikuti dengan menurunnya semua komoditas yang selama ini diproduksi di BBI ini. Penurunan yang dialami semua komoditas yang dipijahkan di BBI ini. Turunnya produksi benih di BBI ini akibat sedang renovasinya kolam sehingga beberapa kolam tidak bisa diisi dengan benih. Akibat dari hal ini adalah berkurang panen. Unit Pembenihan Rakyat di Buleleng belum begitu berkembang. Hal ini disebabkan karena perkembangan budidaya air tawar di Buleleng yang belum begitu bagus sehingga UPR yang ada sangat sedikit. Saat ini jumlah UPR yang terdapat di kabupaten Buleleng sebanyak 6 unit dengan produksi sebanyak 591.500 ekor. Tergambar jelas bahwa usaha budidaya pembenihan sangat potensial di kabupaten Buleleng ini. Apalagi saat ini kebijakan DKP Buleleng yang akan menggalakkan budidaya ikan lele. Pada tahun ini saja, angka sementara produksi ikan lele produksi meningkat sangat besar dibandingkan tahun sebelumnya. Berkembangnya budidaya ikan lele di daerah ini memberikan harapan akan terbukanya lapangan usaha baru berupa usaha pembenihan ikan lele. Saat ini, benih lele yang tersedia tidak mencukupi untuk memenuhi kegiatan budidaya ikan lele. Pasokan benih ikan lele saat ini lebih banyak berasal dari Balai Benih Ikan Ringdikit dan sebagian berasal dari luar kabupaten Buleleng. sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id

Pemerintah Segera Izinkan Impor Ikan

Pemerintah Segera Izinkan Impor Ikan BATANG. Jawa Tengah Pemerintah akan mengizinkan impor ikan untuk menyelamatkan industri pengolahan ikan pindang yang kekurangan bahan baku. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan industri pengolahan ikan pindang saat ini hanya beroperasi 30%-35% dari kapasitasnya karena kekurangan bahan baku. Potensi lokal banan baku ikan ada, tetapi di Indonesia bagian timur, untuk biaya transportasi cukup tinggi sedangkan industri pengolahan ikan pindang berada di Jawa dan Sumatra, dari segi waktu juga terlalu lama. "Impor menjadi salah satu opsi, tetapi tentu kami lebih mengutamakan potensi lokal," ujarnya seusai acara penyerahan bantuan kapal 30 GT di Jawa Tengah, kemarin. Sharif memaparkan kondisi pengolahan ikan pindang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kapasitas olahannya, perlu ada jaminan pasokan bahan baku. Saat ini ada 65.000 industri pengolahan ikan pindang di Sumatra dan Jawa. Selain persoalan bahan baku industri pengolahan ikan pindang, para pembudi daya ikan juga menghadapi persoalan harga pakan yang cukup tinggi. Karena itu pula Menteri KP mengimbau produsen pakan ikan dapat menurunkan harga pakan agar tidak jauh berbeda dengan harga pakan yang di luar negeri. "Jika industri pakan ternak tidak mau menurunkan harga, sedangkan harga pakan ternak di luar negeri lebih murah, maka perlu impor agar harga pakan ikan turun." Namun, para pelaku usaha pakan, katanya, memiliki berbagai alasan harga pakan ikan tinggi. "Kalau saya dapat harga pakan ikan lebih murah, saya akan impor pakan ikan, tetapi kalau kalian pengusaha pakan bisa menurunkan harga maka tidak perlu impor. "Sharif menjelaskan harga pakan ikan dapat diturunkan kualitasnya sedikit agar harga bisa lebih rendah, tetapi masih sesuai dengan kebutuhan para pembudidaya ikan. "Hal itu masih dapat dilakukan oleh industri pakan ikan. Kementerian KP berjanji akan menyelaraskan kepentingan daerah dan industriawan untuk menyelesaikan persoalan pakan ikan tersebut. "Ini menjadi tugas kami untuk mencocokkan kepentingan daerah dengan kepentingan industriawan, sehingga muncul benefit dan dapat membantu nelayan." Benahi pelabuhan Di sisi lain, pihaknya akan memperbanyak bantuan di pelabuhan ikan serta kawasan minapolitan berupa pengadaan cold storage. Sharif mengakui telah mendapatkan satu prinsip dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan ke depan yaitu bagaimana lebih memberdayakan nelayan dengan cara industrialisasi oleh para usahawan perikanan. "Industrialisasi penting terutama bagian hilir di mana para pembudi daya dari hulu sampai hilir menjadi mata rantai solid sehingga ke depan dua hal ini akan saling memenuhi kebutuhannya." Menurutnya, nelayan bukan lagi sebagai objek, tetapi subjek yang menjadi partner dari industriawan. "Pembudi daya ikan pindang, 6.000 di Sumatra dan Jawa yang kesulitan, karena kapasitas produksi tidak terpenuhi, kalau industri kecil ini dapat diberdayakan, akan menjadi pasar tetap bagi nelayan." Sharif mencontohkan industri rumput laut di Indonesia belum siap, sehingga para pembudi daya komoditas itu kesulitan pasar. Apalagi, selama ini hanya menggantungkan pada ekspor sedangkan dunia tidak membutuhkan rumput laut terlalu banyak. Di sisi lain, pemerintah memiliki program untuk membesarkan rumput laut. Sumber: BisnisIndonesia,2Desember2011, Hal.12

Lift Eel Rice to International Markets

Lift Eel Rice to International Markets Hj Komalasari nothing more than an ordinary housewife like many other married women. But thanks to his diligence, of Kampung Monument, Sand Village bar. Sukabumi subdistrict, is able to change eels originating from fields into an international business opportunities. What made you interested in doing business eel? Where did the initial idea to make processed eels? All of this is actually the fruit of my activity field. that is actively following the empowerment and welfare of the family (PKK) and posyandu in his neighborhood in 1980. You know what kind of PKK activity. Cooking or making handicrafts that are expected to increase welfare. Like me, many diets are studied together. In a way, I think to make a concerted effort to harness the potential that exists in the village. The original idea is very simple, the village at that time most of the monument in the form of rice. Surely in the rice field eel is easy to find. From there I try to process a trade or business eel PKK. As a first step, I just have a capital of USD 15,000. Amount of money I use to buy eels from the farmers. At that time the purchase price is still very cheap, around Rp3.000/kg. This is the first step that made me like this. People say now I am a successful person. What was first processed products made and traded? I still remember, cooking skills possessed not too great and varied. Therefore, I try to cultivate eels become jerky. In addition, jerky processing is relatively easy and not too complicated mix bumbunya.Tenaga involved in the business of making jerky is only 10 people, all of which are PKK cadres and posyandu. In addition to the cooking equipment is still very simple, such as kerosene stoves and knives. Anyway, all kitchen appliances in the house I used to make processed eels. What kind of marketing? Since the beginning this is only a concerted effort, which produces packaging products is still very crude, that is packaged with a plastic eel jerky a paper given to naming the product. Naming the product listed on the packaging is also tailored to the name of the PKK and posyandu, the Flamboyant. In the era of the 1980s, naming posyandu or PKK usually taken from the name of the flower. Along with my business trip, now Flamboyant name became the name of a company that I founded. If it's marketing methods, I took the pattern of-mouth marketing and cross PKK.Temyata posyandu and this is a considerable market share can be relied upon. The proof of the number of products each day continues to increase so marketing developed into the stalls and shops. There was an interesting experience when considering how to market my eels processed ini.Tidak little shopkeepers, especially from ethnic, reject the results of my product. The reason is merchandise that will be my very menjijikkan.Diakui.dulu Leave it, people are still very rarely eat eels because this animal is not always grow in the ground rice which sounded very dirty and smelly. But I made this rejection as a challenge. I kept offering it to the store owners would receive my deposit merchandise. Eh, who would have thought, the result is proved produkbelut processed a lot of interest in. Conditions are so changed, the original owner of the store refused my product, but now they are borrowing my ta for supplying eels processed in large quantities. Have you ever met this problem when starting a business? Sure saja.Tidak business will run smoothly forever. The main obstacle in this business is limited capital. Several times I had to stop and start the business again this eel. Demand is very high, but I can not fulfill it because there is very little capital. As a small businessman, I certainly can not stand alone. The role of government was not optimal, especially for entrepreneurs eel. Sektorini still considered small. Reportedly the results of processed eel products until you've marketed to foreign countries? Praise is due diligence in the effort. This eel was originally marketed locally, especially in Sukabumi only. Gradually spread to almost all regions in Indonesia. Even the last few years, the demand came from abroad such as Malaysia and Korea.Tapi two countries is more interested in fresh eel, rather than in processed form. Within one month of fresh eel demand for one country could reach 5 tons. There eels used as cosmetic ingredients and pharmaceuticals. Marketing to these overseas is due to local or central government concern. The participation of the government has boosted my business field. Even during the years I became a lecturer at the University of Pasundan, Bandung, majoring in food technology. From which the eels were obtained so that the needs of local and overseas markets are met? Since it first started the business eel, I tend to get it by buying from farmers even though the opportunities for raising eels wide open. But that's not my goal. For this step I begin with the intention for the welfare and empowerment of local communities. Almost every day I bought eels from farmers at a price Rp25.000/kg. This price is enough to boost the economy masyarakat.yang same, namely eels. Do you feel unrivaled? Never felt the slightest fear my efforts will tersaingi.Tapi otherwise it becomes the motivation for me to continue to advance the business. Not a few students I follow the same footprint, even those who sukses.Terlepas lot of it in order to keep the business running, I never cease to innovate. What is the current production capacity? At the time of the initial pilot, the amount of production is only capable of about 5 kg per minggu.Ta pi current, within one day of production could reach 200 kg, consisting of 150kg for the refined, 50 kg for the order fulfillment belutsegar.Akumulasinya, within one month of production figures eels can reach 4.5 tons. What plan ahead with your business that has been this successful? I will stay on track eel business. Because this is a business that I really initiated from scratch. Expected in the future this will become a family business and society. Currently I still do regenerate to the successor business. What are the keys to running a business, especially for new entrepreneurs forging? Diligent and sincere. This is the key to success. Ikhlas is meant is not in despair when a failure and had undergone kerugian.Tekun without having to be affected by other businesses. Should focus to reap success. 11. In your opinion, what are the potential of Indonesia's natural that this can still be worked on by the community? Lots of natural potential that has not been touched and explored by the community. Examples of potential in fisheries. Not only eels might serve as potential business, but tilapia and catfish also proved far has potential. Toni Kamajaya Sumber: Harian Seputar Indonesia 27 November 2011,hal. 8

PEMANFAATAN TAMBAK MARGINAL MENJADI LAHAN GARAM


PEMANFAATAN TAMBAK MARGINAL MENJADI LAHAN GARAM


Sejauh mata memandang, di beberapa bagian pesisir pantai Kabupaten Banyuwangi tergeletak begitu saja hamparan tambak  sebagai petakan-petakan dengan tanggul yang rusak disana-sini dan dasar  yang kering pecah-pecah. Sunyi, tak ada aktivitas, meski beberapa petakan terisi air. Yang ada hanya pantulan terik matahari yang memedihkan mata. Tak sedikit pun menyisakan tanda kebesaran bahwa dari lahan itu, asal kejayaan Indonesia sebagai penghasil utama udang windu dunia di era 80-an. Tambak – tambak udang tersebut mulai “tidur” setelah serangan beberapa penyakit yang menyerang udang windu beberapa Windu yang lalu. 

Banyuwangi merupakan Kabupaten dengan wilayah terluas di Jawa Timur dengan luas wilayah 5.782,50 km2 dan berbatasan dengan Kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo dan Propinsi Bali. Kabupaten yang masuk dalam kawasan Industri perikanan ini memiliki  panjang pesisir pantai 175,8 km dengan potensi tambak udang 1361 Hektar . Banyuwangi merupakan salah satu sentra tambak udang nasional. Namun dalam beberapa dekade ini setelah beberapa tahun udang windu mati suri, maka tergantikan oleh udang vannamei yang konon ceritanya lebih resistant terhadap berbagai penyakit daripada udang windu.  Dengan demikian udang vannamei di harapkan dapat menggantikan posisi udang windu. Kejayaan udang vannamei mulai meroket pada tahun 2000an. Namun popularitas udang vannamei juga mulai mengalami penurunan. Berbagai macam hal juga mulai membuat para petambak udang vannamei di Banyuwangi mulai gulung tikar, mulai dari harga jual udang yang tidak menentu sampai penyakit yang mulai menyerang udang vannamei sehingga menyebabkan beberapa tambak di Kabupaten Banyuwangi mulai mangkrak.  Pada awal tahun 2011, berdasarkan data yang ada pada Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi dari jumlah total luas tambak yang mencapai 1361 Hektar, hampir 50 persennya terserang penyaki seperti White Spot, Mio dan Taura Syndrome Virus.  Penyakit tersebut hampir merata menyerang tambak dibeberapa kecamatan yang ada di Banyuwangi, dan yang paling besar menyerang tambak tradisioanal. 

Di kawasan Banyuwangi bagian utara, mulai dari Desa Bajulmati hingga Wongsorejo, mulai 2 tahun terakhir ini hampir 60% tambak yang ada tidak berproduksi.  Sedangkan bagian pesisir timur mulai dari daerah Bulusan sampai Muncar Banyuwangi sekitar 30% tambak udang baik yang tradisional maupun intensif tidak berproduksi karena alasan penyakit, cuaca dan sebagainya.  Tambak-tambak tersebut dibiarkan tergeletak begitu saja oleh pemiliknya.  Miris memang, lahan yang awalnya dapat menghasilkan rupiah sampai ratusan juta per petaknya tersebut saat ini terlihat seperti hamparan dengan  ladang rumput yang mengering.  Sebenarnya apabila lahan – lahan tambak marginal tersebut di manfaatkan untuk produksi kelautan dan perikanan lainnya dengan biaya yang lebih minim akan memberikan hasil yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Beberapa alternative pemanfaatan lahan tambak marginal  dengan biaya dan resiko yang minim tersebut yaitu digunakan sebagai lahan untuk budidaya ikan bandeng dan sebagai lahan untuk produksi garam.   Salah satu alternative yang paling potensial untuk di realisasikan yaitu dengan menjadikan tambak-tambak marginal tersebut dijadikan lahan garam.  Hasil daripada produksi garam ini memang tidak sepopuler budidaya udang. Namun resiko memproduksi garam  di tambak marginal ini lebih minim daripada usaha budidaya udang. Selain itu siklus produksi pembuatan garam hanya membutuhkan waktu selama 20 – 30 hari.  Salah satu alasan mengapa tambak yang mangkrak tersebut dapat dijadikan lahan tambak garam karena  produksi garam nasional tahun ini belum dapat memenuhi kebutuhan garam untuk konsumsi sebanyak 1,8 juta ton, sedangkan untuk kebutuhan garam industry sebanyak 2 juta ton.  Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tahun ini sebagian kebutuhan garam nasional dipenuhi dengan cara impor dari Australia dan India yang tentunya membutuhkan biaya produksi lebih mahal daripada produski dalam negeri.  Dengan demikian harga garam di tangan konsumen akan lebih mahal.

Daerah Banyuwangi bagian utara mulai dari Desa Bajulmati hingga Wongsorejo dengan kondisi curah hujan yang cukup rendah dan waktu panas setiap tahunnya berkisar antara 6 – 8 bulan cukup menjanjikan untuk dijadikan lahan garam bagi tambak – tambak yang marginal tersebut.  Kondisi cuaca di daerah tersebut juga berkisar antara 30 – 34o C cukup potensial untuk memproduksi garam yang memang membutuhkan kondisi cuaca yang cukup panas.  Tambak – tambak marginal yang rata-rata menggunakan semen beton tersebut hanya memerlukan peralatan berupa pompa untuk memasukkan air laut ke dalam petakan,  jumlah air yang dimasukkan juga sangat sedikit dibandingkan pada saat produksi udang.  Dengan lantai dasar berupa beton ini dapat menghasilkan garam yang sangat bersih yang merupakan acuan sebagai garam kualitas KW1.  Dalam kondisi normal setiap 1 hektar lahan tambak garam dapat menghasilkan minimal 35 – 60 ton garam.  Bisa dibayangkan apabila di Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya terdapat lebih dari 500 hektar tambak udang yang mangkrak  dapat digunakan untuk lahan tambak garam tentunya akan menambah kesejahteraan bagi pemiliknya dan dapat memenuhi kebutuhan garam nasional. 

Memang garam ini belum ada barang substitusinya (pengganti) dan hanya dapat diproduksi dengan menggunakan air laut.  Dengan demikian berbagai alternative untuk meningkatkan produksi garam nasional diantaranya yaitu teknologi intensifikasi produksi, penambahan modal bagi masyarakat pegaraman, perluasan lahan produksi baik dengan cara membuka lahan baru maupun memanfaatkan tambak udang yang mangkrak (marginal).  Salah satu upaya dan langkah konkret yang perlu dilakukan dalam memanfaatkan tambak udang yang mangkrak yaitu dengan cara sosialiasi oleh instansi terkait seperti Balai Diklat Kelautan dan Perikanan setempat, Dinas kelautan dan Perikanan, penyuluh perikanan, Pemerintah Daerah serta pihak – pihak yang terkait lainnya.  Langkah selanjutnya adalah penguatan kelembagaan dan penguatan modal bagi para stake holder dan pelaku pegaraman.  Selain itu langkah yang tidak kalah penting yaitu jaminan harga dan stabilitas pasar bagi hasil garam yang akan di produksi. 

Indonesia yang merupakan Negara dengan wilayah laut terluas di dunia ini tentunya sangat optimis untuk dapat swasembada garam dengan dukungan berbagai elemen.

Oleh : Dian Tugu Warsito T, S.St.Pi
    Tim Publikasi BPPP Banyuwangi

Angkat Belut Sawah ke Pasar Internasional



Angkat Belut Sawah ke Pasar Internasional

Hj Komalasari tidak lebih dari seorang ibu rumah tangga biasa seperti kebanyakan wanita berstatus menikah lainnya.

Namun berkat ketekunannya, warga Kampung Tugu, Desa Pasir Halang. Kecamatan Sukabumi,ini mampu mengubah belut yang berasal dari sawah menjadi peluang bisnis internasional.

Apa yang menyebabkan Anda tertarik berbisnis belut? Dari mana ide awal membuat belut olahan?

Semua ini sebenarnya buah dari kegiatan yang saya tekuni. yaitu mengikuti secara aktif pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga (PKK) dan posyandu yang ada di sekitar tempat tinggal pada 1980. Anda tahulah seperti apa kegiatan ibu-ibu PKK. Memasak atau membuat kerajinan tangan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan. Seperti halnya saya, banyak sekali menu makanan yang dipelajari bersama-sama. Dalam perjalanannya, saya berpikir untuk membuat suatu usaha bersama dengan memanfaatkan potensi yang ada di kampung. Ide awalnya sangat sederhana, kala itu wilayah Kampung Tugu hampir sebagian besar berupa persawahan.

Tentunya di areal persawahan mudah sekali ditemukan belut. Dari situlah saya coba untuk mengolah belut menjadi dagangan atau usaha PKK. Sebagai langkah awal, saya hanya memiliki modal Rp 15.000. Uang sebesar itu saya manfaatkan untuk membeli belut dari para petani. Saat itu harga pembeliannya masih sangat murah, sekitar Rp3.000/kg. Ini adalah langkah awal yang menjadikan saya seperti saat ini. Orang bilang sekarang saya menjadi orang sukses.

Apa produk olahan yang pertama kali dibuat dan diperdagangkan?

Saya masih ingat, keterampilan memasak yang dimiliki belum terlampau hebat dan bervariasi. Karena itu saya coba untuk mengolah belut menjadi dendeng. Di samping itu pengolahan dendeng ini relatif mudah dan tidak terlampau rumit meracik bumbunya.Tenaga yang terlibat pada usaha pembuatan dendeng ini hanya 10 orang, semuanya merupakan kader PKK dan posyandu.

Selain itu peralatan untuk memasaknya pun masih sangat sederhana, seperti kompor minyak tanah dan pisau. Pokoknya segala peralatan dapur yang ada di rumah saya gunakan untuk membuat olahan belut.

Pemasarannya seperti apa?

Karena awalnya ini hanya usaha bersama, kemasan produk yang dihasilkannya pun masih sangat seadanya, yakni dendeng belut dikemas dengan plastik yang diberi kertas untuk penamaan produk. Penamaan produk yang dicantumkan pada kemasan itu juga disesuaikan dengan nama PKK dan posyandu, yakni Flamboyan. Di era 1980-an, penamaan posyandu atau PKK biasanya diambil dari nama bunga. Seiring dengan perjalanan usaha saya, kini nama Flamboyan menjadi nama perusahaan yang saya dirikan.

Kalau soal metode pemasarannya, saya ambil pola pemasaran dari mulut ke mulut serta hubungan lintas posyandu dan PKK.Temyata ini adalah pangsa pasar yang cukup bisa diandalkan. Buktinya jumlah produk setiap harinya terus meningkat sehingga pemasarannya dikembangkan ke warung-warung dan toko.

Ada pengalaman menarik kalau mengingat bagaimana saya memasarkan belut olahan ini.Tidak sedikit pemilik toko, terutama dari warga keturunan, menolak hasil produk saya. Alasannya barang dagangan yang akan saya titipkan itu sangat menjijikkan.Diakui.dulu, masyarakat masih sangat jarang mengonsumsi belut karena binatang ini kan selalu tumbuh di dalam tanah sawah yang kesannya sangat kotor dan bau.

Tapi penolakan ini saya jadikan sebagai tantangan. Saya terus menawari para pemilik toko itu untuk mau menerima titipan barang dagang saya. Eh, siapa sangka, hasil produkbelut olahan ini temyata banyak sekali yang meminati. Kondisinya jadi berubah, semula pemilik toko menolak produk saya, tapi kini mereka yang memin ta saya untuk menyuplai belut olahan dalam jumlah banyak.

Apakah Anda pernah menemui kendala saat memulai bisnis ini?

Tentu saja.Tidak selamanya bisnis akan berjalan mulus. Kendala utama dalam bisnis ini adalah keterbatasan modal. Beberapa kali saya sempat harus menghentikan dan memulai kembali bisnis belut ini. Permintaan sangat tinggi, tapi saya tidak bisa memenuhinya karena modal yang ada sangat kecil.

Sebagai pengusaha kecil, saya tentunya tidak bisa berdiri sendiri. Peran pemerintah saat itu belum optimal, apalagi bagi para pengusaha belut. Sektorini masih dipandang kecil.

Kabarnya belut olahan hasil produk Anda sudah dipasarkan hingga ke mancanegara?

Alhamdulillah ini berkat ketekunan dalam usaha. Semula belut ini dipasarkan secara lokal, terutama di Sukabumi saja. Lambat laun menjalar sampai hampir ke seluruh daerah di Indonesia. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, permintaan datang dari luar negeri seperti Malaysia dan Korea.Tapi kedua negara ini lebih tertarik belut segar, bukan dalam bentuk olahan. Dalam satu bulan permintaan belut segar untuk satu negara bisa mencapai 5 ton. Di sana belut dijadikan bahan dasar kosmetik serta obat-obatan.

Pemasaran hingga ke luar negeri ini adalah berkat kepedulian pemerintah daerah maupun pusat. Peran serta pemerintah telah mendongkrak usaha yang saya tekuni. Bahkan selama satu tahun saya sempat menjadi tenaga pengajar di Universitas Pasundan,Bandung, pada jurusan teknologi pangan.

Dari mana belut-belut itu diperoleh agar kebutuhan pasar lokal dan luar negeri terpenuhi?

Sejak pertama kali merintis usaha belut, saya cenderung mendapatkannya dengan cara membeli dari para petani walau sebenarnya peluang untuk beternak belut terbuka lebar. Tapi itu bukan tujuan saya. Sebab langkah ini saya awali dengan niat untuk kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat sekitar. Hampir setiap harinya saya membeli belut dari petani dengan harga Rp25.000/kg. Ini harga yang cukup untuk mendongkrak perekonomian masyarakat.yang sama,yakni belut. Apakah Anda merasa tersaingi?

Sedikit pun tidak pernah merasa takut usaha saya akan tersaingi.Tapi sebaliknya ini menjadi motivasi bagi saya untuk terus memajukan usaha. Tidak sedikit anak didik saya mengikuti jejak yang sama, bahkan mereka banyak yang sukses.Terlepas dari itu agar usaha tetap berjalan, saya tidak pernah berhenti untuk berinovasi.

Berapa kapasitas produksi saat ini?

Pada saat rintisan awal, jumlah produksi hanya mampu sekitar 5 kg per minggu.Ta pi sekarang ini, dalam satu hari jumlah produksi bisa mencapai 200 kg, terdiri atas 150kg untuk olahan, 50 kg untuk pemenuhan pesanan belutsegar.Akumulasinya, dalam satu bulan angka produksi belut bisa mencapai 4,5 ton.

Apa rencana ke depan dengan bisnis Anda yang telah sukses ini? Saya akan tetap berada di jalur usaha belut. Sebab ini adalah bisnis yang benar-benar saya rintis dari nol. Diharapkan di kemudian hari ini akan menjadi bisnis keluarga dan masyarakat. Saat ini saya masih melakukan regenerasi untuk penerus bisnis.

Apa kuncinya untuk menjalankan sebuah bisnis, terutama bagi wirausaha yang baru merintisnya?

Tekun dan ikhlas. Ini adalah kunci kesuksesan. Ikhlas yang dimaksudkan adalah tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dan mengalami kerugian.Tekun menjalani tanpa harus terpengaruh oleh bisnis lainnya. Harus fokus sampai menuai keberhasilan. 11. Menurut Anda, apa saja potensi alam Indonesia ini yang masih bisa digarap oleh masyarakat?

Banyak sekali potensi alam yang belum tersentuh dan tergarap oleh masyarakat. Contohnya potensi di perikanan. Bukan hanya belut saja yang bisa dijadikan potensi bisnis, tapi ikan nila dan lele juga temyata jauh memiliki potensi.

toni Kamajaya

Sumber: Harian Seputar Indonesia 27 November 2011,hal. 8