Berdayakan Potensi Pesisir

Berdayakan Potensi Pesisir

KPP-PA dan KKP Beri Penyuluhan Para Istri Nelayan

JAKARTA-Pemberdayaan kepada masyarakat pesisir, terutama istri nelayan, digiatkan oleh pemerintah. Di antaranya melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) beserta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kedua kementerian itu menyelenggarakan penyuluhan selama satu malam di atas kapal latih Madidihan-03. Acara tersebut dilakukan dalam rangka mewujudkan visi KKP menjadikan tanah air sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada 2015.

Sepanjang malam, mereka mengikuti seluruh materi yang diberikan dari kedua lembaga tersebut. Terlebih, setiap hari sebagai seorang istri pelaut, mereka lebih banyak ditinggalkan oleh para suami untuk mendapatkan hasil di laut."Kegiatan ini dilakukan agar mereka tidak lagi bergantung pada suami, tapi mampu meningkatkan potensi yang dimiliki," ucap Meutia Hatta, anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, kemarin malam.

Sebagai negara maritim yang memiliki wilayah lautan terluas di seluruh dunia, sudah seharusnya Indonesia mengedapankan potensi ekonomi yang dimiliknya. Salah satunya memberikan edukasi dan masukan kepada warga tentang bagaimana caranya membuat sebuah karya. "Setidaknya mereka menjadi lebih kreatif," tambahnya ketika ditemui di atas kapal latih Madidihan-03 yang masih berusia tiga bulan.

Apalagi, tambah Meutia, tempat tinggalnya yang berada di wilayah pesisir justru dapat membantu mereka untuk meningkatkan potensi dari alam. Salah satunya dengan membuat beberapa benda kerajinan tangan seperti kaus, gelang, dan berbagai suvenir lainnya. "Dengan begitu, mereka bisa mengangkat kesejahteraannya sendiri tanpa perlu bantuan darisuami," sahutnya. Para peserta yang datang dari seluruh provinsi terlihat sangat antusias mengikuti penyuluhan meski keadaan gelombang laut sedang tidak memungkinkan.

Sementara dalam sambutannya, Meneg PP-PA Linda Amalia Sari yang dibacakan oleh Hertomo Heroe, deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi, mengatakan, peran dan kedudukan para penyuluh memiliki posisi strategis. Terlebih, mereka juga memiliki tugasuntuk meningkatkan pendidikan serta pelatihan yang berkaitan dalam dunia maritim. Apalagi dengan kondisi sosial budaya yang kurang menguntungkan serta cara pandang bagi netral gender dalam sebuah permasalahan pembangunan. Lebih sering berdampak kepada perempuan yang jumlahnya separo dari penduduk laki-laki sehingga termaji-nalkan. "Karena cara melihat sebuah permasalahan tidak memeprhatikan kondisi danposisi serta kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan," ucapnya.

Setidaknya, perlu diberikan arahan agar kaum perempuan sadar kalau dirinya mampu berkontribusi besar dalam sistem produksi, pengolahan, dan pemasaran produk perikanan dengan peran yang setara dengan kaum pria. "Perempuan bukan beban pembangunan. Sebaliknya mereka adalah potensi yang perlu diberikan kesempatan dan peran," pungkasnya, mumu



Sumber : Indo Pos 28 Agustus 2010,hal.3