Predator Benih Ikan - Ular

ULAR

Ular (snake) merupakan hewan reptil tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (squamata). Perbedaannya, kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Ada banyak famili, genus dan spesies ular yang hidup di dunia saat ini. Sistematikanya adalah sebagai berikut:
Kingdom: Animalia
Phylum: Chordata
Sub phylum: Vertebrata
Klasis (kelas): Sauropsida
Ordo (bangsa): Squamata.
Subordo: Serpentes, Linn, 1758.

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak berfungsi untuk mengunyah, melainkan untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan kepala mangsanya lebih dahulu.
Untuk menghangatkan tubuh dan membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali berjemur di bawah sinar matahari. Ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa, puluhan bahkan ratusan butir. Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, dan tidak mempunyai keistimewaan pada ketajaman indera mata. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan di sekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangannya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat. Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya. Lubang yang terdapat antara mata dan mulut. ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas)organ ini biasa disebut ceruk atau organ "Jacobson". Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya.

Ada banyak jenis ular, namun yang betul-betul menjadi ancaman bagi benih ikan adalah ular yang hidup secara akuatik atau semi-akuatik (ular perairan) di kolam, sawah, sungai, rawa maupun danau. Ular-ular perairan ini memangsa ikan, kodok, berudu, dan telur ikan. Menurut (Sachlan, 1975) ular yang rakus memangsa ikan adalah ular genis atau ular kadut belang (Homalopsis buccata). Ular jenis ini gemar sekali memakan ikan yang masih berukuran benih maupun ikan dewasa.
Selain itu, ada juga jenis ular air lainnya yang ditemukan di kolam yakni ular air pelangi (Enhydris enhydris). Ular air pelangi kerap ditemui di saluran-saluran air, kolam-kolam ikan, lingkungan sawah, rawa dan sungai-sungai kecil yang berarus tenang. Ular pelangi ini amat gemar memangsa ikan kecil, dan seringkali menjadi hama di kolam-kolam pemeliharaan ikan. Mangsa lainnya adalah kodok, termasuk berudunya, dan diperkirakan juga kadal.
Ular air pelangi bertubuh relatif sedang, panjang maksimum 80 cm, meski kebanyakan antara 50-60 cm. Berkepala kecil, berperut gendut, dan berekor pendek. Punggung (dorsal) umumnya berwarna cokelat muda zaitun hingga abu-abu kehitaman, dengan sepasang garis berwarna lebih terang di sebelah garis tulang punggung. Sisi samping badan (lateral) sebelah bawah berwarna terang kekuningan atau keputihan, dibatasi garis zigzag kehitaman di sepanjang batas dengan sisik-sisik ventral (perut).

Terkadang terlihat garis warna merah jambu agak samar di bagian terang ini, serupa pola renda memanjang. Sisi bawah tubuh (ventral) kekuningan atau keputihan, kadang-kadang dengan bintik-bintik atau garis samar sepanjang garis tengahnya.
Di waktu pagi dan Siang, ular air pelangi kerap terlihat mengeluarkan kepala dan sebagian badannya dari air, dan berdiam diri menyerupai ranting kayu. Ada kalanya beberapa ekor ular muncul bersama dalam jarak yang tidak berapa jauh.


■ Pengendalian:
Ular bisa dikendalikan dengan jalan menangkap langsung ular-ular tersebut. Di pulau Jawa dan Lampung perburuan terhadap ular sawah dan ular kolam banyak dilakukan pada malam hari ular-ular ini diambil kulitnya dan kemudian dijual. Caranya dengan "ngobor" menggunakan lampu petromak atau center, dan ular yang terlihat langsung ditangkap menggunakan tangan. Ular ini tidak berbisa atau berbisa lemah (mildly venomous) sehingga gigitannya tidak mematikan. Di beberapa tempat di pedalaman Jawa Tengah, anak-anak sering menangkap ular ini dengan cara dijerat dengan lidi daun kepala. Cara lain, kolam benih diberi pagar sehingga ular tidak bisa masuk ke area perkolaman.

Sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008