Budidaya yang Sesuai dengan Potensi Perikanan di Jawa Tengah

Budidaya yang Sesuai dengan Potensi Perikanan di Jawa Tengah


Perikanan budidaya di Jawa Tengah saat ini didominasi oleh usaha skala kecil. Perikanan budidaya mempunyai peranan strategis untuk mengantisipasi menurunnya sumberdaya ikan akibat eksploitasi yang berlebihan serta diharapkan dapat berperan dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Komoditas unggulan perikanan budidaya di provinsi Jawa Tengah adalah Nila, Lele, Rumput laut (Gracillia sp) dan kepiting bakau.


Berdasarkan pada kondisi potensi, keragaan, peluang serta tantangan yang dihadapi, maka visi pembangunan perikanan budidaya di Provinsi Jawa Tengah adalah mewujudkan perikanan budidaya sebagai sumber pertumbuhan ekonomi andalan melalui sistem usaha budidaya yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Oleh karena itu, pemanfaaatan sumberdaya perikanan budidaya yang belum optimal harus dikelola secara berkesinambungan dengan memperhatikan daya dukung lahan serta kelestarian lingkungan hidup sejalan dengan code of conduct for fisheries sehingga sistem usaha perikanan budidaya mampu mensejahterakan masyarakat pelaku usaha secara adil dengan berpihak kepada usaha skala kecil dan menengah. Implementasi dari visi tersebut ditetapkan 5 (lima) misi pembangunan perikanan budidaya di Provinsi Jawa Tengah :

a. Menyediakan bahan pangan, bahan baku industri dan ekspor;

b. Membangun perikanan budidaya berbasis IPTEK yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan;

c. Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha;

d. Menciptakan iklim usaha budidaya yang kondusif;

e. Memulihkan perlindungan sumberdaya dan lingkungan ekspor.

a. Potensi Budidaya Air Tawar

Perairan tawar merupakan sumberdaya alam di Jawa Tengah yang masih belum dimanfaatkan secara optimal. Potensi ini meliputi budidaya kolam, sawah, waduk (22.999ha), rawa (3.673 ha), sungai (15.509,9 ha) dan genangan air lainnya. Apabila potensi ini dikelola dengan baik untuk usaha perikanan budidaya tentunya dapat memeberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan perikanan di daerah ini. Waduk alam dan buatan yang merupakan waduk besar maupun kecil yang ada di Propinsi Jawa Tengah seluruhnya ada 39 buah, sangat potensial untuk pengembangan usaha perikanan budidaya di keramba maupun jaring apung, yang antara lain terdapat di Waduk Gajahmungkur (Kab.Wonogiri), Waduk Wadaslintang (Kab. Wonosobo), Waduk Mrica (Kab.Banjarnegara), dan Waduk Kedung Ombo (Kab Sragen, Boyolali, dan Grobogan). Budidaya KJA (Keramba Jaring Apung) di waduk-waduk tersebut sudah berkembang dengan baik. Komoditas yang dibudidayakan antara lain ikan nila merah, hitam dan mas. Jenis ikan Nila untuk memenuhi pasar lokal dan ekpor (Jepang dan Amerika Serikat).

b. Potensi Budidaya Air Payau

Lahan utama yang potensial bagi pengembangan usaha pertambakan terletak di daerah hutan bakau. Saat ini kerusakan hutan bakau di Jawa Tengah cukup tinggi yakni sekitar 92.471 ha sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat produktivitas usaha budidaya tambak, terutama untuk komoditas udang. Lokasi perikanan budidaya air payau berada di pantai utara Jawa Tengah sepanjang lebih kurang 453,9 km yang membentang dari Kabupaten Brebes sampai Rembang serta sebagian kecil pantai selatan. Berdasarkan tingkat penerapan teknologinya dikelompokkan menjadi tambak intensif, semi intensif dan tambak tradisional. Total produksi tambak terdiri dari prosukdi udang sebesar 14.752,6 ton dan ikan lainnya sebesar 58.935,4 ton (ikanbandeng 36.385,6 ton, mujair 2.304 ton, belanak 1.015,9 ton, kakap 410,7 ton dan lainnya 3.410,9 ton).

c. Potensi Budidaya Laut

Budidaya perikanan laut di Jawa Tengah tidak terlalu berkembang , karena poyensi lahan yang dapat dimanfaatkan terbatas. Perairan laut Jawa Tengah kurang memiliki syarat usaha budidaya seperti lokasi yang tidka tercemar dan perairan yang tenang. Potensi budidaya laut yang memenuhi persyaratan untuk pengembangan budidaya hanya berkisar 4.000ha. Lokasi tersebut terdapat di sepanjang pantai utara dan selatan Jawa Tengah meliputi perairan pantai Kabupaten Jepara, perairan pada gugusan pulau-pulau Karimunjawa, perairan pantai Kabupaten Rembang dan perairan pantai Kabupaten Kebumen. Komoditas utama yang dikembangkan di perairan sekitar Pulau Karimunjawa meliputi ikan kerapu bebek, macam, lumpur dengan sistem Karamba Jaring Apung (KJA).

Kelembagaan Perikanan Budidaya

Kelembagaan kelompok : Unit Pelayanan Pengembangan (UPP), yang merupakan gabungan Kelomok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) terdapat di 28 kab/kota (dari 35 Kab/Kota) Agar kebijakan pengembangan perikanan peikanan budidaya di Jawa Tengah dapat terlaksana, maka strategi yang ditempuh melalui :

a. Pengambangan sistem usaha perikanan budidaya;

b. Pengembangan Prasarana perikanan budidaya;

c. Pengembangan sistem perbenihan;

d. Pengembangan sistem produksi;

e. Pengembangan sistem pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan; dan

f. Pengembangan sistem administrasi dan kelembagaan.

Peluang Usaha bagi investor di Propinsi Jawa Tengah antara lain :

* Pengembangan budidaya karamba jaring apung (KJA) melalui kemitraan dengan para pembudidaya/ pokdakan;
* Pembangunan pakan ikan.

sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id