Budidaya Polikultur (Udang Windu, Bandeng dan Gracilaria)

Budidaya Polikultur (Udang Windu, Bandeng dan Gracilaria)

Banyaknya lahan tambak yang ”idle” (terbengkalai) di hampir semua daerah pesisir indonesian dan khususnya pantura jawa, sebagai indikasi tidak produktifnya tambak. Faktor penyebab tambak ”idle” tersebut diantaranya adalah para petambak masih traumatik dengan adanya beberapa kasus penyakit udang dan terissu degradasi lingkungan baik perairan eksternal maupun internal tambak. Hal ini membuat sebagian besar petambak menunggu alternatif sistem/model pemeliharaan yang sesuai untuk diterapkan.

Diharapkan agar komoditas udang masih tetap eksis budidayakan di tambak dan tambak tetap produktif salah satu alternatif trobosan dalam revitalisasi tambak dan menghidupkan tambak-tambak kembali tetap produktif adalah melalui budidaya pembesaran multispesies dalam satu sistem pemeliharaan dengan pararel dan resirkulasi.

Budidaya polikultur udang, bandeng, rumput laut di tambak merupakan penggabungan teknologi monokultur udang, bandeng dan rumput laut. Namun, secara ekologi perairan, gabungan ketiga komoditas dalam satu sistem budidaya saling memberikan pengaruh positif. Dalam hal ini, glacilaria dapat menyerap racun dan limbah organik sehingga menstabilkan lingkungan dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh udang dan bandeng.


selengkapnya.................................




sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id