Rumput Laut dan Kerapu, Andalan Perikanan Budidaya Provinsi Maluku

Rumput Laut dan Kerapu, Andalan Perikanan Budidaya Provinsi Maluku


Produksi perikanan budidaya provinsi Maluku tahun 2009 mencapai 50.915 ton yang berasal dari budidaya laut, budidaya tambak dan budidaya air tawar. Rumput laut, kerapu, teripang dan udang adalah komoditas unggulan perikanan budidaya provinsi Maluku. Pada tahun 2009, keempat komoditas tersebut, produksinya masing-masing sebesar 47.782,6 ton, 1.810,7 ton, 522,4 ton dan 166,3 ton. Selain itu, Maluku juga terkenal dengan budidaya mutiaranya yang sudah mendunia.

Jika dilihat berdasarkan komoditas unggulan budidayanya maka terlihat bahwa Maluku sangat potensial untuk pengembangan budidaya laut terutama untuk rumput laut, kerapu dan tiram mutiara. Memang provinsi Maluku sangat potensial untuk pengembangan ketiga komoditas tersebut. Dilihat dari struktur wilayahnya, provinsi ini merupakan provinsi kepulauan dan provinsi ini dikelilingi oleh laut yang masih terjaga. Provinsi yang terletak di posisi 2?30?9? lintang selatan dan 124? - 136? bujur timur ini, berbatasan dengan laut seram di sebelah utara, lautan Indonesia dan laut arafura di selatannya, di sebelah timur berbatasan dengan laut irian dan sebelah barat berbatasan dengan laut Sulawesi.

Jadi hampir sebagian besar provinsi ini merupakan daerah laut yang potensial untuk pengembangan budidaya laut. Provinsi Maluku diperkirakan memiliki potensi budidaya laut sebesar 495.300 Ha yang terdiri dari :

Potensi budidaya kakap putih sebesar 31.000 ha
Potensi budidaya kerpau sebesar 104.00ha
Potensi budidaya rumput laut sebesar 206.000 ha
Potensi budidaya tiram mutiara sebesar 73.400 ha
Potensi budidaya teripang sebesar 28.900 ha
Potensi budidaya lobster sebesar 23.000 ha
Potensi budidaya kekerangan sebesar 29.000 ha

Lahan-lahan potensial untuk pengembangan budidaya tersebut tersebar dibeberapa daerah yaitu perairan seram, Manipa, Kei Kecil, Kei Besar, Yamdena, PP. terselatan dan Wetar. Namun, saat ini pengembangan budidaya laut di provinsi ini, yang dikembangkan secara komersil hanya pada komoditi rumput laut, kerapu dan tiram mutiara

Budidaya rumput laut di Maluku diperkirakan produksi akan meningkat tajam pada tahun selanjutnya. Hal ini berdasarkan kondisi lahan yang sangat potensial, kemudahan dalam berbudidaya dan juga rumput laut dari Maluku masih dihargai tinggi karena kualitasnya yang sangat bagus. Peningkatan produksi rumput laut ini juga tidak terlepas dari peran aktif dinas kelautan dan perikan Maluku yang ingin menggenjot produksi rumput laut pada tahun berikutnya. Selain itu, terbukti pengembangan budidaya rumput laut di Maluku dapat menanggulangi kemiskinan di provinsi ini. Penyerapan tenaga kerja dari budidaya rumput laut diperkirakan mencapai 5000-an orang pada tahun 2009.

Kerapu yang juga menjadi komoditas unggulan budidaya merupakan salah satu komoditas yang akan dinaikkan produksi pada tahun-tahun selanjutnya. Produksi kerapu yang terus mengalami tren positif setiap tahunnya dan potensi lahan yang masih terbuka menjadi alasan kenapa kerapu menjadi komoditas yang diunggulkan oleh provinsi ini.

Begitu pula dengan mutiara yang hasilnya telah dikenal. Produksi mutiara hasil budidaya dari Maluku dihargai sangat tinggi karena kualitasnya yang sangat bagus. Jika dilihat produksinya memang tidak terlihat sumbangan produksinya untuk total produksi perikanan budidaya namun jika menilik pada nilainya maka sungguh sangat tinggi nilainya bahkan mengalahkan harga udang dan kerapu.

Potensi perikanan budidaya provinsi Maluku tidak hanya pada budidaya lautnya saja. Budidaya tambak dan kolam juga diandalkan. Potensi kedua jenis budidaya ini juga masih terbuka lebar. Udang dan teripang adalah komoditas yang telah dibudidayakan di tambak pada provinsi ini dan merupakan komoditas andalan provinsi Maluku.

sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id