Yopie Yuliarso Pembudidaya yang pantang menyerah

Pak Yopie, pernah menyelesaikan sekolahnya di negara Jerman di bidang studi yang sangat

jauh dari dunia perikanan yaitu elektro tehnik fachbereich technishe informatics Hamburg dan

lulus pada tahun 1988, dengan berkecimpungnya didunia perikanan beliau menyebutnya hijrah

dari high-tech ke mahluk-mahluk kecil.



Pada tahun 2008 Yopie Yuliarso pernah menggeluti pembesaran atau budidaya Kepiting Bakau

di lokasi yang produktif yaitu Mojo dan Cepiring di Jawa Tengah, berawal dari pemekaran

usahanya yaitu outlet kebab di Pekalongan, dimana pada waktu itu orang-orang disekeliling

beliau bercerita tentang penanaman benih pepohonan jati, mangga termasuk bakau yang

sangat erat hubungannya dengan ekosistem yang mengcover kepiting bakau, lalu mencoba

googling dan ternyata menarik. Karena tahu tidak ada benih dan seterusnya maka tim Yopie

Yuliarso mulai mendata dimana benih yang akan didapatkan dengan banyak (memenuhi

kebutuhan), bagaimana kontinuitasnya yang semuanya telah dilakoni tahap demi tahap dengan

baik.



Masa-masa berproduksi yang bagus pernah dialami dengan panen yang setiap hari dilakukan

dengan jumlah produksi antara 30-50 kg/hari dengan jumlah tanam isi 10-12 ekor benih per kg,

berat 60-80 gr asumsinya kalau molting besar dan beratnya naik 30% dimana 1 porsi menu

masak adalah 100 gram maka sempatlah Yopie dan timnya mengalami masa-masa

keberhasilan. kemudian tambak-tambak wadah budidaya kepiting tersebut mengalami

kebocoran terutama dari kepiting-kepiting muda terlebih mengalami kondisi riil bahwa

benih-benih kepiting selalu kekurangan dan pasti akan kekurangan terus Yopie Yuliarso

mengundurkan langkahnya. Tambak yang sudah disewa jadi menganggur, rakit terbuang

percuma basket-basket yang sudah tersewapun tergeletak sedih.

selanjutnya

sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id