Teknologi Budi Daya ikan Nilem

Teknologi Budi Daya ikan Nilem

Teknologi budi daya nilem tidak berkembang terlalu pesat seperti jenis ikan lainnya. Pasalnya, ikan ini mudah memijah secara alami di kolam budi daya, sehingga tidak diperlukan upaya khusus dalam kegiatan pemijahannya. Pemeliharaan nilem umumnya dilakukan secara tradisional di kolam-kolam budi daya di daerah dataran tinggi. Belum ada pembudidaya yang memelihara nilem di sawah atau di KJA.

Dalam pembudidayaan dan perkembangbiakannya, nilem menyukai perairan yang airnya bersih, jernih, dan mengalir perlahan. Khusus di Jawa Barat, pembenihan dilakukan dengan tiga cara, yaitu ala Tarogong, ala Galunggung, dan ala Nagrek. Teknik pemijahannya dilakukan secara massal, yaitu ke dalam kolam seluas 300 m2 dimasukkan induk sebanyak 100 pasang. Induk ini akan memijah secara alami, terutama jika kolam pemijahannya banyak ditumbuhi tanaman air.Telur yang telah menetas menjadi larva akan berkembang dan tumbuh dengan baik jika di kolam pemijahan tersedia pakan alami berupa plankton.

Sementara itu, pembesaran nilem dapat. dilakukan di kolam khusus pembesaran yang telah diberi pupuk organik (pupuk kandang) Untuk menumbuhkan pakan alami. Benih yang digunakan untuk pembesaran berukuran 3-5 cm. selama pembesaran benih nilem diberi pakan buatan berupa dedak halus atau hancuran pelet. Para pembudidaya nilem di jawa Barat biasa melakukan pembesaran nilem dengan sistem longyam atau balong hayam, pemeliharaan ikan bersama ayam). Setelah dipelihara selama 4 bulan, ukuran nilem sudah mencapai 30 ekor per kg dan siap dipanen serta dipasarkan sebagai ikan konsumsi.
Sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P. AgroMedia Pustaka, 2008