Ikan Gurame

GURAMI

Gurami merupakan jenis ikan budi daya air tawar yang menempati posisi tersendiri di hati penggemarnya. Di kalangan pencinta menu masakan ikan, gurami dikenal sebagai ikan mewah dengan harga jual yangtinggi dan kelezatan cita rasa dagingnya melebihi ikan air tawar jenis lain , Daging gurami tergolong renyah dengan sedikit duri dan minim lemak, sehingga mudah diolah dan dimasak dalam berbagai variasi menu

pada masa lalu tidak banyak petani yang berminat membudidayakan gurami. Pasalnya, laju pertumbuhan ikan ini relatif lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan ikan konsumsi jenis lainnya. Keadaan tersebut membuat pembudidayaannya hanya populer dilakukan di daerah tertentu, seperti Parung, Ciamis, Tasikmalaya, Banjarnegara, Purwokerto, Purworejo, dan Kediri.

Selain itu, kegiatan budi daya gurami juga berkembang di Sumatera Barat, terutama di Bukittinggi dan Payakumbuh. Di kedua daerah tersebut,gurami banyak dijadikan sebagai "tabungan hidup" yang baru dipanen setelah bertahun-tahun dipelihara. Itu pun hanya dimanfaatkan sebagai Iauk saat lebaran atau pada acara-acara kenduri.

Salah satu menu gurami yang sangat populer adalah gurami asam manis. Menu dari daging gurami utuh ini menjadi hidangan berkelas di hotel berbintang atau restoran papan atas. Selain itu, ada menu gurami goreng dan gurami bakar yang juga banyak digemari masyarakat. Khusus di Sumatera Barat, gurami selalu dihidangkan dalam bentuk pangek gurami pada saat pesta pernikahan atau hari raga keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha.

Sementara di Sulu Melayu, gurami dihidangkan saat acara selamatan kelahiran atau sunatan. Hal yang sama juga dapat ditemukan di masyarakat Sunda yang sering menjadikan gurami sebagai menu pelengkap dalam acara kenduri, sehingga masyarakat Sunda sering menyebut acara itu dengan sebutan geramian.

Berdasarkan persentase produksi pada tahun 2003, tercatat lima propinsi penghasil gurami terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat (34,04%), jawa Tengah (18,67%), Sumatera Barat (15,44%), Jawa Timur (14,98%), dan Nusa Tenggara Barat (2,7%). Berdasarkan ketersediaan lahan, gurami sebenarnya sangat potensial untuk dikembangkan di seluruh provinsi di tanah air, terutama di daerah dataran rendah. Ikan ini dapat dikembangkan di sawah, kolam, empang, waduk, danau, atau sungai. Khusus untuk pengembangan di waduk peternak gurami di Provinsi Jawa Barat banyak menggunakan teknik pemeliharaan gurami di kantong jaring apung yang dilakukan di beberapa waduk, misalnya Waduk Jatiluhur,Waduk Cirata, dan Waduk Saguling. Saat ini, Kabupaten Purwakarta dikenal sebagai daerah penghasil terbesar gurami dari kantong jaring apung yang dibudidayakan di Waduk jatiluhur.

sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008