Kelemahan Kolam Konvensional bagi budidaya lele

KOLAM KONVENSIONAL DAN RISIKO PEMBUATANNYA

Kolam konvensional adalah kolam yang umum dibuat oleh masyarakat dan secara teknis metode pembuatannya telah diterapkan secara turun-temurun. Kolam yang termasuk dalam kategori ini, yaitu kolam gali dan kolam semen.

Kolam gali sering kali juga berfungsi sebagai tempat pembuangan air limbah keluarga yang lazim diistilahkan sebagai kolam comberan. Pada kenyataannya, lele memang dapat hidup dan berkembang biak di dalam air kotor semacam ini.

Risiko yang sering dialami pada penggunaan kolam gali adalah kekeringan air atau sebaliknya malah kebanjiran. Pada musim kemarau, kolam gali akan mengalami kekurangan air, bahkan kering. Sementara pada musim hujan, air dalam kolam dapat meluap hingga melampaui tinggi pematang kolam. Dengan demikian, lele lebih leluasa keluar kolam dan bertebaran di mana-mana sehingga akan mengakibatkan petani mengalami kerugian dalam usahanya.
Penggunaan kolam gali untuk budi daya ikan selalu mengandung
risiko kekeringan air dan kebanjiran

Selain kolam gali, ada pula masyarakat yang menggunakan kolam semen yang dibangun di dalam tanah atau di atas permukaan tanah. Kolam semacam ini tentu saja memerlukan biaya relatif mahal karena bahan pembuatnya dari semen.

Risiko yang dialami dari penggunaan kolam semen, selain kekeringan air dan kebanjiran, tidak jarang juga mengalami kebocoran yang sulit diatasi. Hampir dapat dipastikan pertumbuhan pepohonan di sekitar kolam pun akan mengakibatkan keretakan dinding atau dasar kolam sehingga terjadi kebocoran atau perembesan.

Ada pula risiko lain yang kemungkinan terjadi pada kolam gali maupun kolam semen. Jika dalam kondisi tertentu, kolam ini tidak dimanfaatkan lagi karena lahan yang tersedia akan dimanfaatkan untuk keperluan lain maka kolam tersebut harus ditimbun dengan tanah. Dalam hal ini pasti memerlukan tenaga dan biaya.

Sementara, jika kolam-kolam tersebut ditelantarkan, berarti menjadi sia-sia dan kemungkinan besar akan menjadi tempat berkembangnya bibit penyakit.
Penggunaan kolam semen memerlukan biaya mahal dan
jika terjodi kebocoron sulit diatasi

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kedua jenis kolam konvensional tersebut tidak efisien dan tidak efektif. Untuk itu, perlu dicarikan solusinya. Salah satu metode yang ditawarkan dan akan dibahas dalam buku ini yaitu penggunaan kolam karpet.

sumber : Kliwon Sujionohadi
Edy Suhedi, Penebar Swadaya, 2002