OKSIGEN TERLARUT TERHADAP UDANG

OKSIGEN TERLARUT

Dilihat dari jumlahnya, oksigen terlarut adalah satu jenis gas terlarut dalam air pada urutan kedua setelah Nitrogen. Namun jika dilihat kepentingannya bagi


kehidupan ikan dan udang, Oksigen menempati urutan paling atas. Oksigen yang sangat diperlukan udang untuk pernafasannya harus dalam bentuk terlarut dalam air, karena udang tidak dapat memanfaatkan Oksigen langsung dari udara.

Sumber utama Oksigen dalam perairan adalah hasil difusi dari udara, terbawa melalui presipitasi (air hujan) dan hasil fotosintesis fitoplankton. Sebaliknya, kandungan Oksigen terlarut dalam air dapat berkurang karena dimanfaatkan oleh aktivitas respirasi dan perombakan bahan organik. Kekurangan Oksigen dapat pula dialami akibat terhalangnya difusi karena stratifikasi salinitas yang dapat terjadi setelah hujan lebat.

Besarnya kandungan Oksigen terlarut dalam air dapat dinyatakan dengan konsentrasi absolut (ppm) ataupun dengan konsentrasi relatifnya (persenjenuh). Konsentrasi jenuh adalah kandungan Oksigen terlamt dalam air pada saat fase air dan udara dalam keadaan seimbang. Nilai optimal kandungan Oksigen bagi kehidupan udang > 5 ppm sekitar 100 % jenuh.

Pada konsentrasi yang cukup besar, terjadi perbedaan tekanan parsial yang memungkinkan penetrasi oksigen ke pembuluh darah melalui lamela-lamela insang dan kemudian diikat dan dimanfaatkan oleh haemocyanin dalam pembuluh darah udang. Pada konsentrasi yang terlalu rendah, tekanan parsialnya tidak mampu untuk memungkinkan penetrasi oksigen, sehingga udang dapat mati lemas karena kesulitan bernafas. Gejalanya terlihat dengan berenangnya udang secara tidak beraturan di permukaan air. Konsentrasi yang berlebihan pun dapat mengakibatkan kematian dengan terjadinya emboli dalam pembuluh darah akibat terlalu banyaknya gelembung udara (gas bubble disease).

Konsentrasi lewat jenuh dapat terjadi pada tambak-tambak yang terlalu subur dan fitoplankton tumbuh terlalu padat. Keadaan ini dapat terjadi setelah tengah hari, yaitu melalui aktivitas fotosintesis fitoplankton banyak menghasilkan Oksigen dengan reaksi sebagai berikut :

Khlorophil

6 CO2 + 6H2 O ——————> C6H12O6 + 6O2

Ultra violet

(cahaya matahari)

Difusi Oksigen hanya terjadi dengan cepat pada lapisan permukaan air, sedangkan pada lapisan di bawahnya, justru di tempat hidup udang, difusi berjalan sangat lambat. Untuk membantu distribusi Oksigen ke lapisan bawah, diperlukan alat aerasi yang dapat berupa blower, kincir air (paddle wheel), aire O-two ataupun lainnya. Fungsi alat-alat aerasi tersebut selain dapat mempercepat difusi Oksigen dan distribusinya ke lapisan bawah, dapat juga membantu melepaskan Oksigen ke atmosfir pada keadaan yang lewat jenuh.

sumber :

Ir. Sri Umiyati Sumeru

Dra. Suzy Anna