Budidaya Burung Puyuh


Burung puyuh saat ini banyak di ternakkan oleh masyarakat. Melihat kebutuhan manusia yang semakin tambah banyak saja ini, perlu dilakukan Budidaya Burung Puyuh agar pasokan telur puyuh ini dapat menjangkau ke seluruh wilayah. Ada pun hal yang harus diperhatikan apabila ingin budidaya burung puyuh sebagai berikut :

A) Lokasi

Pada daasarnya burung puyuh mudah kaget, sehingga upayakan lokasi sbb:
  1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
  2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur sapronak dan jalur-jalur pemasaran
  3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
  4. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi udara yang baik.

B)Penyiapan Sarana dan Peralatan         


     a)Perkandangan
Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperatur kandang yang ideal atau normal berkisar 20-25 derajat C; kelembaban kandang berkisar 30-80%; penerangan kandang pada siang hari cukup 25-40 watt, sedangkan malam hari 40-60 watt (hal ini berlaku untuk cuaca mendung/musim hujan). Tata letak kandang sebaiknya diatur agar sinar matahari pagi dapat masuk kedalam kandang. Model kandang puyuh ada 2 (dua) macam yang biasa diterapkan yaitu sistem litter (lantai sekam) dan sistem sangkar (batere). Ukuran kandang untuk 1 m 2 dapat diisi 90-100 ekor anak puyuh, selanjuntnya menjadi 60 ekor untuk umur 10 hari sampai lepas masa anakan. Terakhir menjadi 40 ekor/m 2 sampai masa bertelur. Adapun kandang yang biasa digunakan dalam budidaya burung puyuh adalah:
  1. Kandang untuk induk pembibitan
    Kandang ini berpegaruh langsung terhadap produktifitas dan kemampuan mneghasilkan telur yang berkualitas. Besar atau ukuran kandang yang akan digunakan harus sesuai dengan jumlah puyuh yang akan dipelihara. Idealnya satu ekor puyuh dewasamembutuhkan luas kandang 200 m2.
  2. Kandang untuk induk petelur
    Kandang ini berfungsi sebagai kandang untuk induk pembibit. Kandang ini mempunyai bentuk, ukuran, dan keperluan peralatan yang sama. Kepadatan kandang lebih besar tetapi bisa juga sama.
  3. Kandang untuk anak puyuh/umur stater(kandang indukan)
    Kandang ini merupakan kandang bagi anak puyuh pada umur starter, yaitu mulai umur satu hari sampai dengan dua sampai tiga minggu. Kandang ini berfungsi untuk menjaga agar anak puyuh yang masih memerlukan pemanasan itu tetap terlindung dan mendapat panas yang sesuai dengan kebutuhan. Kandang ini perlu dilengkapi alat pemanas. Biasanya ukuran yang sering digunakan adalah lebar 100 cm, panjang 100 cm, tinggi 40 cm, dan tinggi kaki 50 cm. (cukup memuat 90-100 ekor anak puyuh).
  4. Kandang untuk puyuh umur grower (3-6 minggu) dan layer (lebih dari 6 minggu)
    Bentuk, ukuran maupun peralatannya sama dengan kandang untuk induk petelur. Alas kandang biasanya berupa kawat ram.
     b)Peralatan
Perlengkapan kandang berupa tempat makan, tempat minum, tempat bertelur dan tempat obat-obatan serta tempat krat terlur.

C) Penyiapan Bibit

Yang perlu diperhatikan oleh peternak burung puyuh sebelum memulai usahanya, adalah memahami 3 (tiga) unsur produksi usaha perternakan yaitu bibit/pembibitan, pakan (ransum) dan pengelolaan usaha peternakan..Pilihlah bibit yang sehat dengan ciri-ciri bermata tajam, bulu halus mengkilat, lincah.

D) Pemeliharaan Burung Puyuh

  1. Sanitasi dan Tindakan Preventif
    Untuk menjaga timbulnya penyakit pada pemeliharaan puyuh kebersihan lingkungan kandang dan vaksinasi terhadap puyuh perlu dilakukan sedini mungkin.
  2. Pemberian Pakan
    Ransum (pakan) yang dapat diberikan untuk puyuh terdiri dari beberapa bentuk, yaitu: bentuk pallet, remah-remah dan tepung.. Pemberian ransum puyuh anakan diberikan 2 (dua) kali sehari pagi dan siang. Sedangkan puyuh remaja/dewasa diberikan ransum hanya satu kali sehari yaitu di pagi hari. Untuk pemberian minum pada anak puyuh pada bibitan terus-menerus.
  3. Pemberian Vaksinasi dan Obat
    • Pada umur 4-7 hari puyuh di vaksinasi dengan dosis separo dari dosis untuk ayam. Vaksin dapat diberikan melalui tetes mata (intra okuler) atau air minum (peroral). Pemberian obat segera dilakukan apabila puyuh terlihat gejala-gejala sakit. Macam-macam penyakit :
  •  Berak putih (Pullorum)
    Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan penyakit menular.
    Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang, sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
    Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit tetelo.
  • Radang usus (Quail enteritis)
    Penyebab: bakteri anerobik yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul pearadangan pada usus.
    Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan kusam, kotoran berair dan mengandung asam urat.
    Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan, serta memisashkan burung puyuh yang sehat dari yang telah terinfeksi.
  •  Cacar Unggas (Fowl Pox)
    Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua umur dan jenis kelamin.
    Gejala: imbulnya keropeng-keropeng pada kulit yang tidak berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan mengeluarkan darah.
    Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau puyuh yang terinfksi
  • .Aspergillosis
    Penyebab: cendawan Aspergillus fumigatus.
    Gejala: Puyuh mengalami gangguan pernafasan, mata terbentuk lapisan putih menyerupai keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
    Pengendalian: memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
  • Cacingan
    Penyebab: sanitasi yang buruk.
    Gejala: puyuh tampak kurus, lesu dan lemah.
    Pengendalian: menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
  •  Berak darah (Coccidiosis)
    Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan kurang, sayap terkulasi, bulu kusam menggigil kedinginan.
    Pengendalian:menjaga kebersihan lingkungaan, menjaga litter tetap kering;dengan Tetra Chloine Capsule diberikan melalui mulut; Noxal, Trisula Zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox
  • Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
    Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin, timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, sayap terkulasi, kadang berdarah, tinja encer kehijauan yang
    spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak menentu dan lumpuh.
    Pengendalian:
    1. menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo, ayam yang mati segera dibakar/dibuang;
    2. pisahkan ayam yang sakit, mencegah tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
     

E) Panen

 Pada dasarnya burung puyuh akan bertelur setelah 35+hari, namun masih selang-seling. Burung puyuh akan bertelur rutin setelah berusia 2 bulan. Pada umumnya burung puyuh akan bertelur secara optimal selama 1 tahun 2 bulan.


Selamat mencoba budidaya  burung puyuh, Ada kurang mohon ditambahkan, ada salah mohon dimaafkan. Sukses slalu berwirausaha!
mau tau info menarik lainnya? klik dsni