Budidaya Udang Vanamei | Persiapan Budidaya Udang Vaname

1. Perbaikan Lahan
Kegiatan perbaikan lahan pada tambak meliputi perbaikan konstruksi dan peralatan tambak, pengeringan tambak, pengisian air, pemberantasan hama dan penyakit dan penumbuhan plankton.
a. Perbaikan konstruksi dan peralatan tambak
Selama kegiatan budidaya, kontruksi dan peralatan pasti mengalami perubahan-perubahan fisik. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan konstruksi dan peralatan tambak sebelum kegiatan budidaya dimulai kembali. Konstruksi tambak yang rusak meliputi karpet yang berlubang dan karpet yang terbuka jahitanya. Untuk mengatasi karpet yang berlubang, karpet akan ditambal dan dijahit. Sedangkan yang terbuka jahitannya dilakukan penjahitan ulang. Alat yang digunakan dalam menjahit karpet adalah jarum bago dan benang nilon.
Perbaikan peralatan tambak yang rusak meliputi jembatan ancho yang rusak, ancho yang rusak, kincir, dan saluran pipa supercharge. Perbaikan peralatan dilakukan disesuaikan dengan seberapa besar kerusakannya, apabila sudah tidak dapat diperbaiki maka dilakukan pengadaan kembali peralatan tambak. Setelah perbaikan peralatan maka peralatan ditempatkan di dalam tambak dan siap untuk digunakan.
Perbaikan konstruksi dan peralatan tambak. Pada proses budidaya berlangsung, pasti terjadi kerusakan pada konstruksi dan peralatan tambak. Hal tersebut harus segera diatasi agar dapat mempelancar proses budidaya. Adapun salah satu kegiatan perbaikan peralatan tambak dapat dilihat pada Gambar

b. Pengeringan lahan
Pengeringan lahan dilakukan dengan membersihkan tambak dari trisipan (Faunus sp) dan pengangkatan pasir dan lumpur. Kegiatan pembersihan tambak dilakukan dengan cara menyemprotkan air ke dasar dan dinding petakan. Alat yang digunakan untuk pembersihan tambak adalah sabit, sapu lidi, selang spiral, ember dan tempat pembuangan untuk trisipan (Faunus sp). Proses pengeringan lahan berlangsung selama 3-4 hari.

c. Pengisian air
Pengisian air pada tahap persiapan awal dilakukan sebanyak 2 kali. Pada pengisian air pertama ditujukan untuk pencucian tambak. Pencucian tambak dilakukan dengan menggunakan 1 ppm kaporit [CaCl(C03)]. Ketinggian air waktu pencucian tambak adalah 0,3 m dari dasar tambak. Waktu pemberian kaporit adalah sore hari agar reaksi berjalan optimal. Pencucian tambak dilakukan sehari semalam, kemudian air dibuang. Kegiatan pencucian tambak yang menggunakan kaporit tidak sesuai dengan pendapat Yukasano (2001), yaitu pencucian tambak menggunakan Nuvan/Booster/Saprofon. Penggunaan kaporit dirasa sudah cukup dalam proses pencucian tambak.
Pengisian air yang kedua ditujukan untuk pemberantasan hama penyakit dan air digunakan untuk media budidaya. Ketinggian air untuk pengisian yang kedua adalah sekitar 1,2 m dari dasar tambak atau sesuai kemampuan daya tampung air petakan tambak tersebut.
d. Pemberantasan hama dan penyakit
Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan setelah pencucian tambak. Pemberantasan hama dan penyakit dengan menggunakan bestacin sebanyak 10 liter/ha. Pemberian bestacin dilakukan pada sore hari. Aplikasi Bestacin dilakukan 10 hari sebelum penebaran benur. Hal ini bertujuan agar residu dari Bestacin bisa terurai. Setelah aplikasi Bestacin, kincir dihidupkan selama 3 jam. Pemberantasan hama dan penyakit dilakukan selama 1 minggu dengan membiarkan air tambak. Setelah itu, air tambak ini akan dijadikan air media untuk pembesaran udang.
Penggunaan bestacin dalam tahap pemberantasan hama dapat juga digunakan saponin dan kaporit dalam tahap pemberantasan hama dan penyakit. Bestasin merupakan sejenis insektisida aktif yang dapat membunuh jenis ikan-ikanan, kepiting dan udang-udangan. Aplikasi Bestasin yang dilakukan 10 hari sebelum penebaran benur bertujuan agar residu dari bestacin bisa teruai.
e. Penumbuhan plankton
Penumbuhan plankton pada persiapan lahan dilakukan dengan cara fermentasi dan aplikasi probiotik. Penumbuhan plankton dilakukan setelah air budidaya dimasukan. Fermentasi yang dibuat dengan campuran 20 liter molase dengan 2 kg pakan udang bentuk serbuk. Penebaran hasil fermentasi dilakukan dengan aplikasi probiotik. Dosis aplikasi probiotik adalah 40 liter per 2 hari. Penebaran fermentasi dan probiotik dilakukan pada pagi hari. Pemberian fermentasi dan probiotik dilakukan 3 hari sebelum penebaran benur. Selama 3 hari kincir dinyalakan 2 buah untuk membantu pengadukan.
Penumbuhan plankton dengan menggunakan fermentasi. Hal ini diharapkan fermentasi dapat langsung diuraikan oleh probiotik sehingga menghasilkan unsur hara yang diperlukan untuk tumbuhnya plankton. Tetapi dapat juga penumbuhan plankton menggunakan pupuk buatan. Penggunaan pupuk buatan dalam tahap pemupukan ditakutkan yang tumbuh adalah lumut sutra (Enteromorpha sp). Lumut sutra (Enteromorpha sp) dapat menjerat benur udang yang mencari makan, sehingga akan mengakibatkan kematian udang