Budidaya Udang Vanamei | Penebaran Benur

a. Pemilihan benur

Benur yang digunakan adalah benur yang berasal dari hasil pemijahan kedua (F2) dari induk impor dan ukuran benur berkisar antara PL 9 - 14. Benur telah lulus dari tes uji PCR dengan hasil negatif dari WSSV, IHHNV, IMNV, dan TSV. Dengan tes uji PCR sudah dipastikan bahwa benur tersebut adalah benur yang berkualitas. Benur yang baik diketahui dengan cara pergerakan udang pada waskom dan shock salinity. Penilaian benur dengan pengamatan pergerakan udang dilakukan pada waskom. Pada waskom, air akan diputar sehingga membentuk arus. Benur yang baik yaitu benur yang melawan arus dan tidak menggerombol. Shock salinity dilakukan dengan cara pemindahan sampel benur pada air tawar selama 15 menit kemudian dikembalikan ke air laut. Benur dikatakan baik apabila benur pada shock salinity tidak ada benur yang mati. Pada kegiataan packing, juga dapat dilihat kualitas benur. Benur yang baik tidak akan menggerombol melainkan menyebar di seluruh kantong benur.

Packing benur menggunakan kantong plastik dan air yang bersuhu 23-240C dengan perbandingan air dan oksigen 1:2. Untuk menanggulangi stress selama perjalanan diberikan sejenis karbon ke dalam kantong benur. Setelah pemilihan benur, kemudian benur disampling dengan menghitung 2-4 kantong benur yang sudah dipacking. Hasil perhitungan tersebut akan diberikan kode, maka setiap kode akan mempunyai jumlah sendiri-sendiri sesuai dengan hitungan samplingnya. Kantong benur yang sudah dihitung dimasukan ke dalam kardus yang kemudian langsung ditata ke dalam kendaraan pengangkut benur. Sebuah kardus berisi 10 kantong benur. Setiap benur yang dikirim akan diberikan potongan 10 % dari jumlah benur tiap kode box untuk resiko dalam perjalanan. Adapun pengamatan kualitas benur melalui pergerakan benur dalam diwaskom dapat dilihat pada Gambar

Gambar. Pengamatan Benur dalam Waskom

Penebaran benur dilakukan sore hari dan malam hari. Hal tersebut dapat ditentukan dengan penjadwalan pengiriman benur. Benur yang dikirim disesuaikan dengan kualitas air tambak sehingga udang tidak terlalu strees dalam penebaran benur. Pada saat benur datang, maka akan dilakukan pengecekan dan perhitungan kembali pada kantong benur. Pengecekan dilakukan secara visual dengan mengamati kantong benur ada yang rusak atau bocor dan juga mengamati benur yang berada dalam kantong benur. Penghitungan benur kembali atau biasa disebut hitungan tambak dilakukan dengan mengambil secara acak 4 kantong dari tiap-tiap kode. Sedangkan untuk benur yang lainnya langsung dibongkar dari kardus yang kemudian kantong benur dimasukkan dalam petakan tambak untuk proses aklimatisasi. Kantong benur yang dimasukkan dalam petakan masih dalam keadaan tertutup. Hasil perhitungan dari tiap-tiap kantong kemudian dirata-rata dan kemudian dichek dengan jumlah hitungan hatchery yang sudah mengalami potongan dari perjalanan (hitungan netto). Hasil tersebut akan segera diberitahukan kepada pihak hatchery apabila ada kantong benur yang rusak atau bocor dan hitungan tambak berada dibawah hitungan netto hatchery. Pihak akan mengganti kantong benur yang bocor dan penambahan jumlah benur jika ada kesalahan dalam perhitungan hatchery. Hal tersebut dilakukan untuk melihat kualitas benur dan padat tebar yang berada dilapangan sehingga diharapkan tidak ada pihak yang dirugikan.

b. Aklimatisasi

Aklimatisasi dilakukan secara konvensional. Proses aklimatisasi ada 2 yaitu aklimatisasi suhu dan aklimatisasi salinitas. Benur yang dimasukkan dalam petakan tambak dibiarkan mengapung selama 30 menit untuk penyesuaian terhadap suhu. Kemudian kantong benur dibuka dan dimasukkan air tambak sedikit demi sedikit untuk penyesuaian salinitas. Pada waktu membuka kantong benur ada 3 orang yang masuk dalam petakan tambak. Apabila kantong benur sudah terbuka semua, maka benur dapat dilepaskan ke petakan tambak. Benur ditebar dengan kepadatan 110 – 160 ekor/m2. Padat tebar pada petakan tambak CV. Daun Prima unit D ada yang mencapai 160 ekor/m2. Hal ini disebabkan karena jumlah benur hitungan tambak lebih banyak daripada jumlah benur hitungan hatchery sehingga menjadikan penebaran yang tinggi.