Budidaya Ikan Hias : Gurami (Osphronemus gouramy)

Gurami

Gurami (Osphronemus gouramy) atau dikenal dengan nama dagang Giant Gouramy ini berasal dari India bagian selatan. Ikan yang bersifat omnivore ke arah herbivore ini memiliki bentuk tubuh oval pipih dengan tingkah laku tenang. Ikan ini sangat populer di masyarakat sebagai ikan konsumsi bila ukurannya sudah besar (sekitar 0,5 kg). Bobotnya dapat mencapai 4 kg atau dengan panjang 40 cm.


Masyarakat di daerah Jawa dan Sumatera banyak yang membudidayakannya. Suhu optimal untuk pemeliharaannya sekitar 26—30° C dengan pH sekitar 7,0 dan kekerasan 8° dH.
Walaupun banyak yang mengenalnya sebagai ikan konsumsi, ikan ini pun dapat dijadikan ikan hias saat masih berukuran antara 5-10 cm, terutama gurami putih dengan mata merah yang berasal dari Padang.

Varietasnya banyak, di antaranya ialah Bastar (warna dasar cokelat kehitaman), Paris (lebih terang dari Bastar), dan Blue Safir (berwarna biro).
Disebut induk gurami kalau bobotnya sudah mencapai 1,5 kg, atau sekitar 30 cm, tergantung varietas.

Pemijahannya dapat ditakukan dalam kolam dengan ketinggian air minimal 50 cm. Pemijahan secara masal dapat dilakukan dengan perbandingan jantan betina 1 : 2.
Kolam pemijahan diberi injuk dan sosok (bambu yang ujungnya dibelah dan dibentuk corong). Ijuk dan sosok ini dipasang di bawah permukaan air.

Oleh induknya, ijuk akan disusun dalam sosok sebagai sarang dan dilekatkan satu sama lain dengan mulut mengeluarkan perekat.
Sesudah sarang terbentuk, telur diletakkan ke dalam sarang, melalui celah yang memang sudah dibuat saat menyusun sarang. Bila dari dalam sarang, sudah terlihat berminyak maka hal ini berarti sudah ada telur. Ini disebabkan telur gurami sangat berminyak karena penuh dengan kuning telur sehingga mengapung di air.

Saat itulah sarang diambil pada pagi hari. Telurnya dikeluarkan dari sarang dengan cara menguraikan sarangnya secara hati-hati. Telur-telur tersebut ditetaskan dalam bak penetasan.
Biasanya telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari dan bisa berenang setelah berumur satu minggu atau saat kuning telurnya habis. Larva gurami cukup besar sehingga dapat langsung diberi kutu air besar atau cacing sutera.

Oleh karena gurami termasuk ikan labirin, untuk pemeliharaannya tidak diperlukan aerasi. Air dapat diganti setiap 2-3 hari. Air berkualitas akan membantu mempercepat pertumbuhan.
Pertumbuhan gurami sangat lambat. Dalam waktu satu tahun baru mencapai 50 gram atau sekitar 10-15 cm.

Ukuran yang demikian cocok untuk akuarium, sedangkan ukuran yang lebih besar dipelihara di kolam sebagai ikan konsumsi. Pakan induk dan dewasa berupa pelet dan dedaunan, terutama daun talas. Ukuran ikan konsumsi sekitar 0,8-1,0 kg yang dapat dicapai dalam jangka waktu hampir dua tahun.

sumber : dari S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006