budidaya ikan yang telurnya berhubungan langsung dengan induk

ikan yang telurnya berhubungan terus dengan induknya ini dibagi
dalam dua kelompok, yaitu ikan beranak yang keturunannya
keluar dari induk sudah berupa larva (livebearer) dan ikan yang mengerami telur maupun melindungi larvanya dalam mulut (mouth-breeder). Ikan livebearer misalnya guppy, molly, dan platy serta ikan mouthbreeder seperti jenis ikan siklid dari Afrika.

A. Ikan yang Beranak
Pada kelompok ikan ini telurnya berkembang di dalam tubuh induknya dan keluar sebagai anak ikan. Sperma jantannya dapat tersimpan tiga bulan atau lebih dalam tubuh betina sehingga terkadang ikan masih dapat beranak walaupun tanpa jantan.

Induk jantan dan betina yang sudah cukup umur (sekitar lima bulan) dapat dipijahkan. Induk jantan berbeda dengan induk betina dilihat dari tubuhnya. Tubuh jantan lebih langsing, sedangkan siripnya biasanya lebih panjang dan lebar. Warna tubuhnya pun lebih cerah.


Pemijahan umumnya dilakukan secara masal dengan perbandingan jantan betina 1 : 4-6. Konon, setiap induk jantan dapat membuahi delapan induk betina. Sperma jantan dapat hidup dan tinggal di tubuh betina sampai beberapa bulan.

Anakan ikan yang baru dilahirkan biasanya berkumpul di tanaman air. Sebaiknya anakan ikan ini diambil setiap pagi untuk dipelihara dalam bak atau kolam. Pakannya dapat berupa kutu air ataupun pelet halus. Sementara induknya dapat diberi pakan cacing sutera, kutu air besar, maupun jentik nyamuk.

Induk harus diberi cukup pakan agar tidak memakan anaknya.
Benih dapat dijarangkan dan disortasi atau diseleksi setelah berumur 3-5 minggu. Penggantian air dilakukan secara rutin sebanyak 20-40% volume air media. Bila pakannya cukup, dalam waktu empat bulan ikan sudah menjadi dewasa. Pakan untuk pembesaran dapat berupa cacing sutera maupun pelet. Seleksi ukuran maupun jenis kelamin terutama dilakukan pada guppy.

Biasanya jantan dan betina yang dipelihara terpisah akan lebih cepat besar.

sumber : Darti S.L dan iwan D. Penebar Swadaya, 2006