Cilacap - Cuaca buruk yang melanda di Samudra Hindia membuat para eskportir ikan tuna di Cilacap, Jawa Tengah, menderita rugi. Puluhan kapal mereka terjebak gelombang tinggi, sehingga tidak dapat memperoleh ikan tuna.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kapal Ikan Cilacap Sanpo mengatakan gelombang tinggi yang terjadi di Samudra Hindia terjadi sepekan terakhir. Jumlah kapal penangkap ikan tuna yang terjebak cuaca buruk sehingga tidak bisa beroperasi tercatat sekitar 40 unit.
"Kapal-kapal tersebut hanya bertahan dari hempasan gelombang, sehingga praktis tidak dapat mencari ikan tuna," jelasnya, Senin (19/3).
Menurutnya, kerugian yang diderita para pengusaha kapal tidak sedikit, sebab setiap harinya kapal-kapal tersebut membutuhkan biaya operasional hingga Rp3,5 juta, atau Rp100 juta per bulan. "Kerugian itu berasal dari modal yang telah dikeluarkan. Misalnya untuk biaya makan sehari-hari dan pembelian bahan bakar minyak (BBM)," ungkapnya.
Menurutnya, kapal-kapal yang masih terjebak gelombang di tengah laut, belum akan ditarik ke daratan, karena justru berbahaya. Yang bisa dilakukan hanya bertahan sampai cuaca membaik, kemudian langsung beroperasi lagi untuk menangkap ikan tuna.
Tidak adanya hasil tangkapan juga mengakibatkan eskpor ikan tuna ke Jepang merosot tajam. Sebulan terakhir, para pengusaha kapal asal Cilacap hanya mampu mengekspor sekitar 10 ton. "Padahal pada saat kondisicuaca bersahabat, ekspor tuna dari Cilacap mencapai 40 ton. Harga tuna sekarang cukup baik, mencapai Rp60 ribu per kilogram," jelas Sanpo.[Mediaindo]