Koba – Akhir-akhir ini nelayan Bangka Tengah resah. Pasalnya, tangkapan ikan nelayan berkurang bukan karena gelombang besar, namun karena adanya nelayan yang menggunakan pukat ting-ting dengan kapal berkapasitas 30 GT di laut Bebuar. "Tangkapan nelayan jadi berkurang. Terkadang melaut selama lima hari tidak mendapatkan hasil karena ada nelayan dari luar yang menangkap ikan menggunakan pukat ting-ting dengan kapal berkapasitas 30 GT,” ungkap Ketua HNSI Bateng, Redi, Rabu (21/3).
Menurutnya, informasi yang diterima dari nelayan Bangka Tengah tersebut sudah dilaporkan ke Polairud. Diharapkan petugas dapat menagkap nelayan dari luar yang yang menggunakan pukat ting-ting tersebut. "Bahayanya, jika ada nelayan yang menggunakan pukat ting-ting, maka ikan akan dibabat habis dari yang kecil hingga besar. Kasihan nelayan kita jika melaut tidak dapat tangkapan, karena semua ikan sudah diambil oleh nelayan luar yang menggunakan pukat tersebut," tutur Redi.
Ditambahkannya, para nelayan tidak mengetahui asal kapal besar yang menggunakan pukat ting-ting untuk menangkap ikan di laut Bebuar, karena mereka tidak berani mendekatinya. “Sementara, biaya operasional sudah dikeluarkan nelayan untuk melaut, sedangkan mereka pulang tidak mendapatkan hasil,” tambahnya. Untuk itu, HNSI meminta pihak Polairud maupun Lanal untuk segera menangkap kapal besar tersebut. "Hal ini dikeluhkan nelayan kita dari Kurau maupun nelayan Beriga," pungkasnya.[radarbangka]