Penanganan Kasus Keracunan Amonia di Akuarium dan Kolam Iikan

Arsip Cofa No. B 011



Ikan yang mengalami keracunan amonia akan terlihat lesu, laju pernafasan meningkat, dan dapat mengalami infeksi bakteri. Uji amonia harus dilakukan bila ada tanda-tanda seperti ini di akuarium. Dalam kejadian konsentrasi yang tidak normal, air harus segera diganti untuk mengurangi konsentrasi amonia. Jika jumlah ikannya terlalu banyak, sebagian ikan harus dpindahkan ke akuarium lain.

Konsentrasi amonia dapat dikurangi dengan sering mengganti air akuarium. Penambahan zeolit merupakan cara yang aman dan efektif untuk mengurangi konsentrasi amonia dengan cepat. Bagaimanapun, efisiensi zeolit berkurang akibat peningkatan salinitas. Penurunan pH akan mengurangi persentase amonia yang ada dalam bentuk NH3 yang bersifat racun. Untuk setiap 1 satuan penurunan pH, terjadi penurunan konsentrasi UIA (un-ionized ammonia; amonia tak-terionisasi) sebesar 10 kali lipat. Namun tindakan ini harus dilakukan dengan hati-hati karena penurunan pH yang mendadak bisa menimbulkan masalah lain. Amonia dapat dikendalikan secara kimia dengan menambahkan produk komersial penetral amonia (misal Ammonia Detox [ Kent Marine ]) yang mengandung natrium hidroksimetanasulfonat. Perlu diingat bahwa amonia berkonsentrasi tinggi menghambat bakteri yang bertanggung jawab atas oksidasi nitrit.

Amonia yang dilepaskan oleh ekskresi hewan air dan penguraian oleh bakteri akan diserap sebagai nutrien oleh bakteri nitrifikasi, Nitrosomonas dan Nitrobacter. Keberadaan bakteri tersebut bisa dimanfaatkan dalam bentuk biofilter untuk mengendalikan konsentrasi amonia.

Semua tindakan pengendalian amonia yang bersifat segera (misal penggantian air, penambahan zeolit, perlakuan pH, penetralan dengan bahan kimia) adalah berguna tetapi harus menjadi bagian dari rencana untuk meningkatkan kapasitas filtrasi biologis bagi akuarium. Dalam tangki baru, .penambahan bakteri penitrifikasi bisa mempercepat proses pemantapan filter biologis yang efektif tetapi biasanya tidak segera berdampak pada biofilter yang telah mantap. Pemantapan biofilter sering lebih cepat bila menggunakan material filter (kerikil, serat filter) yang berasal dari tangki sehat yang sudah mantap. Bagaimanapun, tindakan ini beresiko memasukkan patogen bersama dengan material tersebut. Dalam tangki yang mantap, keracunan amonia muncul bila ada lebih banyak ikan daripada yang dapat diangani oleh biofilter. Dalam kasus ini, sebagian ikan harus dipindahkan atau biofilter diperbaiki. Banyak obat bisa bersifat racun bagi bakteri penitrifikasi. Penggunaan obat seperti ini bisa menyebabkan “sindrom tangki baru” pada tangki lama yang sudah mantap. Bila terjadi kerusakan kimiawi pada biofilter, maka filter dengan karbon aktif harus ditambahkan ke tangki untuk menghilangkan semua sisa obat. Tangki ini harus ditangani sebagai tangki baru dan langkah-langkah yang tepat harus dilakukan seperti dijelaskan di atas.

Di kolam ikan, pencegahan keracunan amonia lebih disukai daripada pemulihan karena amonia tidak dapat cepat dihilangkan dari kebanyakan kolam. Disarankan untuk memberi pakan tidak lebih dari 110 kg pakan/hektar/hari untuk mencegah penimbunan amonia di kolam ikan channel catfish. Bagaimanapun, banyak petani yang menolak saran ini karena ikan tumbuh lebih lambat sehingga memperpanjang siklus produksi. Konsentrasi TAN (total amonia nitrogen) dalam kolam biasanya meningkat perlahan-lahan, dengan demikian, pemantauan dua-mingguan biasanya cukup untuk prosedur komersial. Bila TAN melebihi 0,50 mg/liter, ia harus dipantau setiap hari hingga konsentrasinya kembali ke 0. Penggunaan pakan bermutu tinggi yang kaya akan protein yang dapat dicerna juga akan dapat menurunkan produksi amonia.

Dalam jangka pendek, penambahan air segar dapat mengencerkan amonia. Kolam seluas 0,5 hektar tidak dapat dengan cepat digelontor, tetapi penambahan air segar akan menciptakan zona aman di mana ikan bisa menghindari keracunan. Pada sistem budidaya kolam arus deras, penurunan padat penebaran, pengurangan tingkat pemberian pakan dan peningkatan aliran air adalah perlakuan-perlakuan penting guna mengatasi keracunan amonia. Penanganan air dengan zeolit merupakan pilihan lain.

Zeolit merupakan mineral aluminium-silikat dan banyak dipakai di kolam udang. Mineral ini memiliki sifat-sifat unik berkat struktur kristalnya yang membentuk rongga-rongga berukuran molekular. Rongga-ronga ini berfungsi sebagai saringan molekul yang menyerap gas-gas tertentu seperti H2S, SO2 dan CO2. Ia juga berfungsi sebagai material pertukaran ion. Bagaimanapun, zeolit kurang efektif dalam menghilangkan amonia di perairan payau.


REFERENSI :

ARTIKEL TERKAIT