Oksigen terlarut
Oksigen (02) merupakan zat terpenting dalam kehidupan organisme. Dalam bernapas, organisme memasukkan oksigen dan mengeluarkan asam arang atau karbondioksida (CO2). Keberaclaan oksigen ada di udara maupun terlarut dalam air.
Di dalam air, oksigen bersumber dari tanaman berwarna hijau seperti lumut dan ganggang. Dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis, tanaman memproduksi oksigen. Untuk itulah pada kolam yang banyak mengandung ganggang (alga) atau lumut berwarna hijau mengandung oksigen terlarut cukup tinggi di Siang hari.
Oksigen dapat larut ke dalam air melalui proses difusi atau persinggungan dengan udara.
Beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya oksigen terlarut adalah sebagai berikut.
1) Pergerakan permukaan air. Pergerakan air berupa riak air maupun gelombang akan mempercepat difusi udara ke dalam air.
2) Suhu. Suhu berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap oksigen). Makin tinggi Suhu maka makin sedikit oksigen dapat larut.
3) Tekanan udara. Tekanan udara berhubungan dengan ketinggian suatu daerah dari permukaan laut. Makin tinggi suatu daerah maka makin rendah tekanan udaranya sehingga makin rendah pula kadar oksigen terlarut.
4) Salinitas. Makin tinggi salinitas maka makin sedikit oksigen yang dapat larut.
5) Tanaman air. Tanaman air, terutama ganggang, tentunya berhubungan dengan proses fotosintesis yang memerlukan sinar matahari. Bila sinar matahari sedikit maka proses fotosintesis terhambat sehingga oksigen terlarut pun sedikit.
Ada banyak jenis tanaman air yang dipakai dalam budi daya ikan hias. Tanaman air tersebut dibagi dalam dua kelompok, yaitu tanaman tumbuh mengapung dan tanaman tumbuh di dasar. Tanaman mengapung misalnya enceng gondok (Eichornia crassipes),
kubis-kubisan (Pistia stratioes), dan meta lele (Lemna minor). Sementara tanaman tumbuh di dasar dibagi atas tanaman berdaun jarum atau pity seperti Vallisnera spiralis dan Myriophyllum mattogrossense; tanaman berdaun lebar seperti Dracena variegate, Echinodorus micheli, dan Macrosorium pteropus; serta tanaman bercabang seperti ganggang (Hydritta verticillata).
Beberapa jenis tanaman air tersebut merupakan tanaman air hias yang digunakan pada penataan akuarium. Oleh karenanya, nilai ekonomi tanaman air tersebut menjadi cukup bagus. Bahkan, tidak jarang tanaman air hias tersebut diekspor. Untuk perkolaman, biasanya petani menggunakan tanaman air yang kuat dan mudah diperoleh seperti enceng gondok, kubis-kubisan, dan ganggang.
Penggunaan tanaman air dapat memberikan manfaat bagi ikan hias yang dipelihara antara lain
1) sebagai pelindung ikan dari terik matahari,
2) sebagai tempat persembunyian anakan, serta
3) sebagai sarang atau tempat menempelnya telur.
Selain memiliki manfaat bagi ikan, tanaman air pun dapat memberikan pengaruh negatif bagi ikan, antara lain
1) sebagai tempat berkembang biaknya capung sehingga larvanya dapat menjadi hama larva ikan,
2) sebagai tempat menempel atau bersembunyinya mikroorganisme atau bibit penyakit, serta
3) mengurangi kadar oksigen, terutama tanaman mengapung.
Oleh- karena tanaman air memiliki kelemahan maka jumlahnya dalam wadah pemeliharaan harus sesuai dengan luasan wadah. Umumnya jumlah tanaman air dianjurkan ticlak lebih dari sepertiga luasan wadah. Dengan cara ini akan terdapat cukup ruang untuk pertukaran udara dan mengurangi daerah perkembangbiakan bibit penyakit.
Agar terbebas dari bibit penyakit, kebersihan tanaman air sebelum digunakan perlu diperhatikan. Caranya ialah tanaman air,
terutama akarnya, dicuci bersih dengan air atau direndam sekitar 1-2 jam dalam larutan PK.
Bagi ikan, oksigen diperoleh dari air. Kalau kadar oksigen ter larut rendah maka kehidupan ikan akan terganggu.
Jumlah minimal kebutuhan oksigen terlarut untuk setup jenis ikan tidak sama. Biasanya ikan yang gesit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding ikan yang tenang. Namun, sedikitnya air untuk pemeliharaan ikan harus berkadar oksigen 5 mg/l.
Bila kurang, ikan bisa stres atau bahkan mati. Pada kolam yang penuh dengan ganggang tidal menguntungkan bagi ikan. Ini disebabkan kadar oksigennya bisa lebil dari 20 mg/l. Kadar oksigen yang tinggi dapat menyebabkan ikan terserang penyakit gas buble.
Cara mengukur kadar oksigen dalam air dapat menggunakar DO-meter atau oksigen kit. Alat ini dapat dibeli di toko sarana pro duksi perikanan atau di toko kimia. Harganya memang relatif mahal.
Lain lagi dengan jenis ikan labirin seperti lele, catfish, dan gurami. Jumlah kandungan oksigen terlarut yang rendah tidak banyak mempengaruhi kehidupan ikan. Walaupun sedikit oksigen, ikan ini masih bisa hidup dengan mengambil oksigen langsung dari udara.
Kandungan oksigen terlarut yang rendah dapat dinaikkan de ngan cara pemberian aerasi. Dengan aerasi, udara dipompakan k( dalam air dengan bantuan pompa udara (aerator). Alat ini sangai umum digunakan karena oksigen dalam air akan lebih stabil.
sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006