Tiram Mabe
Pteria pinguin merupakan salah satu jenis tiram mabe yang dibudidayakan sebagai penghasil mutiara sebelah (half pearl). Jenis tiram ini terdapat di perairan Indo-Pasifik termasuk Indonesia. Tiram mabe merupakan pemakan plankton dengan cara penyaringan (filter feeder). Oleh karena itu, lokasi tempat budi dayanya harus cukup subur.
Hasil analisa isi perut tiram mabe menunjukkan bahwa hewan air tersebut pemakan plankton, khususnya ganggang kersik, seperti Nitzschia spp., Chaetoceros, Thalassiotrix, dan Coscinodiscus spp.
Budi daya tiram mabe yang dimaksud dalam tulisan ini terutama dalam proses pengumpulan benih sampai mencapai ukuran siap untuk operasi penyuntikan inti yang berukuran lebar cangkang 7-9 cm. Pengumpulan benih ini sudah biasa dilakukan masyarakat, yang hasilnya akan dijual ke pengusaha budi daya tiram mutiara untuk selanjutnya dilakukan penyuntikan inti, pembesaran dan panen biji mutiara.
A. Sistematika
Famili : Pteridae
Spesies : Pteria pinguin
Nama dagang : wing's oyster
Nama lokal : tiram kupu-kupu
B. Ciri-ciri dan aspek biologi
1. Ciri fisik
Cangkang berbentuk bujur telur yang agak miring. Telinga sebelah belakang berkembang menyerupai sayap. Engsel cangkangnya memiliki 1-2 gigi (tonjolan) kecil. Sudut engsel
menonjol dan tampak jelas. Permukaan bagian luar cangkang kasar bersisik. Lebar cangkang lebih dari tingginya. Cangkangnya berwarna hitam. Bagian nonnacrea pada cangkang sebelah dalam relatif besar.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Laju pertumbuhan tiram mabe banyak dipengaruhi oleh kecepatan arus. Kecepatan arus yang optimal untuk pertumbuhan tiram mabe berada pada kisaran 20-40 cm/detik. Pada kondisi lingkungan dengan kecepatan arus di atas 20 cm/detik, laju pertumbuhnya dapat mencapai 15 mm/bulan atau 20 g/bulan.
C. Pemiliban Lokasi Budi Daya
Tiram mabe hidup di perairan laut berkadar garam tinggi 32— 35 ppt, suhu 20-25 derajat celsius Kecerahan tinggi (> 5 m), dasar perairan berupa lapisan karang mati, kondisi perairan subur, dan berarus sedang.
D. Wadah Budi Daya
pengumpulan tiram mabe menggunakan jaring sebagai spat collector untuk penempelan larva tiram mabe dan dipasang pada perairan teluk, kemudian dipanen pada bulan ke 10 setelah pemasangan spat collector.
Kolektor terbuat dari jaring nilon dengan ukuran mata jaring 4-6 inci dan tali ris nilon ukuran 4 atau 5 mm. Luas jaring 7 m x 1,5 m yang dipasang pada frame kayu, kemudian digantung di rakit pada kedalaman 15-25 m dan menggunakan pemberat dari batu.
Pembesaran tiram mabe yang telah disuntik inti menggunakan keranjang yang digantung pada sebuah rakit. Rakit yang berukuran 4 m x 4 m dilengkapi dengan pelampung dan jangkar. Keranjang yang berfungsi sebagai wadah pemeliharaan berbentuk empat persegi panjang yang rangkanya terbuat dari besi begel dan kantongnya dari bahan jaring. Ukuran keranjang cukup 0,4 m x 0,6 m. Untuk setiap rakit, dapat dipasang 25 buah keranjang.
E. Pengelolaan Budi Daya
1. Penyediaan benih
Benih yang diperlukan untuk budi daya tiram ini masih diperoleh dari pengumpulan di alam dengan menggunakan spat collector. Cara lainnya adalah mengumpulan tiram muda atau yang berukuran lebih besar yang hidup menempel secara alami pada berbagai substrat yang ada di dalam air. Dewasa ini benih hasil hatchery belum tersedia.
2. Penebaran benih
Pada kegiatan ini lebih banyak ditekankan pada proses pengumpulan benih menggunakan spat kolektor. Adapun penebaran benih dilakukan setelah penyuntikan inti. Keranjang/ jaring untuk pemeliharaan tiram mabe berukuran o,4 m x o,6 m yang berisi 6 ekor tiram. Untuk setiap rakit, dapat dipasang 25 buah keranjang/jaring.
3. Pembesaran
Pembesaran jenis tiram ini dilakukan di laut dengan menggunakan keranjang yang digantung pada sebuah rakit yang terbuat dari bambu atau kayu. Caranya adalah benih yang sudah cukup ukurannya (4-6 cm) ditempatkan dalam keranjang setelah dibersihkan dan dipelihara selama 6 bulan.
F. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama pada tiram mabe adalah organisme pembusuk, pengebor cangkang, dan predator. Hama organisme pembusuk dapat diberantas/dicegah dengan cara pembersilian cangkang tiram secara rutin, yaitu perendaman dalam air tawar selama beberapa jam.
G. Panen
Panen tiram mabe dapat dilakukan setelah kolektor jaring dipasang (terendam) selama 8— 10 bulan. Panen dengan cara pengambilan tiram yang menempel pada jaring. Tiram mabe yang sudah cukup ukuran operasi, yaitu sekitar 7-9 cm langsung dijual kepada pengusaha mutiara. Namun, tiram yang ukurannya < 7 cm masih perlu dipelihara lagi pada raki budi daya sampai ukuran 7-9 cm.
sumber :Penebar Swadaya,2008