Cendawan pada larva udang (larval shrimp mycosis)
Penyebab : Lagenidium spp. dan Sirolpidium spp.
Bio — Ekologi patogen :
• Infeksi Lagenidium spp. umumnya terjadi pada stadia nauplius, zoea hingga mysis. Apabila menyerang pada stadia zoea sering menyebabkan kematian masal di panti benih (hatchery).
• Infeksi Sirolpidium spp. lebih sering terjadi pada stadia mysis hingga Post Larvae (PL) awal.
• Kedua jenis cendawan ini tumbuh optimal pada kisaran suhu air antara 25-34 derajat celcius dan kisaran pH 7-9.
• Penyakit ini umumnya merupakan kompleks infeksi bersama patogen lainnya, dan mortalitas yang terjadi terutama karena gangguan terhadap proses ganti kulit (moulting).
Gejala Klinis :
• Nafsu makan menurun, pergerakan lemah, dan anemia.
• Pada tubuh larva udang (nauplius, zoea, mysis, PL) terlihat adanya hifa dan/atau miselia cendawan.
• Pada kondisi yang serius, sering dijumpai tubuh larva udang terlilit dan dipenuhi oleh cendawan.
Diagnosa :
• Pengamatan secara mikroskopis, pada bagian eksternal terlihat adanya hifa dan atau miselia cendawan.
• Isolasi pada media semi solid (agar), dan diidenfikasi secara morfometris.
Pengendalian :
• Desinfeksi bak dan air sebelum digunakan.
• Menghindari penumpukan bahan organik dalam media pemeliharaan melalui penyiponan secara berkala.
• Hifa dan spora cendawan ini dapat diberantas dengan perendaman desinfektan, antara lain:
✓ Larutan Trefflan pada dosis 0,1 ppm selama 24 jam atau lebih untuk tujuan desinfeksi.
✓ Larutan Trefflan pada dosis 0,2 ppm selama 24 jam atau lebih untuk tujuan pengobatan.
✓ Perendaman formalin 10-25 ppm selama 24 jam.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
penyakit ikan - Branchiomycosis
Penyebab : Branchiomyces sanguinis dan B. demigrans
Bio – Ekologi Pathogen :
• Menginfeksi semua jenis ikan air tawar, dan target organnya adalah insang ikan (filamen dan pembuluh darah di lamella insang). Apabila jaringan dan/atau sel insang mengalami kematian atau lepas, maka spora jamur akan keluar dan menginfeksi inang lainnya.
• Suhu optimum pada kisaran 25 - 31 derajat celcius dengan masa inkubasi 2-4 hari (tergantung suhu air).
• Infeksi bersifat kronis hingga akut dengan mortalitas mencapai 100% dalam tempo yang relatif singkat (1-2 minggu).
Gejala klinis
• Ikan bernafas dengan tersengal-sengal di permukaan air dan malas.
• Insang berwarna merah dan tampak adanya bercak-bercak putih (penetrasi hifa cendawan ke dinding pembuluh darah).
• Insang mengalami nekrosa berat, berwarna merah menghitam dan akhirnya membusuk (gill rot)
Diagnosa :
• Pengamatan secara mikroskopis terhadap keberadaan hifa cendawan dari organ filamen dan pembuluh darah di lamella insang ikan.
• Isolasi pada media cair dan/atau semi solid dan diidentifikasi secara morfometris.
Pengendalian :
• Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran.
• Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuang ikan yang telah mati.
• Hifa cendawan yang masih terdapat di dalam pembuluh darah organ insang tidak dapat diobati, sedangkan sporanya yang ada dipermukaan tubuh ikan dapat diberantas dengan perendaman menggunakan beberapa desinfektan, antara lain:
✓ Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit.
✓ Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3 jam.
✓ Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit.
✓ Methylene blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
penyakit ikan : Jamur - Saprolegniasis
Saprolegniasis
Penyebab : Saprolegnia spp. dan Achlya spp.
Bio – Ekologi Patogen :
• Memiliki hifa yang panjang dan tidak bersepta, hidup pada ekosistem air tawar namun ada yang mampu hidup pada salinitas 3 promil.
• Tumbuh optimum pada suhu air 18-26 derajat celcius. Reproduksi secara aseksual, melalui hifa fertil untuk memproduksi spora infektif.
• Menginfeksi semua jenis ikan air tawar dan telurnya.
• Serangan bersifat kronis hingga akut, dapat mengakibatkan kematian hingga 100%.
Gejala Klinis :
• Terlihat adanya benang-benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal tubuh ikan.
• Miselia (kumpulan hifa) berwarna putih atau putih kecoklatan.
Diagnosa :
• Pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan pada tubuh ikan, terutama pada luka dan/atau di sekitar sirip ikan.
• Pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan secara mikroskopis pada slide glass.
• Isolasi cendawan pada media agar dan diidentifikasi secara morfometris.
Pengendalian :
• Menaikkan dan mempertahankan suhu air >_ 28 derajat celcius dan/atau penggantian air baru yang lebih sering.
• Pengobatan dapat dilakukan dengan cara perendaman dengan :
✓ Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit.:
✓ Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3 jam.;
✓ Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit;
✓ Methylene Blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
PENYAKIT JAMUR : Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS) / Mycotic Granulomatosis (MG) / Red-spot disease (RSD)
1. Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS) / Mycotic Granulomatosis (MG) / Red-spot disease (RSD)
Penyebab : Aphanomyces invadans
Bio-Ekologi Patogen :
* Merupakan penyakit borok (ulcer) disebabkan infeksi cendawan Aphanomyces invadans.
* Spora cendawan menginfeksi permukaan tubuh ikan, sehingga menimbulkan borok.
* Inang meliputi ikan air tawar dan payau antara lain: betutu, gabus, betok, gurame, lele dan tambakan.
* Tingkat kematian berkisar antara 20-80%
Gejala Klinis :
- Infeksi berawal dari adanya bintik merah pada permukaan tubuh.
- Hilang nafsu makan, warna tubuh gelap, berenang ke permukaan dan hiperaktif.
- Bintik merah berkembang menjadi luka/borok yang berwarna merah cerah dan/atau merah kecoklatan.
Diagnosa:
- Pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan di bawah luka/borok pada tubuh ikan.
- Isolasi cendawan pada media agar dan diidentifikasi secara morfometris.
- Secara histopatologis ditemukan adanya hifa cendawan yang terletak di tengah sel granuloma pada jaringan di bawah luka/borok.
Pengendalian :
- Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran.
- Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuang ikan yang telah mati.
- Persiapan wadah/kolam secara higienis dan steril terhadap keberadaan spora cendawan tersebut melalui pengeringan, pengapuran, desinfeksi, dll.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
PENGENDALIAN KHV MELALUI VAKSINASI
Oleh Agus Widodo, SSi
(Vaksindo Perkasa, Jakarta)
Permasalahan yang sampai saat ini masih dihadapi oleh para pengusaha ikan mas dan Koi adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh virus yang sekarang lebih dikenal sebagai KHV. Penyakit ini mampu meluluhlantakan perekonomian para pengusaha dan petani ikan Mas dan Koi di Indonesia.
Apa sebenarnya KHV ini? Pertanyaan inilah yang masih menghantui para pengusaha ikan, petani ikan, pemerhati perikanan bahkan pemerintah karena akibat yang ditimbulkannya. Hal ini menjadi tugas kita semua untuk ikut mencarikan solusi yang tepat dan efektif dalam mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh virus ini.
Produksi ikan Mas dan Koi di Indonesia sangat menurun drastis semenjak virus ini menyerang. Virus ini mulai ditemukan di Indonesia sejak pertangahan tahun 2002 dan sampai tahun 2010 ini telah merugikan perekonomian Indonesia sampai ratusan Milyar rupiah. Sungguh bukan angka yang kecil yang mestinya mampu menggerakan roda perekonomian bagi semua pihak yang ikut berperan di dalamnya.
Oleh karena itu sangat wajar apabila pemerintah dalam hal ini DKP melalui Direktur Kesehatan Lingkungan selalu mengupayakan solusi yang dapat menjawab permasalahan yang sudah mendesak ini.
Mari kita coba kenali dahulu tentang KHV ini, baik dari tanda-tandanya, cara penyebarannya maupun pengaruh negatif dari serangannya, sehingga alternative solusinya tidak melahirkan masalah yang baru lagi.
1. Apakah KHV itu ?
• KHV (KOI Herpes Virus) adalah penyakit herpes pada ikan Mas (Cyprinus carpio Linn.) dan Koi yang disebabkan oleh virus
• Pertama kali ditemukan di Indonesia pada pertengahan tahun 2002
• Dapat menyebabkan kematian massal pada budidaya ikan Mas dan Koi pada setiap tahapan budidaya
2. Tanda-tanda serangan KHV? Antara lain:
• Ikan berada di atas permukaan air
• Ikan bergerak tidak terarah
• Lethargy dan lemah
• Kerusakan pada selaput insang.
• Kulit melepuh
• Mata masuk ke dalam
. Bercak — bercak putih pada kulit
. Kematian 6 - 14 hari setelah infeksi
3. Cara penularan virus KHV?
Penularan utama virus ini melalui air yang mengandung virus KHV dengan angka kematian akibat virus ini mencapai 80 - 100 %
4. Pengaruh Negatif serangan virus KHV?
Sejak Mei 2002 out break yang kita kenal sebagai KHV mengakibatkan angka kematian tinggi, kerugian bagi para pengusaha ikan Mas & Koi hingga 2007 diperkirakan mencapai 250 milyar.
Setelah kita mengetahui hal tersebut di atas, langkah berikutnya adalah bagaimana cara mengatasi permasalahan yang menimpa para pembudidaya ikan Mas dan Koi di Indonesia. Langkah yang harus kita ambil ternyata bukan mengobati penyakit KHV yang menyerang ikan Mas dan Koi tetapi lebih diprioritaskan bagaimana cara mencegah penyakit ini. Jadi lebih bersifat pencegahan /preventive daripada pengobatan. Mencegah lebih baik daripada mengobati.
Solusi saat ini?
Para pengusaha dan petani ikan mas dan Koi di Indonesia sekarang sudah dapat bernapas lega. Permasalahan budidaya yang sudah bertahun-tahun menimpa mereka sudah mulai kelihatan titik terang solusinya. Penyakit ikan yang menyerang para pembudidaya ikan mas dan Koi adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus KHV yang lebih dikenal sebagai herpes ikan Mas. Saat ini telah ditemukan vaksin yang terbukti efektif untuk menanggulangi penyebaran virus KHV.
Vaksin anti KHV ini telah dikenal dengan nama KV3, merupakan satu-satunya vaksin yang paling efektif di dunia untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh virus KHV.
Metode pengembangan vaksin KV3 ini adalah dengan melemahkan virus melalui sel kultur, mengisolasi klon non pathogenic virus tsb lalu melemahkannya dengan radiasi sinar UV.
Mengapa harus vaksinasi?
Cara yang paling disarankan adalah dengan cara vaksinasi ikan, karena beberapa alasan yang mendasarinya sbb:
• Vaksinasi pada ikan telah terbukti memberi kontribusi yang sangat signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan budidaya, terutama industri salmon dan trout di Eropa. Saat ini, sedikitnya ada 10 jenis vaksin telah dipasarkan secara umum dan diaplikasikan oleh pembudidaya ikan di Amerika, Eropa dan Jepang.
Keberhasilan program vaksinasi tersebut cukup menggembirakan, hal itu terlihat dari:
i. menurunnya tingkat mortalitas ikan budidaya akibat infeksi patogen potensial,
2. menurunnya penggunaan antibiotik pada budidaya ikan, dan
3. menurunnya daya resistensi beberapa jenis patogen terhadap antibiotik.
Dengan alasan tersebut diatas, vaksinasi (terutama untuk benih ikan) pada budidaya ikan Mas dan Koi merupakan cara yang paling efektif untuk menekan penularan virus KHV.
Vaksin KV3 untuk ikan Mas dan Koi
• Saat ini telah tersedia vaksin anti-KHV (KV3) dalam bentuk sediaan virus KHV yang telah dilemahkan (attenuated vaccine). Pengujian efikasi vaksin KV3 skala laboratorium dan lapang ( di waduk jatiluhur dan Grata) telah dilakukan oleh Tim dari BBPBAT Sukabumi pada bulan Agustus 2008 - Oktober 2009.
• Hasil kedua skala pengujian tersebut telah dipresentasikan pada tanggal 13 Januari 2010 di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dan dihadiri oleh Anggota Komisi Obat Ikan (KOI), Departemen Kelautan dan Perikanan.
• Berdasarkan hasil diskusi pada pertemuan tersebut, ditindaklanjuti dengan Surat dari Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya No 429/DPB/PB.430.D4/l/10 yang menyatakan vaksin KV3 dari PT Akasopa Transparti (Vaksindo Perkasa) sudah lolos uji lapang.
Mengapa KV3?
• KV-3 adalah solusi vaksin untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh KHV, dan sampai saat ini merupakan satu-satunya yang paling efektif di dunia.
Beberapa keuntungan yang kita peroleh dari vaksinasi KV3 ini adalah sbb:
• Efisiensi yang tinggi, Survival Rate yang diperoleh berdasarkan uji lapang cukup tinggi berkisar 8o - 95%.
• Aman dalam penggunaannya
• Mudah dalam penggunaannya
• Relatif ekonomis
• Aman terhadap lingkungan karena tidak ada sekresi KV 3
Vaksin yang dikembangkan dari DNA virus rantai ganda dengan kode Ca-290.000 bp ini
menyerupai morfologi icosahedron virus herpes. Metode pengembangan vaksin adalah dengan melemahkan virus melalui sel kultur, mengisolasi klon non pathogenic virus tsb lalu melemahkannya dengan radiasi sinar UV.
Keunggulan benih ikan tervaksin KV3?
Benih ikan yang sudah divaksinasi KV3 mempunyai keuntungan dan keunggulan pada budidaya ikan Mas dan Koi adalah sbb:
1. Tahap terhadap Virus Herpes Ikan Mas ( KHV ), hal ini karena benih ikan yang sudah divaksinasi KV3 sudah mempunyai imunitas yang mampu menangkal penularan virus
KHV.
2. Tingkat Survival Rate/ Angka Kelulusan hidup yang lebih tinggi.
3. Biaya produksi yang lebih optimal, karena SR yang diperoleh tinggi maka pakan yang diberikan akan lebih optimal dimanfaatkan oleh ikan.
4. Tingkat keuntungan petani yang lebih besar, hal ini karena hasil yang diperoleh lebih besar dan optimal dalam pemanfaatan pakan yang diberikan.
Bagaimana cara melakukan vaksinasi pada. ikan Mas dan Koi?
Setelah mengetahui efektivitas vaksinasi maka kita sebaiknya membudidayakan ikan Mas dan Koi yang sudah divaksinasi sehingga para pengusaha dan pembudidaya tidak spekulasi dalam berbudidaya. Kenapa Spekulatif? Jawabanya adalah sulitnya memprediksi kapan virus ini akan
menyerang ikan yang sedang dibudidayakan oleh para pengusaha dan petani ikan mas dan Koi. Oleh karena itu sedia payung sebelum hujan adalah saran yang sangat masuk akal untuk dijalankan.
Tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses vaksinasi ikan Mas dan Koi
adalah sbb:
1. Tahap Karantina
2. Tahap Pemberokan/Puasa
3. Tahap Vaksinasi
4. Tahap Induksi (Kekebalan)
5. Tahap Recovery (Pemulihan)
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam proses vaksinasi adalah sbb:
1. Ikan sehat
2. Ikan berumur min 3 bulan dan Bobot ikan min. 10 gr
3. Ikan terlebih dahulu dipuasakan min 24 jam
4. Air yang dipergunakan adalah air bersih
Penjelasan dari masing-masing tahapan vaksinasi adalah sebagai berikut:
1. Tahap Karantina
Tahap ini sangat diperlukan apabila benih ikan yang akan divaksinasi berasal dari luar farm, sehingga benih ikan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan ikan tidak stress. Ikan sehat merupakan syarat utama yang harus dipenuhi apabila akan melakukan vaksinasi,sehingga hasil lebih optimal.
2. Tahap Pemberokan/Puasa
Tahap ini bertujuan agar benih ikan yang akan divaksinasi lebih bersih dengan mengeluarkan kotoran yang ada dalam tubuhnya dan vaksin yang diberikan akan optimal diserap oleh tubuh ikan. Tahap ini memerlukan waktu minimal 1 hari.
3. Tahap Vaksinasi
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pada tahap ini sesuai SOP vaksinasi adalah sbb:
1. Clean water
2. Tempat Vaksinasi dapat mempergunakan bak fiberglass
3. Suhu air di bawah 25 C, pH 6,8 - 7,4 DO min 6 ppm
4. Vaksinasi dilakukan dengan perendaman.
5. Dosis yang disarankan adalah 100 ml vaksin KV-3 untuk 1000 It air dengan bobot ikan total 250 kg (common carp), 200 kg (Koi)
6. Lama vaksinasi 45- 6o menit sejak seluruh vaksin terlarut
4. Tahap Induksi (Kekebalan)
Tahap ini berfungsi dalam pembentukan antibody ikan sehingga ikan mampu melawan virus KHV yang menyerang. Persyaratan yang harus dipenuhi pada tahap ini sesuai SOP adalah sbb:
1. Clean water
2. Lama Induksi 4 hari
3. Parameter air harus stabil pada suhu maksimal 25 C, pH 6,8 - 7,4 dan DO min 6
PPM
4. Kepadatan ikan disarankan 2000 ekor / m3
5. Penggantian air sebanyak 25% dilakukan setiap 12 jam dengan air bersih
5. Tahap Recovery (Pemulihan)
Setelah ikan membentuk antibodinya, tahap berikutnya adalah tahap pemulihan kesehatan ikan yang telah divaksin, supaya waktu dibudidayakan kekebalan tubuh ikan sudah bekerja secara balk. Persyaratan yang harus dipenuhi pada tahapan ini adalah sbb:
1. Clean water atau umum dgn suhu 30 derajat Celcius
2. Recovery dapat di lakukan pada bak fiber, keramik, plastik maupun kolam tanah
3. Parameter hrs stabil
4. Lama Recovery 14 hari
5. Pakan Normal
Untuk keberhasilan proses vaksinasi dan hasil vaksinasi sangat disarankan agar persyaratan yang ada harus dipenuhi, tanpa memenuhi hal tsb tidak menjamin bahwa hasil yang diperoleh akan optimal. Kita semua harus menyadari bahwa semua proses dalam tahapan vaksinasi adalah sebuah teknologi sehingga keberhasilannya sangat bergantung seberapa serius kita memenuhi persyaratannya.
Kami sangat berharap agar budidaya ikan Mas dan Koi akan begairah kembali sehingga harapan pemerintah melalui Direktur Kesehatan Lingkungan dari Departemen Kelautan dan Perikanan agar produksi ikan Mas secara Nasional dapat meningkat sebesar 3o% dari tahun-tahun sebelumnya. Inilah saatnya untuk membuktikan harapan itu bersama-sama.
Terimakasih
NB.
Info lebih lengkap klik www.vaksinikan.com
IMPORTANT TERMS OF FISH DISEASES
1. Epidemiology: the study of the relationship of various factors that influence the frequency and spread of disease in a community.
2. Vertical Spread: the spread of disease from one generation to the next generation through eggs.
3. Horizontal Spread: the spread of disease from one fish to another fish in the fish and the same time.
4. Carrier: animals that carry disease-causing organisms in their bodies, but the animals look healthy so that a carrier or spreader of infection.
5. Vector: an animal that mediates disease-causing organisms from one host to another host. Examples: snails, birds.
6. Pathogenicity: the ability to cause disease.
7. Virulence: degree of pathogenicity of a microorganism.
8. Host range: the range of animals can be infected by the pathogen.
9. Obligate parasite: parasite that only uses the fish as the only definitive host
10. Clinical symptoms: early signs of an attack fish diseases in the form of physical abnormalities, behavior that looks visually;
11. Diagnosis of disease: determining the cause of disease that occurs, by observing the clinical symptoms and anatomical pathology in fish sick / dead strengthened by laboratory examination.
source: Ministry of Maritime Affairs and Fisheries Republic of Indonesia, Director General of Aquaculture, 2010
Istilah-istilah Penting Penyakit Ikan
1. Epidemiologi : ilmu yang mempelajari hubungan berbagai faktor yang mempengaruhi frekuensi dan penyebaran penyakit pada suatu komunitas.
2. Penyebaran vertikal : penyebaran penyakit dari suatu generasi ke generasi selanjutnya melalui telur.
3. Penyebaran horisontal : penyebaran penyakit dari ikan satu ke ikan yang lain pada kelompok ikan dan waktu yang sama.
4. Carrier : hewan yang membawa organisme penyebab penyakit dalam tubuhnya, namun hewan tersebut terlihat sehat sehingga menjadi pembawa atau penyebar infeksi.
5. Vektor : hewan yang menjadi perantara organisme penyebab penyakit dari inang yang satu ke inang yang lain. Contoh : siput, burung.
6. Patogenisitas : kemampuan untuk dapat menyebabkan terjadinya penyakit.
7. Virulensi : derajat patogenisitas suatu mikroorganisme.
8. Kisaran inang : kisaran hewan-hewan yang dapat diinfeksi oleh patogen.
9. Parasit obligat: parasit yang hanya menggunakan ikan sebagai satu-satunya inang definitive
10. Gejala klinis: tanda-tanda awal oleh suatu serangan penyakit terhadap ikan berupa kelainan-kelainan fisik, tingkah laku yang terlihat secara visual;
11. Diagnosa penyakit : menentukan penyebab penyakit yang terjadi, dengan mengamati gejala klinis Dan patologi anatomi pada ikan sakit/mati diperkuat dengan pemeriksaan laboratorium.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
Apa Penyakit Ikan
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal).
Penyebab Penyakit
Penyebab internal antara lain adalah akibat keturunan (genetic) , sekresi internal, imunodefisiensi, kelainan saraf dan metabolik.
Penyakit yang disebabkan oleh faktor eksternal terdiri dari:
1). Penyakit Non infeksius
a. Penyakit akibat lingkungan
Faktor lingkungan sering mengakibatkan kematian yang berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan. Penyebabnya antara lain adalah
• Up welling,
• Keracunan akibat peledakan populasi plankton, pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya.
• Keracunan nitrit, hasil metabolisms ikan, dan keracunan ammonia karena pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik
• Polutan, yang bersifat racun yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co
b. Penyakit Malnutrisi
• Kekurangan vitamin A menyebabkan mata menonjol,
buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal,
• Kekurangan vitamin B-1 menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah
• Kekurangan asam lemak essensial menyebabkan infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan.
• Kekurangan vitamin C menyebabkan broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis
c. Penyakit Genetic
Pemicunya adalah adanya faktor genetik terutama karena perkawinan satu keturunan (inbreeding). Akibat dari pemijahan secara inbreeding adalah:
• Pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam
• Lebih sensitif terhadap infeksi patogen
• Organ tubuh badan yang tidan sempurna serta kelainan lainnya
2). Penyakit Infeksi , disebabkan oleh patogen yang dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu
1. penyakit jamur
2. penyakit parasit
3. penyakit bakteri
4. penyakit virus
Pengendalian Penyakit
Tindakan pengendalian terdiri dari 3 tindakan yaitu pencegahan, penyembuhan dan pemusnahan (eradikasi).
Pada dasarnya tidak semua jenis penyakit dapat diobati seperti jenis virus yang sampai saat ini belum ditemukan cara pengobatannya, maka tindakan pencegahan merupakan alternatif tindakan yang harus dilakukan.
Dalam mengendalikan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek sampingan, tindakan pencegahan juga tidak memerlukan biaya yang besar.
Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit.
Beberapa upaya yang harus dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit secara keseluruhan antara lain :
1. Persiapan lahan/wadah budidaya yang baik: pengeringan, pengapuran, pembalikan tanah dasar dll
2. Desinfeksi semua wadah dan peralatan sebelum dan selama proses produksi;
3. Menjaga kualitas air pemeliharaan tetap pada konsisi yang optimal untuk kehidupan ikan yang dibudidayakan
4. Melakukan penebaran dengan padat tebar yang sesuai untuk mengurangi terjadinya kontak antar ikan secara langsung dan untuk menghindari kanibalisme.
5. Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit seperti burung dan siput dll.
6. Seleksi induk dan benih dengan cara penggunaan benih yang sehat (melalui screening PCR) dan atau telah tersertifikasi;
7. Pemberian immunostimulan dan vitamin C untuk menjaga stamina dan meningkatkan ketahanan tubuh ikan secara rutin selama pemeliharaan;
8. Vaksinasi terhadap induk dan benih untuk meningkatkan
kekebalan ikan. Saat ini vaksin untuk beberapa penyakit
telah dikembangkan sebagai komoditas komersial.
Pengobatan atau penyembuhan merupakan tindakan yang perlu dilakukan apabila alternatif penyembuhan lainnya sudah tidak memberikan hasil yang signifikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pengobatan adalah:
1. Dosis dan waktu pengobatan harus tepat (sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam label);
2. Pengobatan dlapat dilakukan secara langsung pada ikan sakit atau melalui pakan dengan menggunakan obat yang sudah terdaftar;
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010
tips on planting water plants for fish
Tropical aquatic plants for aquariums mostly marketed in plastic packaging, which at the bottom of the stalk were pots with mineral wool. This can protect the plant and allowing the roots to continue to develop the ideal start when the plants are sorted and cut like at the beginning of planting until the planting location.
Pot and new mineral wool may be released when ready to be planted.
Use plastic pots are easily released from the roots - roots that live in it. Roots that had spread to
carefully removed from the plastic pots.
if there are roots that are too long san a lot, should be cut using scissors or a knife.
because plant roots are spread out can be more easily rot.
Small Plants
flat like Lilaeopsis sometimes difficult to be planted back when the mineral wool has been removed. In some cases, or sometimes simply by removing the bottom of the mineral wool and the rest with roots can be planted into the aquarium.
Before planting you should first remove the leaves that are old, so the Alcan plant look more attractive. It is expected that new plants will grow clan appear
new leaves in accordance with the conditions of water in the aquarium and pencahayaanya. ocis
source: WartaPasarIkan, Dir. Marketing of Home Affairs, Directorate General P2JP, DKP 2009
Pengumuman Kesempatan Pelatihan Intensif Kewirausahaan Agribisnis Ikan Air Tawar dan Agribisnis Peternakan
Pemda Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan IPB akan menyelenggarakan "Pelatihan Intensif Kewirausahaan Agribisnis Ikan Air Tawar dan Agribisnis Peternakan".
Pelatihan bertujuan untuk membekali Pemuda Jawa Barat dengan dasar pengetahuan dan keterampilan untuk mendorong kemandirian usaha agribisnis.
Pelatihan akan dilaksanakan pada 31 Oktober - 12 Desember 2010 di Bogor. Seluruh biaya pelatihan (akomodasi, penginapan, transportasi) ditanggung oleh pihak penyelenggara.
Bagi pemuda Jawa Barat yang berminat untuk mengikuti pelatihan tersebut bisa mendaftar ke Dinas Peternakan/Perikanan di wilayah masing-masing Kabupaten/Kota se-Jawa Barat.
Pendaftaran dibuka mulai tanggal 7-20 Oktober 2010.
Syarat pendaftaran :
- Mengisi Form Pendaftaran
- Laki-laki usia 18-35 tahun
- Lulusan SMA/MA
- Copy KTP (1 lembar) dan copy ijazah SMA/MA (1 lembar)
- Pas foto berwarna ukuran 3x4 sebanyak 4 bush
- CV / Daftar Riwayat Hidup
- Bersedia menekuni bidang pelatihan yang di ikuti setelah pelatihan selesai
Demikian pengumuman ini disampaikan, agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi
Sie.Produksi Budidaya
Bidang Perikanan Budidaya
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat
I. Dede Hermawan S.Pi (08122370069)
2. Ir. Wardini Mulatsari (081540829720)
sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat, 2010
Budidaya Ikan Hias : Palmeri Tetra
Palmeri Tetra yang juga disebut Emperor Tetra atau ikan kaisar (Nematobrycon palmeri) berasal dari Kolombia, Amerika Selatan. Hidupnya di perairan tenang pada kolom air dan bersifat omnivora.
Ikan ini sangat berkawan sehingga dapat dipajang bersama ikan lain. Hidupnya berkelompok. Lingkungan hidupnya bersuhu optimal antara 23-25° C. Keasaman (pH) airnya sedikit asam sekitar 6,5-6,8. Sementara kekerasannya 8° dH.
Punggung ikan ini mengilat, cokelat, dan ke arah depan agak hitam. Sirip ekor memanjang dan meruncing agak melengkung. Sirip ekor pada jantan bercabang tiga, sedangkan pada betina hanya bercabang dua. Dari pangkal mata hingga ujung ekor terdapat garis horisontal tebal. Di atas garis berwarna kebiruan, sedangkan di bawah garis kemerahan.
Untuk pemijahan, ikan ini dipasangkan masing-masing satu pasangan setiap akuarium sehingga wadahnya pun kecil. Sebagai sarangnya dapat digunakan enceng gondok atau mop dari raffia. Induknya harus sudah berumur lebih dari tujuh bulan. Agar kualitas telurnya bagus, diusahakan pakannya bervariasi, yaitu kutu air besar, jentik nyamuk, dan sedikit cacing sutera. Air untuk pemijahan berketinggian sekitar 15 cm.
Selain hanya berpasangan, pemijahan pun dapat dilakukan secara masal dalam akuarium besar. Perbandingan jantan betina sekitar 1 : 2-3. Di dalam akuarium pun tetap diberi substrat atau sarang dari mop raffia.
Setelah berpijah, telur ataupun induknya dipindahkan dari wadah. Air untuk penetasan cukup sekitar 10 cm dengan aerasi lembut. Agar tingkat penetasan telurnya tinggi, ke dalam wadah penetasan diberi obat antijamur seperti metil biru.
Bila perawatannya baik, telur akan menetas dalam waktu 36 jam. Larva yang baru menetas tersebut dapat diberi pakan infusoria selama 2-3 hari untuk selanjutnya dapat diberi kutu air. Larva ini sudah mulai bisa berenang setelah berumur empat hari. Untuk pembesarannya, benih dipindahkan ke akuarium yang lebih besar sesudah berumur satu bulan. Kalaupun masih tetap menggunakan akuarium untuk pembesaran, kepadatannya perlu dikurangi dengan cara penjarangan.
Pakannya dapat berupa cacing sutera. Bila menggunakan akuarium, penggantian air harus dilakukan setiap hari. Sementara kalau menggunakan kolam, penggantian airnya dilakukan setiap tiga hari sekali. Jumlah air yang diganti cukup sepertiga hingga separonya. Biasanya dalam jangka waktu dua bulan ikan sudah bisa dipanen dengan ukuran 2,5 cm.
sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya, 2006
Skin and Gill Flukes in Tropical Fish
by: Nate Jamieson
While parasites of various types are often responsible for fish rubbing themselves against objects in the tank, sometimes to the point of causing raw skin, it can be difficult to identify which parasite it is, unless you have a very good visual of it.
In the case of skin fluke, which is a parasitic flatworm, they are unlikely to show themselves to the extent where you would be able to remove them manually as you can with leeches or fish lice. One of the common denominators they have with other parasite infections, is they can cause redness of skin, but so can rubbing against stones and wood. However, skin fluke also causes a fading of color, and because the treatment is common to other types of parasites, you are best to go with a general medication, such as Droncit or formalin baths, when unsure whether it is skin fluke or not. Remove severely affected fish to a hospital tank.
The standard treatments of adding 1 tbs. of aquarium salt to a daily change of water in the home aquarium, and raising the tank temperature by four degrees also applies. This is used for most parasites, including gill fluke, which has more obvious and visual symptoms.
Gill fluke is a worm that specifically attacks the gill membranes, causing them to turn red and acquire a coating of slime that makes it difficult to breathe. Fish will hang at the water's surface, gasp, and lose weight rapidly. The same tank treatments as skin fluke can be used, but with gill fluke, removing to a hospital tank and adding short baths in either formalin, salt or ammonium hydroxide to the regimen will help kill what is on the fish, and you can then treat their environment.
About The Author
Nate Jamieson
Love Tropical Fish? Find out how to create a beautiful, low-cost tropical fish aquarium with complimentary tips at http://www.TropicalFishIsland.com
Nilai Ekspor Ikan Hias Bakal Naik 10%
JAKARTA. Bisnis ikan hias memang menggiurkan. Pasarnya bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga ekspor. Bahkan, permintaan dari pasar ekspor naik setiap tahun. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi, nilai ekspor ikan hias tahun ini akan naik 10% dari USS 10 juta tahun 2009 menjadi sekitar USS 11 juta di tahun ini.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Made L. Nunana mengatakan, peningkatan ekspor ikan hias tersebut terutama karena naiknya permintaan ikan arwana dan cloumfish alias ikan nemo.
Kenaikan tersebut membuat market share atau pangsa pasar ikan hias Indonesia tahun ini naik dari 7,5% menjadi 7,8%-8% dari pasar ikan hias dunia. Sejauh ini, pemain utama perdagangan ikan hias di dunia adalah Singapura. Negara berwilayah imut ini menggenggam pangsa pasar 25%. Pemain besar berikutnya adalah China, Jepang, dan Thailand.
Tahun 2008 silam, nilai ekspor ikan hias Indonesia USS 8,3 juta, naik 13,7% dibanding 2007 sebesar US-S 7,3 juta. "Permintaan ikan hias di dalam dan luar negeri sangat tinggi karena ikan jadi hiburan bagi masyarakat kota," terang Made kepada KONTAN.
Sayang, prestasi Indonesia belum mampu mengimbangi kenaikan ekspor hias dari sejumlah negara lain yang lebih pesat. Keterbatasan sentra budidaya dan promosi jadi penyebab utama lambatnya kenaikan itu.
Sejauh ini, Indonesia mengekspor sebagian besar ikan hias ke Singapura Porsi ekspor ikan hias ke Negeri Mer-lion ini mencapai 20%. Lalu. 15% China dan 65% menyebar ke Hong Kong, Malaysia, Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan, dan Amerika Serikat
Adapun ikan hias yang men-jadi unggulan Indonesia, antara lain arwana jenis Super Red. Ikan ini bisa dijual Rp 7 juta -Rp 8 juta per ekor. Lalu, arwana jenis Golden Red yang dilego Rp 3 juta- Rp 4 juta per ekor. Harga ikan ekspor bisadua kali harga lokal.
Selain arwana, ikan hias lain yang sedang naik daun adalah cloumfish yang dibanderol Rp 10.000-Rp 25.000 per ekor. Lantaran harganya murah, permintaan dari Malaysia, Jepang dan Eropa cukup tinggi
Jenis ikan yang diminati tahun ini memang berbeda dengan sebelumnya. Tahun lalu, para pembeli banyak kepincutikan koi ikan perot dan ikan cupang. Harga ikan koi bervariasi antara Rp 150.000 hingga ratusan juta rupiah per ekor. Sementara ikan perot dibanderol Rp 50.000-Rp 150.000 per ekor dan ikan cupang Rp 25.000-Rp 200.000 per ekor.
Incan Maulana, pemasok tanaman laut dan ikan hias ke Eropa bercerita, tahun ini, ekspor ikan hias memang lebih ramai ketimbang tahun lalu. Ia bahkan memperkirakan, ekspor kali ini bisa naik hingga 15%.
Memang, ekspor ikan hias ke Eropa sempat turun selama periode Mei-Agustus lalu. Ini lantaran Eropa memasuki musim panas. Pada musim tersebut banyak orang Eropa berlibur sehingga tidak belanja ikan hias. Tapi selain bulan itu, ekspor stabil dan bahkan naik," katanya.
Menurut dia, ikan yang paling digemari adalah arwana dan nemo. Incan yakin, tahun depan, popularitas nemo akan menggu guli arwana dan mem-buat ekspor ikan hias naik 20% ketimbang tahun ini
Senada, Ari Wahyuni, Koordinator Pembenihan Ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BPBL) Lampung, mengatakan, ini permintaan cloumfish memang tinggi Sayang, budidaya cloumfish tidak bisa memenuhi permintaan yang banyak datang dari Malaysia itu. Alhasil, BPBL Lampung hanya mampu memasok ikan hias untuk keperluan lokal khususnya Jakarta.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad sebelumnya mengungkapkan, potensi budidaya ikan hias di Indonesia mencapai 1,5-1,6 miliar ekor per tahun.
Pengembangan pemasaran ikan hias kita bisa melalui tiga upaya. Pertama, mengembangkan pusat pemasaran dan pengembangan ikan hias seperti di Cibinong, Jawa Barat /foduajnenyelenggarakan pameran dan bursa ikan hias. Ketiga, memfasilitasi promosi pengusaha ikan hias.
Sumber: Harian Kontan, 12 Oktober 2010 Hal. 15
TYPES OF FISH STICKS
1. Fillet: Fish cut side fishbone
2. Dressed: a piece of fish with head and fins (entrails, scales and gills removed)
3. STEAK: Fish is cut crossing of dressed fish
4. GUTTED: Fish intact with all the discarded entrails
CARA SEHAT MEMASAK IKAN
Memasak ikan secara sehat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Dipanggang:
Ikan disayat dangkal di bagian badan ikan. Taruh di piring dan tutup dengan alumunium foil. Tambahkan dengan rasa bumbu-bumbu herbal, perasan lemon dan minyak ziatun dan panggang pada suhu sekitar 180 derajat Celcius.
2. Ditumis/goreng dengan sedikit minyak
Goreng ikan dengan menggunakan sedikit minyak atau mentega di dalam wajan dan goreng dengan api sedang.
3. Dibakar
Ikan disayat miring untuk membantu panas menembus daging. Tempatkan ikan di tempat bakaran panas.
4. Direbus
Tempatkan ikan di panci yang telah panas, tetapi untuk ikan utuh harus ditempatkan di panci yang dingin baru kemudian dipanaskan pelan-pelan.
5. Dikukus
Kukus ikan diatas panci yang dibawahnya berisi air mendidih.
Sumber : Warta Pasar Ikan Edisi September 2009, No. 73
JENIS-JENIS POTONGAN IKAN
1. FILLET : Ikan dipotong disisi tulang ikan
2. DRESSED : potongan ikan dengan kepala dan sirip (isi perut, sisik dan insang dibuang)
3. STEAK : Ikan dipotong menyilang dari ikan dressed
4. GUTTED : Ikan utuh dengan seluruh isi perut dibuang
Sumber : Warta Pasar Ikan Edisi September 2009, No. 73
FISH FOR HEALTH BENEFITS
Source: September 2009 Edition WartaPasar Fish, No. 73
Benefits of eating fish regularly can reduce a variety of diseases, among others:
1. ASTHMA
Children who eat fish will decrease the risk of suffering from asthma.
2. EYE
Fish rich in omega-3 fatty acids that can contribute to the health of brain tissue and retina of the eye. Breastfed babies of mothers who eat fish have better eyesight caused by omega -3 fatty acids transmitted in breast milk.
3. HEART & STROKE
Eating fish every week reduces the risk of heart disease and stroke by reducing blood clotting and inflammation, improving blood vessel elasticity, lowering blood fats and increase good cholesterol. Hundreds of studies have been done on fish or fish oil and its role in the prevention or treatment of heart disease. Reviews contained dakam British Medical Journal recommends fish or taking fish oil supplements to prevent heart attacks, especially in people with vascular disease. Omega-3 is known to lower blood triglycerides and blood pressure, prevent clotting, anti-inflamsai and correct abnormal heart rtme.
4. Dementia
Parents who eat fish or seafood at least once a week had a lower risk of development of dementia including Alzheimer's disease.
5. DIABETES
Eating fish may help regulate blood sugar levels in diabetics.
6. RHEMATOID
Regular fish consumption can alleviate symptoms of rheumatoid arthritis, psoriasis and autoimmune diseases.
7. Born prematurely
Eating fish during pregnancy may reduce the risk of premature delivery.
MANFAAT IKAN UNTUK KESEHATAN
Sumber : Warta Pasar Ikan Edisi September 2009, No. 73
Manfaat makan ikan secara teratur dapat mengurangi berbagai gangguan penyakit antara lain :
1. ASMA
Anak-anak yang makan ikan akan berkurang resiko kemungkinan menderita asma.
2. MATA
Ikan kaya akan asam lemak omega-3 yang dapat berkontribusi untuk kesehatan jaringan otak dan retina mata. Bayi yang minum ASI dari ibu yang makan ikan memiliki penglihatan yang lebih baik disebabkan karena asam lemak omega -3 yang ditransmisikan dalam ASI.
3. JANTUNG & STROKE
Makan ikan setiap minggu mengurangi resiko penyakit jantung dan stroke dengan cara mengurangi pembekuan darah dan peradangan, meningkatkan elastisitas pembuluh darah, menurunkan lemak darah dan meningkatkan kolesterol baik. Ratusan penelitian telah dilakukan pada ikan atau minyak ikan dan peranannya dalam pencegahan atau pengobatan penyakit jantung. Ulasan yang dimuat dakam British Medical Journal merekomendasikan mengkonsumsi ikan atau suplemen minyak ikan untuk mencegah serangan jantung, terutama pada orang dengan penyakit vascular. Omega-3 dikenal dapat menurunkan trigliserida darah dan tekanan darah, mencegah penggumpalan, anti-inflamsai dan memperbaiki rtme jantung yang abnormal.
4. DEMENTIA
Orang tua yang makan ikan atau seafood sekurangnua sekali seminggu memiliki risiko lebih rendah terhadap perkembangan dementia termasuk penyakit Alzheimer.
5. DIABETES
Makan ikan dapat membantu mengatur kadar gula darah pada penderita diabetes.
6. RHEMATOID
Konsumsi ikan secara teratur dapat meringankan gejala rheumatoid arthritis, psoriasis dan penyakit autoimun.
7. LAHIR PREMATUR
Makan ikan selama kehamilan dapat mengurangi risiko melahirkan bayi prematur.
Keeping A Clean Spot For Your Fish
by: Don Hill
Keeping A clean spot For your Fish.
Keeping your aquarium running is the real challenge of a number of owners. They have it up, but oh dear, there are issues arising that they just didn't expect!
Unhealthy H2O.
Sick of dirty water? So is your fish.
A power filter might be very helpful. These filters remove damaging things in your fishes water.
This makes it a once a month deal changing the cartridge.
Algae
Algea is basically just slimy gross stuff which can hamper the enjoyment you receive from seeing your specimens.
However the mend is very uncomplicated. Buy a Plecostomus. Often called an algae eater, this fish isn't going to win any beauty competitions any time soon - but he will keep your aquarium clean of algae. Plus, this ugly algae eater has a wonderful personality!
If you don't have one you,ll have to take on the task. There are loads of tools you can use, and they vary by cost.
Remember that algae thrives in the sunshine! Aquariums which sit in the sunlight will tend to produce more algae.
Change your filter more regularly to ensure that this doesn't happen, because it can hurt your fish aquarium, and kill your fish if it goes untreated. They simply can't live in that sort of surroundings.
Cloudy H2o.
May be a sign that your over feeding the fish. Don't give your fish more then what they can eat in 3-5 minutes in one sitting, and only give them 2-3 times a day. This should eliminate the issues.
If your water stays foggy even when feeding proper it may be that you need to use a different source when filling the fish-tank. You can buy it by the gallon full at most grocery stores and it only costs about 50-70 cents per gallon .
Changing the tank water at least every 2weeks is advised.
Some people choose to use a siphon when changing the H2O in their fish-tank. You can use a length of hose to siphon the water into a bucket.
Once water starts flowing, put it in a bucket and let some of it drain out.
Next you can put H2O back into the tank. Once a month, you're going to want to clean your tank aquarium - part of the experience countless people hate.
Sponges or cloths that are devoid from chemicals may be used to strip the glass sides of your fish-tank. lots of people will use a scraper on their glass tanks.
All accessories should be removed and scrubbed clean. Make sure you do not have any variety of chemicals on your cleaning utensils.
numerous people use a gravel vacuum to cleanse the dirt and old grub that's been leftover down there. There are various sizes for various tanks, and you should at all times follow the instructions that came with the gravel vacuum to use it properly.
whenever You refill Your Tank
Make sure the water temp is the same as that the fish are in. Attaching a hose to a faucet with both hot and cold H2O will enable you to get the temperature correct.
chlorine and additional chemicals can obliterate your fish so examination the H2O you fill the fish-aquarium with. warming a 5-10 gallon bucket of distilled water is often a better option then using tap H2O!
About The Author
Don Hill is a Freshwater Aquarium enthusiast. For more information on Freshwater Aquariums Visit http://freshwater-aquariums-answers.com/ More on Freshwater Aquarium cleaning and maintenance
The author invites you to visit:
http://freshwater-aquarium-answers.com
KKP Tawarkan Morotai ke Taiwan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak menyia-nyiakan kedatangan delegasi Taiwan ke Indonesia. Mereka menawarkan Megaminapolitan Morotai, Maluku Utara ke investor asal Taiwan itu untuk membiakkan duitnya di sektor usaha perikanan dan kelautan.
Menurut Menteri Perikanan dan Kelautan Fadel Muhammad, perairan Morotai memiliki potensi sebanyak dua juta ikan per tahun. "Megaminapolitan Morotai akan mencakup, mulai dari komplek industri pengolahan hasil laut hingga taman ekowisata kelautan," katanya dalam acara Taiwan Investment Mission, akhir pekan lalu.
Fadel menilai, penanam modal Taiwan sangat tepat mengembangkan Megaminapolitan Morotai, karena memiliki teknologi dalam industri perikanan yang jauh lebih maju dibandingkan Indonesia. Taiwan pun sudah berpengalaman dalam industri perikanan.
Sayang, Fadel menolak menyebutkan nilai investasi yang dibidik dari investor Taiwan. "Selain itu, kita bekerjasama dengan pengusaha Taiwandi Megaminapolitan Morotai juga untuk mendukung penyebaran pertumbuhan kawasan industri ke wilayah Tjmur Indonesia," ujar mantan Gubernur Gorontalo ini.
Namun, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wiryawan meminta KKP harus lebih matang lagi menyusun perencanaan proyek Megaminapolitan Morotai, antara lain, dengan menyiapkan infrastruktur yang memadai. Permintaan yang sama juga datang dari Hotio-rwy Chairman Kamar Dagang dan Industri Taiwan atau Chinese National Association of Industry and Commerce (CNAIC) Theodore M.H. Huang. "Pemerintah Indonesia perlu mengemas proyek ini dengan lebih rinci," pintanya
Ketua Umum Asosiasi Pengusahan Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi optimistis Megaminapolitan Morotai bisa menjadi proyek yang menjanjikan. "Morotai bagus, pengusaha-pengusaha Taiwan cukup tertarik. Bulan ini sudah akan ada yang datang ke Morotai," ungkap dia.
Astri Khanna
Sumber : Harian Konta, 4 Oktober 2010,hal.20
$27,817 Monthly With Affiliate Programs
by: John McLaren
I still remember thinking that promoting Affiliate Programs was a waste of time. Until I started making a small fortune.
At the end of 2004, I started some time exploring the concept of promoting affiliate programs through pay-per-click search engines. I knew of some Internet Marketing gurus who were claiming you could make thousands of dollars every month. But I was skeptical. I remember thinking, “I know what these guys are about. They just want to sell more books.”
But I decided that at least it was worth a look. The concept is quite simple. Choose a product – and one that has an affiliate program, of course. Set up an advertising campaign at a PPC search engine like Google and choose how much you want to pay per click. Write a three line advertisement and add your affiliate link. Whenever anyone clicks through your ad and buys the product, you earn a commission.
So I looked. And thought about it. And looked some more. I was still very uncertain about the whole concept, but I finally decided to test for myself whether it could really work. And since I knew I’d be spending quite a bit of money on advertising clicks, I felt it was well worth investing in a book so I could learn from more experienced marketers how to maximize the profitability of my campaigns.
As my business grew over several weeks I purchased and read several ebooks. By far the best I read was Chris Carpenter’s Google Cash ( http://tinyurl.com/6gdaq ). His approach is genuine, down-to-earth, and he explains very clearly how to build your own affiliate marketing business. And importantly, he makes a fortune doing what he explains in the book.
I started by testing 20-30 campaigns on various products. Most of them were unsuccessful, but I expected that from what I had been reading. I would test a product, and if it didn’t work, I would drop it quickly. The key with this business is identifying the affiliate products and campaigns that are successful. Once you find one that works, the money starts rolling in.
By February of 2005 I had identified several campaigns that were turning a profit. With one of these I was spending $0.08 per click to promote an affiliate product that pays me $18 commission on each sale. Approximately 1 visitor in 100 buys the product, so I make around $10 profit for every 100 visitors that I send.
What a formula! For every 1,000 visitors, that’s $180 in commissions. That might not seem like all that much, but remember once you have a successful campaign it keeps going all day, every day. If you send just 1,000 visitors to a program like this every day, then by the end of the month you will have earned $5,400 in commissions, of which $3,000 is profit.
Does it seem too simple? Well, if it was so easy everyone from your Aunt Mabel to the mailman would be doing it. In fact, while the concept is simple, getting your campaigns to run profitably does take some work. Since I can't possibly teach you all you need to know in one article, I'll give you a few tips here and recommend Google Cash for a detailed explanation:
Choose Your Product Wisely. The program should pay a commission of $15 or more, otherwise it won’t be worth paying for your clicks. And if the commission is very high, be careful. Some products like web hosting and satellite dish installations may pay commissions of $100, but you face intense competition from other affiliates, so the price you need to pay to get ad exposure and clicks will probably also be very high. Sometimes it is better to identify a niche product with less competition from other affiliates.
Track Your Campaigns Carefully. If you’re paying around 7 or 8 cents per click for a program that pays close to $20 commission, you need to make at least one sale for every 250 visitors. If you send 300 to 400 visitors with no sale, consider dropping it.
Days Of The Week Do Matter. When testing campaigns keep in mind the day of the week and even the time of day. Some products sell better on Mondays through Fridays, during business hours. Others, like entertainment products, sell better in the evenings and on weekends.
Getting back to my own experience, after identifying several campaigns that ‘worked’, I spent some time fine-tuning them using techniques I read about in Google Cash. By the end of February I had earned $27,817 in commissions for the month, all on products I had never even heard of at the end of 2004. My profit was a neat $10,795.
It’s incredible really. I made this money without a web site. From home. Working an average of just an hour or two a day.
I’m finally making the amount of money online that I dreamed about.
How about you? Would you also like to build an affiliate marketing business? Could you use some additional income? I encourage you to proceed, but be smart about it. There are risks involved and you should be aware of them. You should read Chris Carpenter’s book. That way you’ll be on a fast track to more profitable campaigns. And his book will save you hundreds of dollars, easily, as you avoid some common mistakes and pitfalls.
Good Marketing!
About The Author
John McLaren has worked for many years selling IT consulting services. Now he works from home, just a few hours each day, building his highly successful affiliate marketing business. For more professional advice, he recommends the book, Google Cash, available at: http://tinyurl.com/6gdaq.
Your Freshwater Aquarium Set Up
by: Bob Finklea
Creating an aquarium is like building your own house and assigning roles. It entails the planning of your own structure according to taste and functions, acquisition of materials, setting-up and management. Do you remember your childhood days when you played the game of building your own home at the attic, garden, veranda or wherever space you found abode, playing roles like grown-ups: cooking, cleaning and taking care of children as mother, father or a kid in the family? Such moment is considered one of the best of an individual's younger years. One can actually relive such moment by setting up a freshwater aquarium, a hobby which has been proven beneficial to people's health. As starter, it helps to have a checklist of basic materials for a successful set-up such as the house, appliances, decorations, inhabitants and cleaners among others.
Times like these are seen as the good times of our youth when we were happy. One can actually relive such memories with a freshwater aquarium set up. This is a hobby which has been proven beneficial to people's health. Setting up an aquarium is like building your own house and playing roles.
It entails the planning of your own structure according to taste and functions, the acquisition of materials, the set-up and the management of the final product. As a starter, it helps to have a checklist of basic materials for a successful set-up such as the house, the appliances, the decorations and the inhabitants among others.
House
Your own aqua-house composes of a tank filled with water. The larger the tank is the better. The more inhabitants you wish to keep, the larger the tank you need. The larger the tank, the more water you need. The more water, the more difficult it is for toxins to build-up and for water chemistry and temperature to change quickly, which will demand less time and effort from the owners. Note that small-size tanks that range from 2-15 gallons are more difficult to manage compared to mid-size tanks that range from 20-40 gallons and large-size tanks that range from 50-180 gallons.
As a beginner, plan your space for a mid-size to large tank. Make sure also to get a strong stand for the tank and position it in a part of your home or office where there is no direct sunlight. Of course, the stand should be sturdy enough to hold the weight of the tank in the same manner that the floor where your aquarium will be set-up is solid and stable. Popular tanks can be glass or acrylic.
Glass tanks are heavier than acrylic but more prone to breakage than the acrylic tanks. Acrylic tanks are best for children because they are lighter than glass tanks. Short and horizontal tanks are better than tall and vertical tanks because the fish get more swimming space and easier oxygen flow from the surface.
Equipments and Decorations
These include the light, lid or hood, the water filtration system, the heater and the decor. Light comes in the form of incandescent, halogen, fluorescent, mercury vapor and metal halide. Fluorescent light is the least complicated so it is best for starters. The lid is a tank cover to prevent inhabitants from jumping out of the tank that would cause their most likely demise. It also serves in the decrease of evaporation while protecting the light from getting wet. In some shops, the lid comes with light and such is known as a hood. The hood is made of plastic, is lighter and costs less. glass lids are still the best because they let natural light into the aquarium.
There are three main filtration systems: Biological, Mechanical and Chemical. A Biological Aquarium Filtration provides stability and detoxification of the tanks water. This is done through regular water change and use of sponge filter, undergravel filter and a canister filter. This method is good in preventing the proliferation of poisonous waste ammonia. Mechanical Filtration System on the other hand provides clear water freed of small debris by pumping the water through fine materials. This is done through the use of canister filter, standard power filter, wet or dry filters and so-called floss or pleated cartridge. By trapping debris in the gravel, undergravel filters can also act as mechanical filters but the gravel will need regular siphoning to remove the trapped particles.
Chemical filtration provides the reduction of microscopic elements and compounds in water that causes it to become yellowish over time. Some particles dissolved in water cannot be removed by mechanical filters. Activated carbon in canister and power filters can isolate elements and compounds like copper, ozone, chlorine, antibiotics, waste proteins and carbohydrates, iodine, mercury, cobalt, iron, water medications methylene blue and malachite green, sulfa drugs, and organic dyes among others. Nowadays, there are available filters built with all these three methods. The filter in your fish tank is one of the most improtant pieces of equipment because it cleans the water of toxins and should have a flow rate of 4 to 1 meaning 4 times per hour.
A heater is required when the aquarium does not have a temperature of about 77 degrees Fahrenheit that may be needed by the tank inhabitants. Models of aquarium heaters can be hang-on-the-tank or submersible. The latter is more expensive but is the best choice among many aquarium owners.
There are many different types of decorations but organic decors can be fossilised versions of the living objects like real rocks, driftwood, gravel, sand and corals. The type of decors that appear to be as real as possible but are fake and not alive (inorganic) like manufactured plants and rocks are an alternative. These are composed of plastic, silk for smooth movement and clay in its rustic aura. Of course, some people like the use live plants while others combine live plants with manufactured ones. It is best to combine creativity for beauty and health of the fish in the tank.
Inhabitants
Your aquarium may house fish, turtles, snails and snakes among many other water creatures. There is a vast number of freshwater fish species to choose from. You may consider what you eventually will buy, according to size (as small as 1.5 inch to as big 35 inches), according to character, according to colour or according to demand (popularity or rarity). many fish are low maintenance while others like the Goldfish require a little extra effort.
Of course, the more fish you place in the tank, the bigger the tank must be so that the ecosystem is balanced and disease prevented. The estimate is roughly about one fish per gallon of water is your maximum! Don't go over this rough estimate.
You will also need to include substrate to line the bottom of your new fish tank, a net, some water conditioner, some test kits, a thermometer, a aquarium siphon, an algae scrubber and a large water bucket. Setting-up an aquarium is really fun and very easy. After some time when you have proven success, you can experiment with other materials available and make the most of your freshwater aquarium.
About The Author
Get professional help to perform proper maintenance of your fish tank and a lot more. Read http://www.freshwateraquariumcenteronline.com/freshwater-aquarium-information-basics.
Visit our website and let the pro's teach you the secrets of owning an aquarium. Sign up for our FREE freshwater aquarium email mini-course today at http://www.freshwateraquariumcenteronline.com
The author invites you to visit:
http://www.freshwateraquariumcenteronline.com
5 Top Tips for Keeping Happy Goldfish
by: Jamie Lyons
The goldfish is widely considered one of the lowest maintenance pets available. There is a great deal of truth in this statement: there is no need to take it out on walks in the rain, nor the requirement to fix a fish-flap into your backdoor. Despite the relative ease with which fish can be kept however; there are still a few commonly made mistakes when it comes to looking after these water loving companions. The following points are by no means an exhaustive list of aspects to consider but are most definitely worth bearing in mind if you're planning to invest in an aquatic pal:
1- Chlorine is good for swimming pools...but not good for fish tanks: Although relatively hardy, there are some things which fish struggle to tolerate. Unfortunately one of these things is chlorine and other trace elements, which it just so happens are often present in small quantities in tap water. In order to prevent this chlorine and other contaminants from posing a threat to your goldfish, run the tap for at least 30 seconds before filling the tank. In addition it is advisable to add some de-chlorination solution to the water.
2- Fish are sociable: Research has suggested that gold fish enjoy watching their owners go about their daily lives as much as we take pleasure in watching them do the same. As such: keep your fish tank somewhere visible and relatively light (but out of direct sunlight), this also lessens the risk of forgetting to feed your fish.
3- Don't overfeed your fish: Overfeeding is the single largest cause of premature death in goldfish. They pretty greedy chaps and are unlikely to stop eating just because they're full, so you must make sure that they don't get carried away. Once a day should be the absolute maximum in terms of feeding regularity. I personally have found that once every two days is absolutely perfect: it also saves a little money on fish food!
4- Careful with the water temperature: Goldfish are coldwater fish, that does not however mean you should fill the tank with cold water...confusing, I know. The ideal is in fact a more ambient temperature: a couple of degrees lower than room temperature is perfectly adequate. So remember to add a little warm water to cold water and test to ensure that it isn't icy cold (nor actively warm!).
5- Clean the tank out: Goldfish are relatively dirty animals, then again so would you be if you ate and excreted in the same small space! As such, even if the water in the tank looks clean it may well be rather saturated with none too pleasant micro-organisms. Clean the tank out regularly and make sure to abide by the previous points about de-chlorination and temperature when doing so to keep your fish happy.
About The Author
Written by Jamie Lyons for DGOS Office Supplies Liverpool http://dgos.co.uk/StoreFront/evolution_ContentPage.html?Content=25 , in conjunction with http://www.officeyoo.co.uk - Office Supplies.
The author invites you to visit:
http://www.webvitality.co.uk
Pupuk untuk Tingkatkan Produksi Perikanan Budidaya
Pupuk untuk Tingkatkan Produksi Perikanan Budidaya |
|
Kegiatan usaha budidaya pertanian, peternakan termasuk perikanan tak bisa lepas dari peranan pupuk. Apalagi dengan kian besarnya tuntutan untuk selalu meningkatkan produksi. Tak heran jika pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan pupuk di tanah air. Upaya tersebut salah satunya dengan melakukan revitalisasi industri pupuk. Sebab faktanya, kelangsungan industri pupuk nasional saat ini sedang terancam akibat kian menuanya usia pabrik-pabrik produsen pupuk di Indonesia, terutama pabrik pupuk milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang usianya rata-rata di atas 20 tahun. Dari kondisi terakhir inilah maka diadakan lokakarya mengenai revitalisasi industri pupuk di Indonesia(21/1). Acara itu berlangsung di Ruang Utama Ditjen Industri Agro dan Kimia Kementerian Perindustrian dan dihadiri antara lain oleh Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia, Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Direktur Sarana Pertanian Ditjen Tanaman Pangan, Direktur Utama PT Pusri, Direktur Utama Petro Kimia Gresik, Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda, Deputi Kementerian BUMN, perwakilan Ditjen Perkebunan, Ditjen Perikanan Budidaya dan pemangku kepentingan di bidang pupuk lainnya. Beberapa rumusan yang dihasilkan dari lokakarya tersebut diantaranya bahwa demi menjaga kelangsungan industri pupuk nasional maka diperlukan jaminan pasokan gas jangka panjang dari pemerintah. Jaminan tersebut secara tertulis diminta oleh pihak bank yang akan mengucurkan dananya kepada pihak produsen pupuk. Selanjutnya juga diperlukan evaluasi lebih rinci harga gas dari sisi keekonomian pabrik pupuk dan produsen gas terhadap dampak perekonomian nasional. Dalam pemenuhan pupuk NPK, perlu ada alokasi subsidi, terutama bagi pengguna NPK di sektor pangan. Sebab kebutuhannya jauh melebihi alokasi subsidi tahun 2010. Untuk pupuk organik, perlu ada peningkatan subsidi pupuk organik dengan volume yang meningkat dan terkoordinasi antarinstansi terkait. Lokakarya tersebut juga mendorong agar segera dibuatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pupuk organik oleh pemerintah, terutama bagi sektor perikanan budidaya. Sebab tren budidaya ke depan akan mengarah ke budidaya organik dengan skala tradisional. Karena itu keberadaan pupuk organik diharapkan tidak mengandung bahan-bahan yang membahayakan bagi lingkungan maupun keamanan pangannya.
Subsidi BBM Sementara itu sebelumnya telah diadakan rapat koordinasi tentang kebutuhan BBM di Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) (6/1). Acara itu dihadiri antara lain oleh Kepala Pusat Data dan Informasi KKP, Manager Industry dan Marine Marketing PERTAMINA, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Ditjen KP3K, Direktur Produksi Ditjen Perikanan Budidaya, Wakil Ditjen Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri, Wakil Direktur BBM, BPH Migas, Perwakilan Ditjen Perikanan Tangkap, perwakilan Puskita KKP; Kasubdit Usaha Mikro Ditjen KP3K, Nelayan Center, Perwakilan Biro Perencanaan dan staf Pusdatin. Rapat tersebut antara lain membahas alokasi BBM bagi Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya (DJPB). Sebab faktanya, pembudidaya ikan kerap mengalami kesulitan dalam memperoleh BBM bersubsidi guna peningkatan produksi perikanan budidaya. Karena itu perlu adanya kepastian tempat dan dukungan dari PERTAMINA agar memberikan izin kemudahan bagi kelompok pembudidaya skala kecil untuk bisa membeli BBM bersubsidi di SPBU/SPDN khusus. Yaitu SPBU/SPDN yang lokasinya dekat dengan kelompok pembudidaya (petambak) atau bisa juga membangun SPBU/SPDN di lokasi sentra-sentra budidaya udang. Mengenai besarnya subsidi BBM bagi pembudidaya ikan skala usaha kecil, paling banyak adalah 8 kiloliter/bulan/unit usaha (Perpres RI Nomor 55/2005). Sedangkan bagi nelayan yang menggunakan kapal maksimum 30 GT, diberikan BBM paling banyak 25 kiloliter/bulan. Dalam penghitungan keperluan BBM untuk pembudidaya ikan skala usaha kecil maka diperlukan rekomendasi dari kepala dinas kabupaten/kota sesuai usulan dan saran dari asosiasi (SCI/Shrimp Club Indonesia) dengan kebutuhan maksimal 8 kiloliter/bulan/ unit usaha. Dalam hal ini Dirjen Perikanan Budidaya telah menyusun kebutuhan BBM di tingkat provinsi untuk pembudidaya udang sesuai dengan sasaran produksi. Dari sini diharapkan segera disusun peta alokasi kebutuhan BBM untuk pembudidaya di tiap kabupaten/kota. Selanjutnya perlu ada model / percontohan di suatu daerah, terkait dengan mekanisme penyaluran BBM untuk pembudidaya dengan persyaratan lokasi bisa dilalui oleh mobil tangki Pertamina. Usulan kebutuhan BBM bersubsidi oleh KKP untuk 2010 telah diusulkan ke BPH Migas dan Pertamina oleh Men KP pada 2009 dengan jumlah 2,5 juta kiloliter. Rinciannya, untuk Ditjen Perikanan Tangkap sebesar lebih dari 1,9 juta kiloliter dan untuk Ditjen Perikanan Budidaya sebanyak lebih dari 0,5 juta kiloliter.
Hadang ACFTA Rapat lainnya membahas tentang dampak ASEAN China Free Trade Agreement (ACFTA) dan inisiasi pembentukan Forum Perlindungan Usaha dan Konsumen. Rapat berlangsung di Kementerian Kelautan dan Perikanan (11/1) dan dihadiri antara lain oleh Kepala Pusat Analisis Kerjasama Internasional dan Antar Lembagam, wakil dari Ditjen Perikanan Budidaya, wakil Sekretaris Ditjen KP3K, wakil dari Sesditjen P2HP,wakil dari sesditjen P2SDKP, wakil Direktur Standarisasi dan Akreditasi Ditjen P2HP, wakil Direktur Pemasaran Dalam Negeri dan Pemasaran Luar Negeri Ditjen P2HP, Direktur Pengembangan Usaha Perikanan Ditjen Perikanan TK, wakil Biro Hukum dan Organisasi, wakil Biro Perencanaan, wakil Kapus Karantina Ikan dan wakil Kapusriset Sosek BRKP. Rapat antara lain mengkaji ulang instrumen kebijakan untuk menerapkan dampak negatif ACFTA dan rencana penyelenggaraan forum komunikasi krisis center. Dalam kajian ulang instrumen kebijakan dari pihak karantina terkait upaya menghadapi ACFTA, ada beberapa kebijakan. Yaitu penyederhanaan peraturan ekspor sehingga produk Indonesia bisa bersaing di pasar internasional, melakukan penyesuian peningkatan mutu produk domestik. Selain itu melakukan sinergi kelembagaan untuk memudahkan dalam pengawasan, International Resources Analisis (IRA), mengupayakan aturan tenaga ahli asing bisa berbahasa Indonesia, pelabelan, surat keterangan asal produk yang masuk Indonesia perlu ditertibkan, optimalisasi penyerapan pasokan produk dalam negeri, perlu disiapkan pedoman analisis faktor risiko produk impor, karena Indonesia negara kepulauan sehingga perlu pembatasan pelabuhan impor dan peraturannya perlu disiapkan. Bagi sektor perikanan budidaya, upaya yang dilakukan untuk menghadapi ACFTA serta persaingan global terhadap produk perikanan bisa dilakukan dengan beberapa cara. Yakni penerapan SNI dalam proses produksi, menerapkan sistem mutu dan jaminan keamanan pangan, sertifikasi CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) dan CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik) terhadap unit usaha budidaya. Selanjutnya juga dengan melakukan registrasi pakan dan bahan baku pakan baik yang impor maupun yang dibuat sendiri untuk diedarkan, revisi Kepmen 45, pelabelan pakan impor yang telah terdaftar dengan menggunakan bahasa Indonesia, melaksanakan pengawasan rencana pengontrolan limbah terhadap produk akhir budidaya (dari residu dan pemakaian antibiotik serta logam berat). Juga dengan pengendalian lingkungan budidaya serta mengusulkan agar setiap unit pengolah ikan menerima produk perikanan budidaya dari unit usaha budidaya yang telah bersertifikat dalam upaya jaminan mutu dan keamanan pangan. Upaya lainnya adalah mencari pengganti bahan baku pakan alternatif yaitu maggot yang bisa digunakan sebagai pengganti tepung ikan yan sampai saat ini masih tergantung impor. (Rd) |
sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id