Arwana si Ikan Naga (Dragon Fish) |
|
Ikan arwana termasuk salah satu primadona ikan hias. Ikan ini bagi sebagian orang terutama orang tionghoa dianggap sebagai pembawa hoki atau keberuntungan bagi yang memilikinya. Oleh sebab itu, tidak mengherankan jika ikan ini memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi di pasar ikan hias. Harganya bisa mencapai jutaan bergantung pada keelokan dan keindahan warnanya. Semakin indah dan elok maka semakin mahal harganya.
Ikan arwana masuk dalam kategori satwa langka yang dilindungi di Indonesia. Arwana juga digolongkan dalam kategori ikan primitive dan diyakini sebagai ikan purbakala yang telah berevolusi selama lebih dari 10 juta tahun yang lalu. Fosil-fosil yang ditemukan dan mirip dengan ikan arwana ditemukan diberbagai tempat dan diduga berumur berkisar antara 10 – 60 juta tahun yang lalu. Hal ini membuktikan bahwa ikan arwana berumur panjang dan tidak punah dengan perubahan zaman ke zaman.
Ikan arwana memiliki banyak nama lain antara lain ikan naga, siluk, barramundi, kayangan, peyang dan lain-lain. Secara taksononomi ikan arwana masuk dalam kategori famili ikan “karuhun” yaitu Osteoglasidae atau famili ikan lidah bertulang (bony-tongue) dikarenakan bagian dasar mulutnya berupa tulang yang digunakan sebagai gigi.
Berikut Klasifikasi Ilmiah Ikan Arwana :
Ikan arwana termasuk golongan karnivora bersifat predator, memiliki tubuh yang memanjang, ramping dan “stream line”. Letak sirip dubur berada jauh di belakang badan. Bentuk tubuh dengan penampilan yang cantik, unik dan memiliki warna yang sangat mengagumkan. Variasi warna tubuhnya mulai dari warna hijau, perak dan merah. Sisiknya besar dengan susunan yang harmonis menambah keindahan ikan tersebut. Sungut yang berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsanya terletak di bagian mulutnya yang berjumlah dua buah. Sungut tersebut merupakan salah satu kriteria penilaian tentang keindahan seekor ikan arwana. Bentuk mulut arowana mengarah ke atas. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17 buah.
Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias dengan ukuran besar. Panjang arwana dewasa sangat bervariasi, antara 30-80cm. Dalam akuarium ikan arwana mencapai panjang 60 cm, sementara di alam ikan arwana dapat berkembang sampai mencapai panjang 90 cm. Untuk jenis tertentu seperti ikan arwana yang berasal dari amerika selatan dapat mencapai ukuran hingga 270 cm. Untuk itulah, tidak semua orang senang memeliharanya karena membutuhkan tempat yang sangat besar berbeda dengan beberapa ikan hias lain yang berukuran mini.
Ikan arwana termasuk ikan dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Ikan arwana termasuk dalam kategori sebagai predator karena itu dapat memakan ikan-ikan yang lebih kecil darinya dan memiliki tubuh memanjang, lunak & tidak berduri. Makanan yang sering diberikan untuk arwana antara lain adalah serangga, jangkrik, udang tawar, kodok, kelabang, kadal, belalang, ulat dan cicak. Ikan arwana pada dasarnya bukan ikan pemilih dalam hal makanan. Ikan ini memakan segala jenis pakan untuk ikan karnivora tapi dalam keadaan tertentu hanya menyukai salah satu jenis pakan saja.
Membedakan ikan arwana jantan dan betina memang agak sulit dilakukan tapi masih mungkin dibedakan secara visual dengan melihat bentuk mulut, bentuk pipi dan bentuk tubuhnya. Secara detail dapat dilihat pada tabel berikut :
Menurut Allen et. al. (2000 dalam [2]), arowana hidup di sungai dengan dasar berbatu-batu, danau, rawa dan perairan umum yang berarus sedang atau lambat. Mampu hidup di perairan yang sedikit asam (pH 4-6). Pada fase perkembangbiakan, arowana mempunyai kebiasaan menjaga anaknya dalam mulut (mouth breeder). Fekunditas ikan ini berkisar antara 20-60 butir telur yang erat kaitan dengan umur ikan. Pengeraman telur dan mengasuh anak berlangsung antara 1-2 bulan. Anakan arowana mempunyai kuning telur yang akan diserap sebagai makanan dalam waktu 1 bulan sampai ukuran 6-7 cm, setelah itu dilepas induknya karena dianggap sudah dapat mencari mangsa sendiri. Arowana dewasa dikenal hidup menyendiri dan agresif menyerang untuk berkelahi. Arowana aktif berenang di permukaan air pada malam hari untuk mencari mangsa, sedangkan pada siang hari cenderung tinggal di dasar perairan.
Habitat ikan arwana sendiri, pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan yang memiliki akar dasar sungai tetapi dedaunannya rimbun. Karena itu, ikan ini banyak ditemui di Kalimantan Barat, tepatnya banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Slimbau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar tanahnya berkapur dan dapat juga di jumpai di Sumatera Selatan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.
Jenis-jenis ikan arwana antara lain adalah arwana merah dengan 4 varietasnya (Merah darah, merah cabai, merah orange, dan merah emas), arwana golden, arwana hijau, arwana banjar dan arwana jardini. Jenis arwana yang saat ini berkembang di Indonesia ada empat jenis, yaitu Arwana Super Red, Arwana Golden, Arwana Jardini/Arwana Perak.
Saat ini ikan arwana sudah dapat dibudidayakan. Walaupun dalam membudidayakannya harus sangat hati-hati. Keadaan air yang tidak baik sedikit saja dapat menyebabkan ikan arwana mati. Ketersediaan oksigen juga perlu diperhatikan karena dapat juga menyebabkan kematian karena itu aerator harus selalu berfungsi dengan baik dan selalu sediakan aki sebagai cadangan jika listrik padam. Diketahui bahwa perkembangan budidaya ikan hias arwana sangat menjanjikan. Beberapa daerah yang sudah dapat membudidayakan ikan arwana antara lain, daerah kalimantan barat, jawa barat seperti bandung dan cianjur dan sumatera. Beberapa pusat penelitian perikanan telah melakukan penelitian terhadap ikan ini yaitu Balai Besar Air Tawat Jambi dan Pusat Riset di Bogor.
Perdagangan ikan hias pun sangat menjanjikan termasuk di dalamnya ikan hias arwana. Tujuan perdagangan ikan hias arwana terutama ke negara singapura, taiwan, jepang, hongkong dan korea. Jika di lihat dari daerah tujuannya memang dapat disimpulkan bahwa yang membeli adalah negara yang ada etnis tionghoanya, yang mereka masih mempercayai bahwa ikan arwana sebagai pembawa keberuntungan. sumber : http://www.perikanan-budidaya.dkp.go.id |