Oodiniasis
Penyebab : Piscinoodinium sp. (Synonim: Oodinium sp.)
Bio — Ekologi phatogen :
• Merupakan ekto-parasit berbentuk bulat
• Fase parasitik berbentuk seperti buah pir, diselaputi membran dan apendik menyerupai rizoid sebagai alat penempel pada ikan. Lamanya face ini tergantung pada suhu air, pada suhu 25 derajat celcius selama ± 6 hari akan mencapai dewasa.
• Infeksi yang berat dapat mematikan hingga 100% dalam tempo beberapa hari.
• Organ yang menjadi target infeksi meliputi kulit, sirip dan insang.
• Setelah dewasa, parasit melepaskan diri dari inang, berubah menjadi tomont dan membelah diri menjadi gymnospore. Gymnospore adalah stadia infektif yang berenang seperti spiral untuk mencari inang, apabila dalam
tempo 15-24 jam tidak menemukan inang, stadia tersebut akan mati.
Gejala Klinis :
• Ikan terlihat gelisah, tutup insang mengembang, sirip-sirip terlipat, dan cepat kurus. Populasi parasit di kulit mengakibatkan warna keemasan, berkarat atau putih kecoklatan (dekil) sehingga sering disebut "velvet disease".
• Ikan sering melakukan gerakan mendadak, cepat dan tak
seimbang "flashing" dan akan terlihat jelas pada saat pagi
atau sore hari.
. Menggosok-gosokkan tubuhnya di benda keras yang ada di sekitarnya, dan warna tubuh pucat.
Diagnosa :
• Pengamatan secara visual terhadap adanya parasit pada kulit, sirip dan insang ikan
• Pengamatan secara mikroskopis untuk melihat morfologi parasit melalui pembuatan preparat ulas dari organ kulit/mukus, sirip dan/atau insang.
Pengendalian :
• Mempertahankan suhu agar selalu > 29 derajat celcius
• Pemindahan populasi ikan yang terinfeksi parasit ke air yang bebas parasit sebanyak 2-3 kali dengan interval 2-3 hari.
• Pengobatan dan/atau pemberantasan parasit, antara lain dapat dilakukan melalui perendaman dengan:
✓ Air garam (1 -10 promil, tergantung species dan ukuran ikan) selama beberapa jam, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2-3 hari.
✓ Larutan hydrogen peroxide (H2O2) pada dosis 150 ppm selama 30 menit, dipindahkan ke air yang bebas parasit dan diulang setiap 2 hari.
✓ Larutan kupri sulfat (CUSO4) pada dosis 0,5-1,0 ppm selama 5-7 hari dengan aerasi yang kuat, dan air harus diganti setiap hari.
✓ Larutan formalin 25-50 ppm selama 12-24 jam, dilakukan pengulangan setiap 2 hari. Methylene blue pada dosis 2 - 6 ppm selama 3 – 5 hari.
✓ Larutan Acriflavin pada dosis 0,6 ppm selama 24 jam, dan diulang setiap dua hari sekali.
sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dirjen. Perikanan Budidaya,2010