AMONIAK
Sumber utama amoniak dalam air adalah hasil perombakan bahan organik, sedangkan sumber bahan organik terbesar dalam budidaya udang intensif adalah pakan. Sebagian besar pakan yang diberikan akan dimanfaatkan
udang untuk pertumbuhannya, namun sebagian lagi akan dieksresikan dalam bentuk kotoran padat dan amoniak terlarut (NH2) dalam air. Kotoran padat pun selanjutnya akan mengalami perombakan menjadi NH2 dalam bentuk gas. Gas amoniak selanjutnya bereaksi sebagai berikut:
Udang NH3 + H2O ————> NH4 OH ———> NH4+ + OH
Tidak terionisasi
(bersifat racun).
Metode analisis yang ada tidak dapat membedakan kedua bentuk amoniak tersebut, sehingga digabungkan menjadi amoniak total Besarnya fraksi NH3 dalam amoniak total bervariasi dengan pH suhu air, salinitas dan konsentrasi oksigen. Pengaruh pH sangat besar di sini, misalnya pada suhu 25°C, kenaikan pH dari 8,0 ke 9,0 meningkatkan jumlah fraksi NH, dari 5.38 % menjadi 36,3 %. Konsentrasi NH3 yang aman bagi udang adalah lebih kecil daripada 0,1 ppm.
Secara biologis, di alam sebenarnya dapat terjadi perombakan amoniak menjadi nitrat (NO3), suatu bentuk yang tidak berbahaya dalam proses nitrifikasi dengan bantuan bakteri nitrifikasi terutama nitrosomonas dan nitrobacter. Selain memerlukan bakteri tersebut dalam proses perombakan ini juga diperlukan jumlah oksigen yang cukup di dalam air. Proses perombakan yang tidak sempuma dapat mengakibatkan akumulasi ion nitrit (NO2) yang juga bersifat racun Dalam darah udang nitrit dapat mengoksidasi hemoglobin, sehingga hemoglobin menjadi tidak mampu berfungsi sebagai pembawa oksigen kejaringan tubuh. Dalam darah yang mengandung hemocyanin mekanisme mi mungkin pula terjadi.
Metode yang paling aman untuk menghindari pembentukan amoniak yang terlalu banyak di tambak adalah dengan melakukan persiapan tambak dengan baik. Dalam masa persiapan ini dilakukan pembuangan hasil akumulasi kotoran di dasar tambak dan pengeringan tanah dasar. Dalam masa pemeliharaan juga perlu dilakukan pembuangan sisa-sisa kotoran secara rutin serta tidak memberikan makanan secara berlebihan.
SUMBER : Ir. Sri Umiyati Sumeru
Dra. Suzy Anna