PENYAKIT PADA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Oleh : S Huda
Betapa terkejutnya dan hampir stress salah seorang pembudidaya ikan hias di Kota Tangerang ketika mendapatkan ikannya yang terdapat pada empat kolamnya dalam keadaan mati dan sekarat. Tidak ada yang diselamatkan karena hanya sedikit saja yang masih kelihatan sehat dan akhirnya semua dibuang dan dimusnahkan. Bila dihitung kerugiannya cukup besar sampai jutaan rupiah dan rugi waktu. Tetapi hal tersebut merupakan hal yang wajar bagi para pembudidaya ikan air tawar baik ikan konsumsi ataupun ikan hias.
Kegiatan budidaya ikan air tawar baik jenis ikan konsumsi ataupun ikan hias merupakan kegiatan yang mempunyai resiko tinggi karena ikan merupakan mahluk bernyawa yang kapan saja mengalami kematian. Salah satu penyebab gagalnya kegiatan budidaya ikan ini adalah karena faktor penyakit. Munculnya gangguan penyakit pada budidaya ikan merupakan resiko biologis yang harus selalu diantisipasi.
Munculnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi kompleks/tidak seimbang antara tiga komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah, patogen yang ganas serta kulitas lingkungan yang memburuk.
Dalam melakukan usaha budidaya ikan, para pembudidaya melakukannya ada yang secara intensif, semi intensif atau asal saja. Semakin intensif sistem budidaya yang diterapkan maka semakin kompleks pula kehadiran penyakit yang akan muncul. Penyakit yang menyerang ikan banyak macam dan ragamnya. Tetapi secara umum penyakit ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu penyakit infeksius dan non infeksius. Jenis penyakit infeksius terdiri dari penyakit yang disebabkan oleh parasit, jamur bakteri dan visrus. Sedangkan jenis penyakit non-infeksius disebabkan oleh lingkungan, makanan dan genetis.
Penyakit Infeksius.
1. Parasit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan penyakit yang sporadis. Tetapi untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan areal yang terbatas dapat berakibat sporadis. Akibat dari penyakit yang disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat menyebabkan kematian, menurunkan bobot, bentuk serta ketahanan tubuh ikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur, bakteri dan virus.
Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini terdiri dari protozoa dan metazoa. Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis. Salah satu jenis protozoa ang paling sering menjadi kendala dalam budidaya ikan adalah Ichthyophthirius multifiliis atau ich (penyakit bintik putih). Sifat serangannya sangat sporadis dan kematian yang diakibatkannya dapat mencapai 100 % populasi dalam tempo yang relatif singkat.
Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa adalah
- ikan tampak pucat
- nafsu makan kurang
- gerakan lambat dan sering menggososk-gosokkan tubuhnya ada dinding kolam
- pada infeksi lanjut ikan megap-megap dan meloncat-loncat ke permukaan air untuk mengambil oksigen
- adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan
Parasit dari golongan metazoa antara lain Monogenetic trematod (golongan cacing), cestoda, nematoda, Cepopoda (Argulus sp, Lernaea sp dan golongan Isopoda. Organ yang menjadi target serangan parasit ini adalah insang. Penularan terjadi secara horisontal terutama pada saat cacing dalam fase berenang bebas yang sangat infektif. Secara umum gejala dari serangan metazoa adalah :
- ikan tampak lemah
- tidak nafsu makan
- pertumbuhan lambat tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi lendir yang berlebihan
- ikan sering terlihat berkumpul disekitar air masuk karena kualitas dan kadar oksigen lebih tinggi
- insang tampak pucat dan membengkak sehingga overculum terbuka
- ikan sulit bernafas seperti gejala kekurangan oksigen
- peradangan pada kulit akan mengakibatkan ikan menggoso-gosok badannya pada benda sekitar
- badan kemerahan disekitar lokasi penempelan parasit
- pada infeksi berat parasit ini kadang dapat terlihat dengan mata telanjang pada permukaan kulit ikan.
2. Jamur
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur bersifat infeksi sekunder. Semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur. Jenis jamur yang sering menjadi kendala adalah dari famili saprolegniaceae. Beberapa faktor yang sering memicu terjadinya infeksi jamur adalah penanganan yang kurang baik (transportasi) sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu dan oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kulaitas telur buruk/tidak terbuahi dan padatnya telur pada kakaban. Penyakit ini menular terutama melalui spora di air. Gejala-gejalanya dapat dilihat secara klinis adanya benang-benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan.
3. Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kegagalan pada budidaya ikan air tawar. Penyakit akibat infeksi bakterial masih sering terjadi dengan intensitas yang variatif. Umumnya pembudidaya masih mengandalakan antibiotik sebagai ” magic bullet” untuk melawan penyakit bakterial. Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah penyakit merah yang disebabkan oleh bakteri garam negatif (Aeromonas hydrophila), penyakit columnaris atau luka kulit, sirip dan insang yang disebabkan oleh infeksi bakteri Flavobacterium columnare, penyakit tubercolosis yang tergolong sangat kronis disebabkan oleh bakteri gram positif Mycobacterium spp. dan penyakit Streptococciasis yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus spp.
4. Virus
Patogen virus juga menyebabkan penyakit pada budidaya ikan air tawar. Belum banyak diketahui penyakit yang disebabkan oleh virus di Indonesia kecuali penyakit Lymphocystis dan Koi Hervesvirus (KHV). Infeksi lymphoccystis hanya bersifat kronis dan bila menyerang ikan hias akan mengalami kerugian yang berarti karena merusak keindahan ikan.
Sampai saat ini KHV merupakan penyakit yang paling serius dan sporadis terutama untuk komoditi ikan mas dan koi.
Penyakit Non-Infeksi
1. Penyakit akibat lingkungan
Faktor lingkungan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar mempunyai pengaruh yang sangat tinggi. Lingkungan juga dapat mendatangkan penyakit dari kegiatan budidaya air tawar. Pengaruh dari penyakit yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sering mengakibatkan kerugian yang serius karena kematian yang berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan. Penyebabnya misalnya ada upwelling, keracunan akibat peledakan populasi plankton, keracunan pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya.
Faktor lingkungan yang buruk akan menyebabkan ikan menjadi
- tercekik, yaitu kekurangan oksigen yang umumnya terjadi menjelang pagi hari pada perairan yang punya populasi phytoplankton tinggi.
- Keracunan nitrit, yang sering disebut penyakit darah cokelat karena disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air yang berasal dari hasil metabolisma ikan.
- Keracunan amonia, terjadi hampir sama dengan nitrit tetapi pada umunya karena pengaruh pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik, sedangkan populasi bakteri pengurai tidak mencukupi. Yang sangat beracun adalah dalam bentuk NH3
- Fluktuasi air yang ekstrim, dimana perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak keseimbangan hormonoal dan fisiologis tubuh ikan dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan dan mengakibatkan ikan stress bahkan kematian.
- Limbah pollutan, yang terdiri dari logam-logam berat cukup berbahaya bagi ikan karena sifat racunnya yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co juga dapat menyebabkan penyakit bagi ikan. Sifat dari masing-masing logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-jenis ion yang sinergik. Selain komposisi ion, nilai PH juga berpengaruh terhadap tingkat kelarutan ion-ion loga. Bila kadarnya tinggi menyebabkan ikan-ikan stress dan bila terus meningkat dapat menyebabkan kematian.
2. Penyakit Malnutrisi
Pemberian pakan yang berlebihan/kekurangan dan tidak teratur juga dapat menyebabkan penyakit pada ikan. Penyakit karena malnutrisi jarang menunjukkan gejala spesifik sehingga agak sulit didiagnosa penyebab utamanya. Tetapi dalam diet pakan dapat mengakibatkan kelainan fungsi morfologis dan biologis seperti defisiensi asam pantothenic penyakit jaring insang ikan yang dapat menyebabkan ikan sulit bernafas yang diikuti dengan kematian, defisiensi vitamin A yang menyebabkan mata menonjol/buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal, defisiensi vitamin B-1 yang menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah, defisiensi asam lemak essensial yang berakibat infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan. Yang cukup berbahaya adalah karena defisiensi vitamin C yang merupakan penyakit yang umum terjadi dimana akibat yang paling populer adalah broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis
3. Penyakit Genetis
Salah satu penyebab penyakit yang kompleks pada kegiatan budidaya ikan air tawar karena adanya faktor genetik terutama karena adanya perkawinan satu keturunan (inbreeding). Pemijahan inbreeding yang dilakukan secara terus-menerus akan menurunkan kualitas ikan berupa variasi genetik dalam tubuh ikan. Akibat dari pemijahan secara inbreeding adalah :
- pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam
- lebih sensitif terhadap infeksi patogen
- organ tubuh badan yang tidan sempurna serta kelainan lainnya
Demikain secara garis besar penyakit-penyakit yang biasa menyerang dan dihadapi oleh pembudiaya ikan. Semoga informasi yang ringkas ini dapat bermanfaat khususnya bagi para pembudidaya ikan air tawar. Untuk informasi tentang cara pengendalian penyakit-penyakit tersebut akan ditampilkan dalam edisi selanjutnya.
* Staf Subdin Binus Perikanan Dinas Pertanian Kota Tangerang
sumber : http://www.dkp-banten.go.id