Koi Kian Diminati Masyarakat
Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Asosiasi Pecinta Koi Indonesia, klub-klub pecinta koi dan seluruh stakeholder koi belakangan ini terus secara kontinyu berupaya mendorong pengembangan koi Indonesia. Hal ini tak lain agar koi dapat dijadikan industri lokal yang mampu menjadi alternative sumber pendapatan baru bagi masyarakat.
Salah satu upaya pengembangan koi tersebut adalah melalui pelaksanakan even-event kontes yang dilakukan secara rutin. Even kontes secara tak langsung akan memperkenalkan sekaligus sebagai ajang promosi koi tersebut. Untuk tahun ini, kontes koi tersebut dilakukan di Surabaya. Kegiatan kontes yang diikuti tak kurang dari 150 peserta ikut kontes di event tersebut.
Pemerintah maupun swasta kian menyadari bahwa untuk menampung komoditas koi yang makin diminati itu perlu wadah tersendiri. Sebagai contoh di Kabupaten Blitar, beberapa tahun belakangan ini yang telah berhasil mengembangkan jenis ikan koi yang memiliki harga cukup baik. Jenis ikan koi produksi Kabupaten Blitar tersebut adalah jenis asagi, hikari muji, koromo, sanke, showa, king gin rin, kowari mono, bekko, kohaku, tanco, hikari utsuri, gosiki dan utsuri mono yang harganya dapat mencapai ratusan hingga jutaan rupiah.
Menurut Dirjen Perikanan Budidaya, pada acara pembukaan acara 7th All Indonesian Young Koi Show, di Surabaya pada April 2011 lalu, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) senantiasa berupaya membangun serta menciptakan iklim usaha yang baik dengan pendekatan sistem agribisnis dari mulai penyediaan induk, sarana dan prasarana, termasuk menciptakan pola-pola kemitraan yang sehat antara swasta dan mayarakat (pembudidaya ikan, pemasar, hobbies dan eksportir yang kian hari diharapkan dapat meningkat.
Hal ini sengaja dilakukan mengingat pasar ikan hias sangat menjanjikan, Dirjen mengingatkan bahwa, dari data perdagangan ikan hias dunia tahun 2009, Indonesia baru menguasai 7,5% pangsa pasar ikan hias. Masih kalah jauh dari Singapura yang mencapai 22,5% perdagangan ikan hias dunia.
Sedangkan potensi yang ada di Indonesia sangat besar, Dirjen DJPB menjelaskan, kalau mau melihat data, potensi eskpor ikan hias Indonesia diperkirakan mencapai US $60 juta sampai US $ 65 juta. Dengan jumlah species ikan hias air tawar sebanyak 450 species dari total 1.100 species ikan hias air tawar dunia. “sedangkan untuk ikan hias air laut, Indonesia memiliki lebih dari 700 jenis species yang sebagaian besar hanya terdapat di Indonesia.
Potensi ikan hias, kata Dirjen, apabila ditangani secara serius, maka Indonesia akan mampu berbicara banayak di pasar Internasional baik untuk ikan hias air tawar maupun air laut. Oleh karena itu, KKP sangat serius untuk mengembangkan ikan hias Indonesia.
Sedangkan sentra produksi ikan hias tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. “Khusus untuk ikan Koi, sentra produksi di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, DI Yogyakarta” kata Dirjen.
Pemerintah berharap, Asosiasi Ikan Hias Indonesia dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman, kapabilitas dan profesionalitasnya dalam mengembangkan ikan hias Indonesia serta terus menerus melakukan upaya-upaya menggairahkan bisnis ikan hias nasional seperti kontes, pameran, bursa, perluasan area pasar dan juga dapat mengedukasi masyarakat dalam mengembangkan ikan hias secara benar melalui pelatihan pembudidayaan. Sehingga ikan hias Indonesia dapat menjadi salah satu pilar ekonomi nasional dengan pengelolaan yang baik dalam menghasilkan komoditas ikan hias yang trend di pasar. (rd)
sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id