Pengolahan Pindang Bangkitkan Usaha Kecil
SURABAYA - Pemerintah akan terus mendorong pengembangan industri pengolahan ikan pindang. Komoditas perikanan ini terbukti berhasil menggerakkan usaha kecil di seluruh Indonesia. Ikan pindang khas produk dalam negeri. Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Victor PH Nikiju-luw menyajikan, produk ikan pindang perlu mendapatkan apresiasi yang lebih besar.
Pemindangan ikan adalah teknik pengolahan dan pengawetan ikan dengan cara direbus dan diberi sedikit garam. Victor menjelaskan, ikan asap dan ikan asin banyak juga dimiliki negara lain. Di Eropa, misalnya, ada yang namanya smoke salmon. Sama halnya garam tidak hanya ditemukan di Indonesia, tetapi di Timur Tengah. "Hanya pindang yang tidak ada di negara lain, murni milik Indonesia. Terlebih hampir seluruh industri pengolahan pindang adalah usaha kecil menengah," ungkap Victor disela Pameran Produk Bahari 2011dan Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Pengusaha Pindang Dean Indonesia (Appikando) di Surabaya, Rabu (21/9). Saat ini, sambung dia. dari total produksi ikan secara nasional yang mencapai 11 juta ton per tahun, 15% dikelola menjadi ikan pindang. Dari jumlah itu, yang dikelola menjadi pindang mencapai 15% hingga 20%-nya, atau sekitar 2 juta ton per tahun, baik dari ikan tongkol, bandeng, ataupun cakalang. Adapun produksinya sejauh ini mencapai sekitar 18.000 ton per bulan.
Dengan asumsi jumlah pemindang di seluruh Indonesia mencapai 60.000 orang. Selain itu, jumlah pelaku usaha pemindangan secara nasional juga terus bertambah hingga mencapai sekitar 60.000 unit dari 100.000 unit usaha kecil pengolahan ikan. Sedangkan sisanya adalah pembuatan kerupuk, bakso ikan, abon ikan, dan lain sebagainya. "Pindang ini mempunyai kekuatan di UKM. Sehingga peningkatan taraf kerja industri pengolahan ikan pindang sama hal-nya mendorong UKM untuk bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar bisa menembus pasar ekspor," tandasnya. Ke depan, Victor berharap pengolahan pindang perlu ditingkatkan. Karena selama ini proses produksinya dengan cara tradisional yang kurang efektif.
Padahal jika dikembangkan menjadi lebih baik, hal itu sangat terbuka lebar. Mengingat pasarnya juga sangat luas sementara potensi juga sangat besar. "Kami berharap pemindangan akan semakin besar dengan adanya peningkatan teknologi tepat guna. Sebab, selama ini proses pemindangan dilakukan dengan cara tradisional," tekannya. Saat ini. kata Victor, sedang dikembangkan proses pemindangan yang lebih baik dan lebih higienis. Yaitu dengan mengasapkan ikan yang sudah direbus tersebut. Hasilnya, pindang akan lebih lama bertahan dan akan menjadi lebih bagus. "Dengan peningkatan kualitas, saya yakin kinerjanya akan menjadi semakin membaik," pungkasnya, (ros) Sumber: InvestorDailyIndonesia,23September2011, Hal.7