Sifat Biologis Ikan Baung
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi (Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir. Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, DAM, situ, danau, dan waduk.
Baung bersifat nokturnal. Artinya,aktifitas kegiatan hidupnya (mencari makan, dll) lebih banyak dilakukan pada malam hari. Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya. Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan omnivora, karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Arsyad, 1973). Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.
Pemijahan baung secara alami terjadi pada awal masuknya musim hujan walaupun demikian ikan ini dapat memijah sepanjang tahun saat dibudidayakan di kolam pemeliharaan. Berdasarkan basil penelitian diketahui bahwa ukuran baung terkecil yang telah matang telur memiliki panjang tubuh 32 cm. Panjang tubuh ini menjadi patokan untuk panjang induk yang akan dipijahkan di dalam kolam budi daya. Sementara itu, diameter telur baung 1,35-1,63 mm dengan rataan bobot 1,24 –1,46 mg per butir.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008