Syarat Hidup dan Kebiasaan Hidup
Patin sangat toleran terhadap derajat keasaman (pH) air. Ikan ini dapat bertahan hidup di perairan dengan derajat keasamaan yang agak asam (pH rendah) sampai di perairan yang basa (pH tinggi) dengan pH 5-9. Kandungan oksigen (02) terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan patin adalah 3-6 ppm. Kadar karbondioksida (CO2) yang bisa ditoleran adalah 9-20 ppm. Tingkat alkalinitas yang dibutuhkan 80-250 ppm. Sementara itu, suhu air yang optimal untuk pertumbuhan patin adalah 28-30° C.
Di habitat aslinya, ikan ini selalu bersembunyi di dalam lubang-lubang. Sebagai ikan nokturnal (aktif pada malam hari), patin baru keluar dari liang persembunyiannya ketika hari mulai gelap. Kebiasaan lain, ikan ini lebih banyak menetap di dasar- perairan daripada muncul di permukaan air. Karena itu, patin digolongkan sebagai ikan dasar perairan (demersal). Hal ini dapat dibuktikan dari bentuk mulutnya yang melebar seperti mulut ikan-ikan demersal pada umumnya.
Secara alami,pakan patin di alam bebas berupa ikan-ikan kecil,cacing, detritus (mikroba pengurai di dasar perairan), serangga, udang-udangan, moluska, dan biji-bijian. Berdasarkan jenis pakannya yang beragam tersebut, patin dikategorikan sebagai ikan pemakan segala (omnivora).
Ketersediaan benih patin dari alam biasa diperoleh pada akhir musim hujan. Berdasarkan penelitian, diketahui bahwa ikan ini memijah sepanjang musim hujan (November—Maret). Alat yang digunakan untuk menangkap benih patin berupa seser atau jala. Penangkapannya biasa dilakukan pada waktu menjelang subuh, saat benih-benih patin berenang bergerombol di permukaan air.
Sumber : Khairul Amri, S.Pi. M.Si dan Khairuman, S.P, Agromedia Pustaka, 2008