Minapolitan Rumput Laut Mulai Ekspor
Kawasan minapolitan rumput laut di Gorontalo memulai ekspor perdana rumput laut olahan berupa potongan (chips). Ekspor perdana chips rumput laut itu sekitar 17 ton dengan nilai ekspor sekitar 90.000 dollar AS.
Pabrik pengolahan rumput laut dikembangkan oleh badan usaha milik daerah (BUMD), PT Gorontalo Fitrah Mandiri. Komoditas chips rumput laut dipasarkan ke investor asal Malaysia, Vinakas Agromarine SDN.BHD.Direktur Operasional PT Go-rontalo Fitrah Mandiri, BUMD provinsi Gorontalo, Ronny Dj Ka-luku mengemukakan, kapasitas terpasang pabrik chips rumput laut itu 1 ton per hari. Adapun 1 ton chips rumput laut membutuhkan hanan baku 3,5-4 ton rumput laut kering.
"Pengolahan rumput laut dan jaminan pasar akan meningkatkan nilai tambah produk. Tanpa industri pengolahan, maka ekspor hanya akan terbatas pada luhan baku," ujar Ronny di sela-sela ekspor perdana chips rumput laut di Desa Pongongaila, Kecamatan Pulubala, Gorontalo.Kerja sama itu merupakan implementasi dari pembentukan kawasan minapolitan di Provinsi Gorontalo. Gorontalo ditetapkan sebagai kawasan minapolitan rumput laut dengan integrasi sentra produksi, pengolahan, dan pemasaran.
Kontrak ekspor chips rumput laut dimulai tahun 2010. Untuk tahap awal, jumlah ekspor berkisar 17 ton chips rumput laut.Harga jual chips rumput laut jauh lebih tinggi daripada balian baku mentah. Harga rumput laut kering di tingkat petani Rp 7.000-Rp 7.500 per kilogram (kg).Harga di tingkat pabrik Rp I2.000-Rp 13.000 per kg.Pengembangan rumput laut, ujar Ronny, diyakini akan mampu mengembangkan ekonomi daerah mengingat rumput laut telah dikembangkan di lima kabupaten, yakni Gorontalo, Bo-alemo, Pohuwato, Bone Bolango, dan Gorontalo Utara. Pihaknya masih harus bersaing dengan eksportir rumput laut yang menjual rumput laut gelondongan.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan sektor perikanan. Masa tanam rumput laut 45 hari. Diupayakan adanyakemitraan dengan kelompok petani rumput laut, meliputi penyuluhan, pembibitan, panen, dan penanganan pascapanen.Dari data Kementerian Kelautan dan Perikanan, jumlah produksi rumput laut basah Indonesia berkisar 1,79 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 85 persen diekspor dan 15 persen diserap industri pengolahan dalam negeri.Saat ini jumlah pabrik pengolahan rumput laut di Indonesia baru 34 unit. Pabrik yang aktif hanya 20 pabrik, dengan utilitas kapasitas 60 persen. (LKT)
Sumber : Kompas 15 April 2010, Hal.18