Ambisi Bangka memajukan sektor perikanan
Sumber : OLEH ROCHMAD FITRIANA Wartawan Bisnis Indonesia
Dari atas pesawat, terlihat sejumlah genangan bekas galian tambang yang tertutup air ketika pesawat hendak mendarat di Bandar Udara Depati Amir Pangkalpinang Provinsi Bangka Belitung (Babel). Bagi masyarakat provinsi yang memiliki luas daratan sekitar 16.424 hektare ini, genangan itu bukanlah pemandangan aneh, karena wilayah ini merupakan penghasil tambang timah terbesar di Indonesia, sehingga banyak genangan bekas galian tambang.
Namun, akan menjadi aneh jika kondisi genangan tersebut didiamkan tanpa ada perbaikan, sehingga tidak bermanfaat lagi bagi masyarakat sekitar untuk pengembangan jenis usaha lainnya. Saat ini di Babel terdapat sekitar 100 hektare lahan bekas galian tambang yang berpotensi untuk dibudidayakan sebagai kolam ikan.
Satu contoh misalnya, genangan bekas tambang timah di daerah Kolong Grasi yang setelah menunggu 10 tahun, kini ber-ubah menjadi kawasan pemancingan dan lokasi wisata Sun Lake di Sungailiat Kabupaten Bangka Provinsi Babel. Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali mengatakan selama ini pemerintah daerah mengabaikan potensi perikanan darat tersebut, karena mereka menganggap lubang bekas galian itu tidak bermanfaat lagi.
Namun kini, lubang-lubang bekas galian timah tersebut dapat menjadi lahan bagi para pembudi daya ikan, sehingga masyarakat tidak perlu lagi investasi untuk membuat kolam atau tambak sendiri. "Ikan budi daya dan rumput laut kini menjadi fokus pembangunan kami," kata Eko. Sejatinya, wilayah provinsi ini sangat cocok jika berkembang menjadi kawasan minapolitan, yakni konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi. Atau lebih mudahnya, kawasan produksi kelautan dan perikananyang terintegrasi.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan kementerian yang dipimpinnya dalam 5 tahun ke depan akan membangun kawasan minapolitan di 28 kabupaten sebagai proyek percontohan peningkatan produksi perikanan di Indonesia.
"Anggaran proyek minapolitan ini akan dimasukkan dalam APBN Perubahan 2010 yang saat ini dibahas DPR. Setelah anggarannya disetujui, kami akan menentukan ke 28 daerah itu,"katanya.
Anggaran akan ditambah
Khusus untuk Provinsi Babel, papar dia, tahun ini hanya mendapatkan alokasi anggaran pengembangan perikanan sekitar Rp7,3 miliar. "Tetapi dengan potensinya yang sangat besar, anggaran itu bisa ditambah menjadi sekitar Rpl7 miliar-Rp20 miliar."
Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kota Sungailiat Kabupaten Bangka, Sutardjo, mengemukakan perbaikan kawasan bekas galian bukanlah sa-tu-satunya masalah di Babel dalam mewujudkan kawasan minapolitan, melainkan masih ada sejumlah masalah yang perlu mendapat perhatian serius.
"Beberapa masalah itu di antaranya pendangkalan kolam pendaratan, terbatasnya pasok listrik, serta perubahan iklim angin utara yang mengganggu produktivitas nelayan," katanya saat menerima kunjungan Menteri Fadel Muhammad di PPN Sungailiat Babel, baru-baru ini.
Dia optimistis jika kendala-kendala itu dapat diatasi produksi perikanan di PPN Sungailiat akan dapat ditingkatkan. Sehingga bisa menjadi yang terdepan di antara 13 PPN di seluruh Indonesia.
Bagi investor, terbuka luas peluang usaha yang cukup prospektif, mulai dari industri pengolahan ikan, gudang pendingin, alat penangkapan ikan.
Bukan satu impian jika kelak Sungailiat Bangka ini menjadi rujukan dalam pengembangan Provinsi Babel menjadi provinsi yang terdepan dalam program minapolitan. (rochmxuLfitriana® bisnis.co.id)