Ekspor Udang Masih Andalan
KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) masih menempatkan udang sebagai komoditas andalan perikanan budidaya selama 2010-2014. Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budidaya Made L Nurdjana, mengatakan, selama periode 2010-2014 produksi udang diharapkan naik 74,75 persen dari 400 ribu ton menjadi 699 ribu ton, terdiri udang vaname dan windu.
"Udang tetap komoditas penting dikembangkan karena permintaan ekspor cukup besar dan memenuhi konsumsi dalam negeri," katanya, di Jakarta, akhir pekan lalu. Made mengatakan, peningkatan produksi udang windu ditargetkan 10,42 persen per tahun. Untuk mewujukan itu, pada 2009 telah memperbaiki saluran irigasi dan prasarana area tambak seluas 53 ribu hektare (ha) di 56 kabupaten pada 16 provinsi.
Pelaksanaannya, oleh Departemen Pekerjaan Umum (DPU) melalui dana stimulus dengan total anggaran Rp430 miliar. Dia mengatakan, udang windu dikembangkan dengan teknologi ekstensif polikultur dan organik hingga harga jual tinggi karena sesuai kecenderungan konsumsi masyarakat dunia.
"Untuk itu ke depan akan diupayakan subsidi pupuk organik, tidak pupuk anorga-nik seperti selama ini," ujar dia. Untuk udang vaname, dikembangkan melalui teknologi semi intensis dan intensif dengan target produksi naik 17,38 persen per tahun dari 275 ribu ton pada 2010 menjadi 500 ribu ton 2014. Pemerintah pun telah membangun Broostock Center atau pusat produksi induk udang unggul vaname Nusantara di Bali. Hal ini guna memenuhi kebutuhan induk udang dalam negeri dan mengurangi ketergantungan induk impor.
Kemampuan produksi Broostock Center itu diperkirakan mencapai 240 ribu ekor induk unggul per tahun atau terbesar di dunia. "Penampilan induk Nusantara I yang telah dibudidayakan di Kalimantan Barat, Lampung dan Jatim menunjukkan hasil yang memuaskan."
Made menjamin, tak perlu ada kekhawatiran terhadap penyediaan benih udang bermutu yang diperlukan dalam program peningkatan produksi udang. Menurut dia guna mengurangi dan mencegah serangan hama dan penyakit ikan pada udang akibat penurunan kualitas lingkungan, pada 2009 dibangun Balai Penyeledikan Penyakit Ikan dan Lingkungan di Kabupaten Serang Banten. Peresrnian balai ini dijadwal-kan awal 2010.
Balai ini memiliki laboratorium hama, penyakit ikan dan lingkungan yang lengkap hingga dapat melakukan kajian. hama, penyakit dan lingkungan. "Selain itu untuk memproduksi vaksin yang diharapkan mampu mengatasi masalah penyakit virus," ucap Made.
■ Yogyo Susaptoyono
Sumber : Koran Jurnal Nasional,12 Januari 2010 Hal.4
cetak halaman ini