Sumbar Targetkan Ekspor Tuna 1.500 Ton
SUMATERA Barat (Sum-bar) ingin menjadi provinsi sentral tuna bagian barat Indonesia. Untuk 2010, Gubernur Sumbar Marlis Rahman menargetkan ekspor ikan tuna 1.500 ton.
"Target ini sangat realistis melihat peluang pasar tuna cukup luas serta potensi di perairan Sumbar," katanya di Padang, Kamis (14/1).
Saat berkunjung ke pabrik pengolahan tuna di Pelabuhan Perikanan Samudra, Bungus Teluk Kabung Kota Padang, Rabu malam, Marlis makin optimistis target itu akan terealisasi. "Pabrik pengolahan berstandar internasional, meski baru klasifikasi B, tapi pangsa pasar tuna kita sudah menjangkau Jepang dan Amerika Serikat sejak ditetapkan Sumbar sebagai sentra tuna dua tahun lalu," ujar dia.
Dia meminta Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) membantu nelayan dan pengusaha untuk kelancaran tugas di lapangan. "Nelayan harus terus diberdayakan. Saat ini, DKP telah mendatangkan pemandu tuna dari Gorontalo mulai dari cara menangkap ikan tuna yang benar hingga tidak terjadi kesalahan saat menimbang sampai cara mengolahnya."
Kepala DKP Sumbar, Yosmeri, mengatakan, tuna hasil tangkapan Sumbar selain memenuhi permintaan ekspor ke Jepang dan Amerika, juga berencana merambah Eropa. "Itu bisa dilakukan dengan mengangkat klasifikasi pabrik dari B ke A yang verifikasinya dilakukan orang Eropa langsung, serta harus mengantongi izin status dari Kementerian Kelautan dan Perikanan."
Data DKP Sumbar, grafik ekspor tuna ke luar negeri tiap tahun terus meningkat. Pada 2008 ekspor tuna Sum-bar 300 ton dan 2009 naik menjadi 723 ton. "Tahun ini Pak Gubernur menargetkan ekspor antara 1.000 - 1.500 ton. Yakin terealisasi karena perairan Sumbar muara bagi tuna siap panen," katanya.
Untuk pasar Jepang, ucap Yosmeri, tuna Sumbar diolah di pabrik dan sudah lewat uji yang memenuhi standar kesehatan dari negara itu. "Untuk pasar AS, kita mengekspor tuna segar." (Adrian Tuswandi)
Sumber : Jurnal Nasional, 15 Januari 2010.Hal.4
cetak halaman ini