Pemasaran ikan gurame
Pasar merupakan tujuan terakhir dari kegiatan budidaya gurame secara intensif produk pemasaran dapat berupa hasil kegiatan pembenihan (telur dan larva)
benih hasil kegiatan pendederan, dan gurami hasil pembesaran. Pemasaran hasil pembenihan dan pendederan biasanya hanya terjadi dikalangan petani pembudidaya di lingkungan usaha pemeliharaan. Penjualan sarang yang berisi telur umumnya terjadi antarpetani yang lokasi kolam budidayanya saling berdekatan.
Sementara itu, pemasaran hasil pembesaran dapat dikirim langsung ke konsumen atau dijual ke pasar khusus atau ke pasar umum.
Dalam Pola intensifikasii, pilihan subsistem usaha harus disesuaikan dengan kemampuan modal, kondisi geografis lahan, serta sarana dan prasarana yang dimiliki. selain itu kecenderungan permintaan pasar juga harus diperhatikan. Pasalnya, pola permintaan pasar di setiap daerah pasti berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Sebagai contoh, di wilayah Purwokerto Jawa Tengah, hasil produksi yang diminati berupa sarang berisi telur, larva berumur 10 hari, dan paling banyak adalah permintaan benih berukuran satu kuku atau 0,5 gram per ekor.
Permintaan benih berukuran 0,5 gram per ekor di wilayah tersebut diperkirakan mencapai 100.000 ekor per minggu, tetapi baru dapat-dipenuhi sekitar 50%. Sementara itu di Sumatera Barat, benih gurami yang banyak diminati adalah benih berukuran silet dan karcis dengan bobot 5-10 gram per ekor. Jika gurami yang ditawarkan kepada peternak lebih kecil atau lebih besar dari ukuran tersebut, umumnya tidak laku atau ditawar dengan harga yang tidak sesuai dari harga standarnya.
sumber : Khairul Amri, S.Pi, M.Si dan Khairuman, S.P, AgroMedia Pustaka, 2008