Budidaya Durian | Pedoman Budidaya Durian | bagian 2

Pedoman Budidaya Durian


Sambungan dari bagian 1

6. PEDOMAN BUDIDAYA


6.1. Pembibitan

1) Persyaratan Benih
Biji untuk bibit dipilih dari biji yang memenuhi persyaratan:
a) Asli dari induknya.
b) Segar dan sudah tua.
c) Tidak kisut.
d) Tidak terserang hama dan penyakit.
2) Penyiapan Benih dan Bibit
Pernanyakatan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generatif (dengan
biji) atau vegetatif (okulasi, penyusuan atau cxangkokan).

a) Pengadaan benih dengan cara generatif
Memilih biji-biji yang tulen/murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar
daging buah yang menempel terlepas. Biji yang dipilih dikeringkan pada tempat
terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar
tidak berkecambah/rusak dan merosot daya tumbuhnya. Proses pemasakan biji
dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun
waktu 2-3 minggu sesudah diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

b) Pengadaan bibit dengan cara okulasi
Persyaratan biji durian yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua,
dari tanaman induk yang sehat dan subur, sistem perakaran bagus dan
produktif. Biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna.
Setelah umur 8-10 bulan, dapat diokulasi, dengan cara:

1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (} 1 cm). Dipilih mata
tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.

2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2-3 cm
sehingga mirip lidah.

3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.

4. Sisipan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat
dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu
kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak.
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.

c) Penyusuan

1. Model tusuk/susuk
- Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju kearah
pucuk. Panjang belahan antara 1-1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman
calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang
atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian
disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan kebelahan calon
batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak
mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali rafia.
- Selama masa penyusuan batang yang disatukan tidak boleh bergeser.
Sehingga, tanaman batang bawah harus disangga atau diikat pada
tanaman induk (batang tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah
dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap
hidup. Biasanya, setelah 3-6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari
tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan.
Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah

3 bulan. Penyambungan model tusuk atau susuk ini dapat lebih berhasil
kalau diterapkan pada batang tanaman yang masih muda atau belum
berkayu keras.

2. Model sayatan
- Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk
yang sudah berbuah dan besarnya sama.
- Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan
pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
- Setelah kedua batang tersebut disayat, kemudian kedua batang itu
ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan
tumbuh bersama-sama.
- Setelah 2-3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang
atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama berarti
penyusuan tersebut berhasil.
- Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong/dibuang, pucuk
batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang
atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
- Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji,
sedangkan batang atas dari ranting/cabang pohon durian dewasa.

d) Cangkokan
Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat,
subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang
rimbun, besar cabang tidak lebih besar daripada ibu jari (diameter=2–2,5 cm),
kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok adalah awal musim hujan
sehingga terhindar dari kekeringan, atau pada musim kering, tetapi harus
disiram secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara
mencangkok adalah sebagai berikut:

1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari dan yang warna kulitnya masih hijau
kecoklatan.

2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sehingga kulitnya terlepas.

3. Bersihkan lendir dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai
dua hari.

4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut
gambut, mos). Jika menggunakan tanah tambahkan pupuk kandang/kompos
perbandingan 1:1. Media cangkok dibungkus dengan plastik/sabut
kelapa/bahan lain, kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

5. Sekitar 2-5 bulan, akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus
cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan
ditanam di keranjang persemaian berisi media tanah yang subur.

3) Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Bibit durian sebaiknya tidak ditanam langsung di lapangan, tetapi disemaikan
terlebih dahulu ditempat persemaian. Biji durian yang sudah dibersihkan dari
daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji
dikecambahkan dahulu sebelum ditanam di persemaian atau langsung ditanam di
polibag. Caranya biji dideder di plastik/anyaman bambu/kotak, dengan media
tanah dan pasir perbandingan 1:1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah
sekitar 2 kali besar biji (6-8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak
boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20-23 derajat C). Biji
ditanam dengan posisi miring tertelungkup (bagian calon akar tunggang
menempel ke tanah), dan sebagian masih kelihatan di atas permukaan tanah (3/4
bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan lainnya adalah 2 cm
membujur dan 4-5 cm melintang. Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot
dengan larutan fungisida, kemudian kotak sebelah atas ditutup plastik supaya
kelembabannya stabil. Setelah 2-3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan
tudung akar langsung masuk ke dalam media yang panjangnya } 3-5 cm. Saat itu
tutup plastik sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap
dibesarkan di persemaian pembesar atau polibag.

4) Pemindahan Bibit
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75-150 cm
atau berumur 7 - 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya
bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya
banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah
menebal dan warnanya hijau tua.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu/jadwal
tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume
produksi.

2) Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum
penanaman bibit berlangsung. Batu-batu besar, alang-alang, pokok-pokok batang
pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang
akan menganggu pertumbuhan.

3) Pembentukan Bedengan
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga
menjadi gembur, kemudian dicampur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengan lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pasir dan 5 kg pupuk
kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan
selama 1 minggu. Pada saat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk
mencegah serangan jamur/bakteri pembusuk jamur.
Di sekeliling bedengan, perlu dibuatkan saluran untuk penampung air. Jika
bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh akarnya tadi segera ditanam dengan
jarak tanam 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibuatkan
lubang tanam sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar
masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan
ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.

4) Pengapuran
Keadaan tanah yang kurang subur, misalnya tanah podzolik (merah kuning) dan
latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 - 6 dan
penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat
diatasi dengan pengapuran. Sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau,
dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%.
Dua sampai 4 minggu sebelum pengapuran, sebaiknya tanah dipupuk dulu dan
dilsiram 4-5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsur Mg dalam tanah, sebaiknya
dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomit.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian,
serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah,
jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam
jarak tanam 12 m x 12 m.
Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur
kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai
budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok,
tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi
jalar.

2) Pembuatan Lubang Tanam
Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk
menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat
menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di
kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang
tanam dibiarkan kering terangin-angin selama } 1 minggu, lalu lubang tanam
ditutup kembali.
Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk
kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg
pupuk kandang dan 1 kg fospat.
Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampurkan
insektisida butiran seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh
sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak
perlu dipadatkan. Penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum
penanaman bibit.

3) Cara Penanaman
Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya
sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran
yang banyak serta kuat.
Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil,
sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang
tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut :
a) Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati)
b) Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher
c) Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar
pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
d) Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
e) Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini
sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari
secara langsung.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak
menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh
terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan
setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu
gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditundatunda).
Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A),
pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian
bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga
yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga
yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian
yang dijarangkan } 50-60% dari seluruh buah yang ada.

2) Penyiangan
Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama
pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (} diameter 1 m dari pohon durian).

3) Pemangkasan/Perempelan

a) Akar durian
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai
40% selama } 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.
Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga
meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama.
Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling
lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen
berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan
tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal
batang.

b) Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman
durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan
pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak
tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat
diolesi meni atau ditempeli lilin parafin.
Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada
batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2
bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara
okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah } 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5
m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak
boleh terlalu dekat dengan tanah.

c) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua
Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli
atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah
ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut
tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan
pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan
tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

4) Pemupukan
Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan
tanaman akan pupuk dan unsur hara yang terkandung dalam tanah.

a) Cara memupuk
Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan
disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30
cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Sesudah pupuk disebarkan
secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup
selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering
segera lakukan penyiraman.

b) Jenis dan dosis pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang,
kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat
membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian
membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon.
Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat
bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.
Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang
60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara
menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar
dari tanaman.
Tanaman durian yang telah berumur ≥ 3 tahun biasanya mulai membentuk batang
dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25%
pupuk NPK dari dosis sebelumnya.
Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka
pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan
pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang
berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat
tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

5) Pengairan dan Penyiraman
Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh
tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibit durian yang baru ditanam
membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada
musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat
dikurangi sekitar tiga kali seminggu.
Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya
sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase
untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali
bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan
ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk
merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan
yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga.
Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane
atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman,
batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

7) Pemeliharan Lain
Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan
pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur
tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah
sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang
tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya
dicampurkan saja.


Bersambung ke bagian 3