Nelayan Babel Minta Impor Ikan Diperketat

Pangkalpinang - Nelayan tradisional Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel), mengharapkan aparat pemerintah daerah dan kepolisian memperketat pengawasan ikan impor karena merugikan nelayan di daerah itu.

"Pada saat harga ikan melambung tinggi, ikan impor akan membanjiri pasar tradisional yang dijual murah, sehingga menekan harga ikan hasil tangkapan nelayan," ujar Udin, salah seorang nelayan Ketapang di Pangkalpinang, Minggu (25/3).

Ia menjelaskan, harga ikan impor ini dijual di bawah harga pasaran karena kualitas ikan tersebut jauh di bawah kualitas hasil tangkapan nelayan lokal yang masih segar.

"Masyarakat umumnya memilih ikan impor yang murah meskipun kualitasnya diragukan lantaran mengandung bahan pengawet formalin yang membahayakan kesehatan masyarakat," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini, hasil tangkapan ikan nelayan berkurang drastis karena cuaca di perairan yang masih memburuk seperti gelombang tinggi, angin kencang, hujan yang disertai petir yang membahayakan keselamatan nelayan.

"Cuaca di perairan masih belum bersahabat sehingga mempengaruhi hasil tangkapan dan harga ikan di pasaran yang cukup tinggi, namun terkadang kami terpaksa menurunkan harga ikan karena banyak ikan murah di pasaran," ujarnya.

Harga ikan gembung naik menjadi Rp30 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp25 ribu per kilogram, harga ikan krisi naik menjadi Rp35 ribu perkilogram dari harga sebelumnya Rp30 ribu per kilogram.

Demikian juga harga tenggiri naik menjadi Rp40 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp35 ribu per kilogram, harga udang kecil naik menjadi Rp20 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp15 ribu per kilogram, harga cumi-cumi ukuran besar naik menjadi Rp35 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp30 ribu per kilogram.

"Diperkirakan harga ikan akan terus mengalami kenaikan, seiring rencana pemerintah akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mulai 1 April karena bertambahnya biaya operasional melaut nelayan," ujarnya.[mediaindo]