Nila Gesit, Ikan Bibit Unggul dari BPPT
Oleh
Merry Magdalena
JAKARTA - Jangan remehkan ikan, terutama ikan jenis unggul. Teknologi pangan yang dikembangkan ilmuwan Indonesia mampu menjawab masalah kurang gizi kita melalui ikan nila gesit.
”Kami punya sumber pangan unggulan, ikan nila gesit. Ini jenis ikan superjantan. Mengapa disebut superjantan, karena 98-100 persen telur yang dihasilkannya berjenis kelamin jantan,” ungkap Wahono Sumaryono Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kepada pers di Jakarta baru-baru ini.
Gesit sendiri adalah kepanjangan dari Genetically Supermale Indonesian Tilapia. Ikan nila (Oreochromis niloticus), merupakan spesies yang penting dalam perikanan budi daya yang saat ini telah berkembang pesat.
Selain sudah memasyarakat, pengembangbiakan ikan nila relatif mudah dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, seperti ikan mas dan gurame. Sayangnya perkembangan alami sering tidak terkontrol.
Dalam proses budi daya secara alami dihasilkan rasio jantan dan betina adalah 60:40, sehingga usaha budi daya ikan nila diarahkan pada produksi ikan berkelamin jantan alias monosex.
Konsisten
Ikan nila gesit dihasilkan melalui serangkaian riset panjang yang diinisiasi oleh Pusat Teknologi Produksi Pertanian BPPT yang kemudian bekerja sama dengan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institus Pertanian Bogor (IPB) dan Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP).
Melalui kegiatan penelitian yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus, akhirnya dapat dihasilkan ikan nila jantan super-YY yang telah dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan pada tanggal 15 Desember 2006 di Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, dengan nama nila gesit.
Teknologi produksi ikan nila gesit merupakan inovasi teknologi perbaikan genetik untuk menghasilkan keturunan ikan nila yang berkelamin jantan melalui program pengembangbiakan yang menggabungkan teknik feminisasi dan uji progeni untuk nila jantan yang memiliki kromosom YY (YY genotypes).
Ikan nila jantan dengan kromosom YY atau ikan nila gesit apabila dikawinkan dengan betina normalnya (XX), akan menghasilkan keturunan yang seluruhnya berkelamin jantan XY (genetically male tilapia).
“Secara ilmiah, ikan nila gesit dengan kromosom YY memiliki keunggulan, yakni 98–100 persen turunannya berkelamin jantan, sedangkan keunggulan secara ekonomis,” ungkap Wahono.
Tumbuh Cepat
Nila gesit memiliki pertumbuhan yang cepat, yakni lima hingga enam bulan untuk mencapai berat 600 gram. Ekspor ikan nila menuntut ukuran lebih dari 600 gram per ekor, yang selama ini sangat sulit dipenuhi oleh para pembudi daya.
Hasil riset memperlihatkan bahwa ikan nila berkelamin jantan tumbuh lebih cepat dibanding betinanya. Dengan demikian, produksi ikan nila dapat diarahkan pada produksi ikan nila berkelamin jantan (monosex male) yang dapat tumbuh lebih cepat untuk meningkatkan efisiensi usaha guna memenuhi permintaan ekspor.
Saat ini ikan nila gesit telah diproduksi di Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Tawar Sukabumi dan selanjutnya dapat dikembangkan oleh pihak pemerintah dan swasta.
Pengujian multilokasi dan multilingkungan masih perlu dilakukan untuk mengetahui performanya pada lokasi dan lingkungan yang berbeda, sebelum diproduksi secara massal untuk kemudian dikembangkan secara luas oleh masyarakat pembudidaya. n
sumber : http://www.sinarharapan.co.id