PEMBENIHAN IKAN PATIN
(pangasius pangasius)
1. PENDAHULUAN
Ikan Patin (pangasius pangasius) merupakan. ikan air tawar yang berukuran besar dan bernilai ekonomis penting sebagai ikan konsumsi. Sejak beberapa tahun terakhir ini budidaya ikan Patin ini cukup berkembang pesat.
Dalam budidaya Ikan Patin terdapat beberapa sub-system kegiatan, yaitu ; pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kegiatan pembenihan merupakan kegiatan awal dari seluruh kegiatan budidaya perikanan.
Permintaan akan benih/larva Patin oleh pembudidaya meningkat. Benih Patin larva selama ini diproduksi oleh UPR serta panti-panti benih milik pemerintah.
Sejalan dengan hal tersebut, di Balai Pengembangan Budidaya Perikanan Air Tawar telah dilakukan kegiatan pembenihan Patin secara intensif yang dilakukan di ruang tertutup dengan sistem resirkulasi air.
2. MANAJEMEN INDUK
Induk dari lkan Patin yang sehat dan tidak cacat dengan ukuran minimal 3 kg dan umurnya lebih dari 2,5 tahun untuk betina, sedangkan untuk Induk jantan berumur 1,5 tahun dengan bobot 2 kg.
Induk dipelihara di kolam berukuran 30 x 20 x 1,5 m dengan kepadatan 1 kg/m2. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kadar protein minimal 28% sebanyak 2 - 3% dari biomas/hari.
Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2 kali/hari pada pagi dan sore hari.
3. SELEKSI INDUK
Pengecekan tingkat pematangan gonad induk dilakukan dengan cara sebagai berikut :
A. Induk Betina.
Bagian perutnya terlihat membuncit dan lunak, serta daerah sekitar lubang genitalnya berwarna kemerahan.
B. Induk Jantan.
Bagian perut terlihat biasa, bentuk alat kelamin menonjol, bila dipijit bagian perut kearah lubang genitalnya akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih susu
4. PEMBENIHAN IKAN PATIN.
A. Pengecekan telur dengan menggunakan kateter.
■ telur berbentuk bulat, besar, kental dan berwarna putih kekuning-kuningan;
■ Induk jantan kulit perut lembek dan tipis serta alat kelamin membengkak berwarna merah tua.
B. Penyuntikan Induk.
■ Penyuntikan pertama, induk betina dengan. HCG 500 lu/kg + Aquades 2 CC;
■ Induk disimpan dalam -waring atau bak selama kurang lebih 24 jam;
■ Penyuntikan kedua, induk betina dengan Ovaprim 0,6 cc/kg, induk jantan dengan Ovaprim 0,3 cc/kg + Aquades sedikit,
■ Induk disimpan dalam waring atau bak selama 8 -15 jam.
C. Striping dan Pembuahan Buatan.
• Striping induk betina, telur ditampung dalam wadah baskom;
• Campurkan sperma ke dalam baskom dengan cara mengurut bagian perut induk jantan;
Tambahkan larutan NaCI sedikit-demi sedikit sambil diaduk dengan menggunakan bulu ayam sampai sperma bercampur dengan seluruh butir telur;
■ Setelah telur dibuahi kemudian telur dibilas dengan air bersih dengan tujuan menghilangkan lendir;
• Kemudian dicampur dengan larutan tanah/lempung yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1 kg tanah : 2 liter air;
■ Telur dibilas dengan air bersih sampai telur benar-benar bersih seperti semula;
■ Telur Patin telah siap ditetaskan.;
• Telur akan menetas setelah 18 - 24 jam;
• Larva dipanen dengan menggunakan sair, ditampung dalam wadah penampungan yang dilengkapi aerasi;
■ Daya tetas telu 70 - 90%;
■ Produksi 200.000 - 300.000 ekor/3 ekor induk.
D. Penetasan Telur Sistem Resirkulasi, Keuntungan Penetasan Sistem Resirkulasi.
■ Lebih praktis;
■ Tidakmemerlukan tempat yang luas;
■ Daya tetas telur meningkat.
sumber Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008