Belajar dari Pelaku Agribisnis Dadakan di Pasa Pabukoan


Oleh : ICHSAN KURNIAWAN

Ketika bulan Ramadhan memang bulan yang penuhrahmat. Betapa tidak, selain secara rohani merupakan salah satu bulan sakralyang menyediakan kesempatan/ momen meningkatkan derajat diri di mata Allah,memperbaiki hubungan sesama manusia (hambluminannas) serta mensucikan diri darisegala dosa yang pernah dilakukan di masa dahulu. Ketika bulan suci datang, selainhal tersebut bulan ini juga memberikan rahmat lain. Kehadiran pasapabukoan di bulan Ramadhan telah membuka peluang bisnis dadakan,termasuk bidang agribisnis. Pasa pabukoan sendiri yakni pasar dadakan yangmenjual beragam jajanan baik segar maupun olahan. Istilah pasa pabukoan sendirimerupakan istilah urang awak (orang Minang) dalam menyebut pasar kaget ini yangditemui merata di mana pun di Indonesia.
Seperti kita ketahui bahwa agribisnis tersebutdidefinisikan sebagai semua aktifitas mulai daripengadaan sarana produksi sampai dengan pemasaran produk yang dihasilkan olehusahatani dan nelayan serta agroindustri yang saling terkait satu sama lain. Jadi azaz agribisnis sendiri mulai daripenyediaan sarana produksi, kegiatan usaha tani sendiri, pengolahan hasilhingga penyediaan jasa layanan.
Bila kita perhatikan, di pasa pabukoan memangmacam ragam jualan yang disajikan. Walaupun pasa pabukoan memang lebih identikdengan jenis-jenis bubur misalnya saja cindua, bubua campua, kampiun, dalimo danlain-lain. Namun saat ini yang namanya pasa pabukoan telah menawarkan lebih darisekedar bubur-buburan. Varian panganan pilihan mulai dari samba (lauk),gorengan, kue-kuean hingga aneka minuman seperti jus buah juga ikut nimbrung.
Disini lah peluang agribisnis dadakan bisa kitalihat cukup terbuka karena bisa dipastikan pasa pabukoan ini jarang sekalilengang. Banyak pilihan peluang yang bisa dilirik berkait dengan sektorpertanian atau peternakan yang selama ini masih dilakukan pedagang tulen. Artinyaselama ini jarang sekali keluarga petani atau peternak juga melakukan kegiatan off-farm(khususnya pengolahan hasil). Petani atau keluarga tani kita cenderung berkutatpada proses menghasilkan produk pertanian sampai panen saja (on-farm).Pola ini yang menjadi tuntutan dalam mensejahterakan petani saat ini bahwapetani dituntut punya naluri bisnis, bukan hanya sebagai pelaku usaha tani.
Kita ambil contoh saja pedagang buah keliling yanghanya mengambil keuntungan jualan dengan melakukan jasa  pengupasan dan pemotongan terhadap buah sepertinenas, sawo atau pepaya. Buah misalnya pepaya yang sedianya dibeli sehargatujur ribu rupiah, nilainya di tangan pedagang buah keliling bisa menjadi enambelas hingga dua puluh ribu rupiah. Hal yang sama juga bisa kita dapati padapedagang jus buah. Hanya dengan memberikan sentuhan tambahan terhadap buahseperti wortel, pepaya maupun jeruk, nilai ekonomisnya bisa meningkat duasampai tiga kali lipat.
Kalau kita cermati, di luar bulan ramadhan sendirisebenarnya mulai maraknya pedagang makanan olahan hasil pentanian tersbut.Beragam produk yang ditawarkan bisa kita lihat di pasar-pasar dan ini jugatergantung kreatifitas masing-masing. Sebut saja beragam produk tersebutseperti pisang keju, jamur crispy, tiram goreng (tireng) dan beragam minumanseperti tebu panggang atau pun macam-macam jus buah.
Terlepas dari bulan Ramadhan atau tidak,sebenarnya peluang tersebut tetap terbuka. Namun memang menuntut kemauan dankekreatifitasan keluaraga petani dalam melakoninya.
Dan hal ini sejalan dengan harapan pemerintah ProvinsiSumatera Barat khususnya Kabupaten Agam melalui banyak program terkaitpertanian seperti Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), Pengembangan UsahaAgribisnis Pedesaan (PUAP), Peningkatan Kesejahteraan Pelaku Usaha Mikro danKecil dan lainnya yang juga disinkronkan dengan beberapa dinas terkait bahwa semualebih dititik beratkan bagaimana merangsang gairah petani dalam kegiatan agribisnissecara menyeluruh dan tidak terpaku hanya pada on-farm. Dengan penambahan jamkerja efektif petani kita dari 3,5 jam/hari menjadi 8 jam/hari dengan minimal 3jenis usaha, maka diharapkan penghasilan petani dapat meningkat dan akhirnyapensejateraan petani dapat diwujudkan.