Memanfaatkan Lahan Tidur untuk budidaya buah

Rembang-Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Rembang, ISuratmin, memberikan apresiasi tinggi kepada warga yang memanfaatkan lahan tidur untuk budidaya buah. Khususnya areal di wilayah Rembang timur yang semata-mata merupakan lahan tadah hujan.


Menurut Suratmin, areal pertanian, perkebunan dan tegalan yang mengandalkan curah hujan untuk pengairan memang lebih bermanfaat untuk budidaya tanaman buah dibandingkan padi, karena usaha bisa berkesinambungan setidaknya panen lebih dari sekali dalam setahun.


Dicontohkan seperti halnya budidaya buah melon yang menunjukkan trend meningkat kurun waktu 2011. Lahan yang dimanfaatkan untuk menanam melon mencapai 300 hektar dengan volume usaha mencapai 20 ton per hektar. Tanaman yang kurang membutuhkan air tersebut layak dikembangkan, dengan catatan sebelumnya warga harus mempelajari tekhnik budidaya secara benar.


Ditambahkan, tekstur tanah di wilayah Rembang bagian timur yang cenderung berpasir lebih cocok untuk dikembangkan tanaman buah, bahkan buah naga yang tergolong langka dapat dibudidayakan dan berhasil panen. Belum lagi dengan dibukanya kran kerja sama yang begitu lebar dari salah satu pabrikan rokok dalam budidaya tembakau, hendaknya ditangkap sebagai peluang jangan semata mengandalkan tanaman padi yang kurang maksimal dikembangkan.


Saruju warga Desa Sendangsari Kecamatan Kragan salah seorang pembudidaya tanaman melon bahkan mungkin bisa disebut pionir. Kurun waktu 5 tahun berkecimpung mengolah lahan khusus menanam melon, tak pernah gagal.


Saat ditemui Ia menuturkan selama tahun 2011 dirinya panen tiga kali, total mencapai hasil 65 ton. Per butir rata-rata memiliki berat 3 kilogram, dipasaran dihargai Rp 5 ribu per kilogram. Untuk pemasaran tidak sulit karena tengkulak dari kota-kota besar siap menampung, bahkan mereka sanggup memberikan uang muka pembelian sebelum panen. ( heru)