BPTP Siapkan Padi Varietas Baru Untuk Lahan Kering


Gunem-Untuk memenuhi target surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014,Pemerintah telah menyiapkan langkah-langkah strategis antara lain denganmenyiapkan 128 juta hektar lahan pertanian.
             
Kepala Balai Pengembangan TeknologiPertanian (BPTP) Provinsi Jawa Tengah Dr Tri Sudaryono mengatakan, selain lahan,pemerintah melalui badan penelitian dan pengembangan (litbang) juga telahmenyiapkan dari aspek teknologi dan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 320peneliti dan penyuluh. Sedangkan tahun ini ditambah  menjadi 424 peneliti penyuluh. Hal tersebutdisampaikan saat memberikan sambutan pada panen raya padi di desa Telgawahkecamatan Gunem, hari Selasa .
           
 Selain itu, Balitbang juga sudahmenyiapkan varietas-varietas baru benih padi unggulan yang sesuai dengankarakteristik lahan pertanian di seluruh daerah Indonesia. Seperti jenis padi Inhibrida padi gogo (Inpago)yang cocok untuk lahan kering.
            
 Menanggapi hal tersebut Wakil BupatiRembang H. Abdul Hafidz mengatakan, padi jenis inpago mungkin sangat cocok biladitanam di daerah Rembang mengingat lahan pertanian yang merupakan lahan keringdi Kabupaten Rembang mencapai 23 ribu hektar.
             
Dijelaskan,46% PDRB KabupatenRembang disumbang dari sektor pertanian,sehingga tidak ada alasan bagi kitauntuk tidak melaksanakan program-program pemerintah pusat yang terkait denganpertanian.
             
Sementara itu Kepala Dinas Pertaniandan Kehutanan Kabupaten Rembang  Suratminmengataka, lokasi defarm PTTdilakukan di tiga lokasi yakni kelompok tani manunggal desa Telgawah KecamatanGunem, Balai Benih Jayeng Pamot Kecamatan Pamotan dan di desa KumendungKecamatan Rembang.
            
 Berdasarkan informasi dari ketuakelompok tani manunggal Parno, satu hektar lahan padi yang ditanami padi jenisinpari 13 membutuhkan biaya total sekitar Rp 8 juta rupiah. Setelah panenmenghasilkan 10,99 ton gabah padi, jika asumsi harga satu kilogram padi Rp2.900,- maka satu hektar mampu menghasilkan pemasukan sekira Rp 30 juta lebihjika dikurangi ongkos produksi petani masih memiliki keuntungan sekira Rp 22juta. (fandi )