Wisata Religi Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Jatim Ekonomi Lamongan Tumbuh 7,08 persen

Wisat religi, seperti ziarah ke makam wali dan kiai ternyata memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Termasuk pariwisata di Lamongan. Sektor hotel, restoran dan pariwisata berkontribusi sekitar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang pada kuartal keempat tahun 2011 mencapai 7,11 persen.Data tersebut kemarin (26/2) dipaparkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat menghadiri Harlah PC Muslimat NU Lamongan ke-66 di pelataran kantor PC Muslimat NU Lamongan. Hadir pula dalam kesempatan itu Bupati Lamongan Fadeli, Ketua PC Muslimat NU Lamongan Kartika Hidayati bersama Ketua Tanfidz PCNU Lamongan Habib Husein.
            Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, industri pariwisata, selain wisata alam dan buatan ternyata memberi kontribusi besar terhadap kemajuan Jawa Timur, diungkapkannya, jutaan orang setiap tahunnya mengunjungi sejumlah wisata religi seperti Sunan Ampel, Sunan Giri dan termasuk Sunan Drajad di Lamongan. Belum lagi makam sejumlah kiai besar di Jawa Timur seperti KH Abdurrahman Wahid. “Ternyata yang sudah mati masih bisa memberi manfaat kepada yang masih hidup, “ ujarnya.
            Sementara dua sektor lain yang memberi kontribusi besar terhadap kemajuan Jawa Timur, yakni bidang industri olahan 28 persen dan pertanian sebesar 17 persen. “Namun khusus untuk dua bidang ini, belum bisa membawa kesejahteraan bagi penggiatnya, terutama pertanian dan perikanan. Karena itu saya bersama Bapak Gubernur (Soekarwo) bercita-cita agar masyarakat petani dan nelayan bisa sejahtera, “ ungkap dia.
            Strategisnya, lanjut dia, adalah dengan memberikan nilai tambah terhadap produksi perikanan dan pertanian. Dia berharap petani jangan langsung menjual gabah dalam kondisi basah tapi sudah dalam bentuk beras. Sehingga harganya lebih mahal dan lebih bisa mensejahterakan. Demikian pula ikan hasil tangkapan harus diolah dulu sebelum dijual, seperti dengan diolah menjadi makanan kemasan semacam sarden.
            Namun Gus Ipul nampaknya juga menyadari kesulitan petani untuk menjual produksinya dalam bentuk beras karena mereka terkendala harus segera memiliki dana segar untuk mengembalikan uang biaya produksi yang seringkali didapat dari hasil meminjam.
“Petani memang serba susah, biaya produksi untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida mahal, namun harga jual gabah sering turun saat panen. Karena itu saya bersama Bapak Gubernur mengusulkan agar harga pembelian pemerintah (hpp) dinaikkan. Semoga ini bisa dipenuhi, “ kata dia.
Sementara itu data serupa disampaikan Bupati Fadeli terkait naiknya pertumbuhan ekonomi Lamongan. Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2011 mencapai 7,08 persen. Naik di banding tahun 2010 yang tumbuh sebesar 6,89  persen. Pendapatan perkapita juga naik menjadi Rp 10.393.825 di tahun 2011 dari pendapatn perkapita Rp 9.474.775 di tahun 2010.  Kontribusi terbesar dari 9 sektor tahun 2011 adalah dari sektor pertanian sebesar 44,48 persen dan sektor perdagangan sebesar 31,99 persen.