Pemanfaatan Lahan Budidaya Relatif Kecil

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai, pemanfaatan lahan budidaya perikanan di Indonesia masih relatif kecil, sehingga perlu dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas impor.


"Potensi perikanan budi daya di Indonesia saat ini dapat terus ditingkatkan untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia mengingat pemanfaatan lahan budi daya masih relatif kecil," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo di Jakarta, akhir pekan lalu.



Sharif memaparkan, pemanfaatan lahan budi daya air tawar saat ini baru mencapai sekitar 10%, untuk lahan budi daya air payau sekitar 40%, dan bahkan lahan budi daya laut yang dimanfaatkan baru 0,01%.



Untuk itu, kata dia, diperlukan kerja sama yang baik antara KKP dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengoptimalkan pengelolaan sumer daya tersebut "Hal itu agar sektor kelautan dan perikanan dapat menjadi roda penggerak perekonomian nasional," katanya.



Ia mencontohkan, pemanfaatan lahan budi daya secara lebih optimal akan memenuhi kebutuhan ikan patin dalam negeri. Upaya tersebut sekaligus juga dapat menggantikan peran atau menghentikan impor ikan patin atau ikan don dari Vietnam.



Untuk itu, KKP pada 2011 telah membina dan menyediakan enam unit pengolahan filet patin di Indonesia, yaitu di Jambi, Karawang, Purwakarta, Tulung Agung, Banjar, dan Kau. "Saya berharap unit pengolahan ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau kelompok pengolah usaha kecil menengah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produksi budi daya patin," paparnya.



Sharif juga menuturkan, bila berbagai lahan dan wilayah perairan yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal, ke depan impor ikan patin dari Vietnam yang saat ini dilakukan khusus untuk memenuhi permintaan hotel, restoran, dan katering dapat dihentikan.



Sebelumnya, dalam seminar Outlook Perikanan 2012 bertema Industrialisasi Perikanan Budidaya Peluang dan Tantangan bagi Usaha Budi Daya yang digelar 18 Januari lalu, Sharif memaparkan, potensi perikanan budi daya mencapai lebih dari 9,58 juta hektare, tetapi baru dimanfaatkan yang tercatat pada 2010 baru seluas 1,11 juta hektare.



Sharif memaparkan, potensi perikanan seluas 9,58 juta hektare itu terdiri atas potensi tambak seluas 1,22 juta hektare dan potensi budi daya laut seluas 8,36 juta hektare.



"Potensi perikanan budi daya tersebut meliputi budi daya laut, budi daya tambak, budi daya kolam, budi daya keramba, budi daya jaring apung dan budi daya sawah," tuturnya. Meski pemanfaatan potensi perikanan budi daya belum optimal, produksi perikanan budi daya menunjukkan kenaikan signifikan dari produksi yang tercatat sebesar 4,78 juta ton hingga dapat menjadi sekitar 6,97 juta ton pada 2011. Qjr)



Sumber : Investor Daily Indonesia 13 febuari 2012 ,hal 6