Bangkalan - Kekeringan di Kabupaten Bangkalan, Madura, khususnya di Kecamatan Socah membuat gelisah para pemilik tambak ikan. Sebab, sejak sebulan terakhir tak dapat beraktivitas seperti biasanya.
Mereka pun beralih profesi sebagai kuli bangunan dan memanfaatkan sisa-sisa ikan yang terendam di dalam lumpur. Maklum, lahan tambak mereka mengalami kekeringan, sehingga tidak bisa memelihara ikan. Para petani tambak ikan hanya menunggu air laut pasang.
Salah seorang pemilik tambah, Mat Solikin (45) warga Kampung Pedeng, Kecamatan Socah Bangkalan, mengatakan musim kemarau yang tergolong panjang berimbas pada petani ikan. Mayoritas, para petani tambak kini tak lagi memelihara ikan seperti semula.
"Para petani tambak ikan, masih menunggu air laut pasang. Itupun kalau airnya nanti memadai, baru bisa beraktivitas kembali," kata Solikin kepada wartawan di area tambak ikan Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Senin (4/8/2008).
Dia mengaku sebulan ini tidak beraktivitas dan terpaksa membiarkan lahan tambaknya kering. Bahkan, sisa ikan yang ada di dalam tambaknya, juga dipanen beramai-ramai oleh warga sekitar. "Kalau air laut sudah pasang, baru akan kembali di isi ikan, Mas!," ujarnya.
Dengan kondisi kekeringan, para petani tambak ikan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain mengalami kerugian besar juga untuk modal menebar kembali benih ikan sudah habis.
"Pada musim kemarau seperti ini, petani tambak ikan benar-benar susah," keluhnya.
Hal serupa juga dikatakan Hasan (50) warga Desa/Kecamatan Socah. Dia mengatakan, sejak datangnya musim kemarau, dirinya tidak lagi fokus mengurus tambak. Sebaliknya, dia banting setir dan beralih profesi menjadi kuli bangunan, itupun masih jarang mendapat garapan.
"Kalau konsentrasi ketambak yang sudah kering, saya mau makan apa, ya cari pekerjaan lain," ungkap Hasan pada wartawan di rumahnya Desa/Kecamatan Socah, Bangkalan.
Sementara anggota DPRD Bangkalan, Sofyan Rasyidi, mengatakan, para petani tambak ikan yang dilanda kekeringan harus mendapat solusi cerdas. Jika tidak maka akan ada persoalan yang lebih besar.
this information from here
Mereka pun beralih profesi sebagai kuli bangunan dan memanfaatkan sisa-sisa ikan yang terendam di dalam lumpur. Maklum, lahan tambak mereka mengalami kekeringan, sehingga tidak bisa memelihara ikan. Para petani tambak ikan hanya menunggu air laut pasang.
Salah seorang pemilik tambah, Mat Solikin (45) warga Kampung Pedeng, Kecamatan Socah Bangkalan, mengatakan musim kemarau yang tergolong panjang berimbas pada petani ikan. Mayoritas, para petani tambak kini tak lagi memelihara ikan seperti semula.
"Para petani tambak ikan, masih menunggu air laut pasang. Itupun kalau airnya nanti memadai, baru bisa beraktivitas kembali," kata Solikin kepada wartawan di area tambak ikan Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Senin (4/8/2008).
Dia mengaku sebulan ini tidak beraktivitas dan terpaksa membiarkan lahan tambaknya kering. Bahkan, sisa ikan yang ada di dalam tambaknya, juga dipanen beramai-ramai oleh warga sekitar. "Kalau air laut sudah pasang, baru akan kembali di isi ikan, Mas!," ujarnya.
Dengan kondisi kekeringan, para petani tambak ikan mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, selain mengalami kerugian besar juga untuk modal menebar kembali benih ikan sudah habis.
"Pada musim kemarau seperti ini, petani tambak ikan benar-benar susah," keluhnya.
Hal serupa juga dikatakan Hasan (50) warga Desa/Kecamatan Socah. Dia mengatakan, sejak datangnya musim kemarau, dirinya tidak lagi fokus mengurus tambak. Sebaliknya, dia banting setir dan beralih profesi menjadi kuli bangunan, itupun masih jarang mendapat garapan.
"Kalau konsentrasi ketambak yang sudah kering, saya mau makan apa, ya cari pekerjaan lain," ungkap Hasan pada wartawan di rumahnya Desa/Kecamatan Socah, Bangkalan.
Sementara anggota DPRD Bangkalan, Sofyan Rasyidi, mengatakan, para petani tambak ikan yang dilanda kekeringan harus mendapat solusi cerdas. Jika tidak maka akan ada persoalan yang lebih besar.
this information from here