Budidaya Ikan Hias : Neon Tetra (Hyphessobrycon innesi atau Paracheirodon innesi)


Neon Tetra

Neon Tetra (Hyphessobrycon innesi atau Paracheirodon innesi) ini berasal dari daerah Amazon, dekat perbatasan Peru. Di alam aslinya, ikan ini bersifat omnivora. Warna tubuhnya sangat spektakuler dan bercahaya. Punggungnya hijau lembut dengan strip biru terang di sepanjang tubuhnya. Perutnya putih dan antara pangkal ekor ke atas berwarna merah menyala. Siripnya transparan, tidak berwarna. Ukuran tubuh maksimal hanya sekitar 3 cm.


Ikan ini tergolong kuat dan toleran terhadap perubahan pH maupun suhu untuk pemeliharaannya. Namun demikian, sangat sukar bagi ikan ini memijah kalau kondisi lingkungannya tidak optimal.

Suhu untuk pemijahan sekitar 23-24° C. Kekerasan airnya pun sangat rendah, yaitu sekitar 3° dH, karena daerah asalnya miskin mineral. Sementara pH airnya sekitar 5,5-6,0. Air untuk hidupnya harus bersih dan jernih.

Induk jantan dan betina dapat dibedakan dengan jelas. Pada jantan terdapat garis biru lurus, sedangkan pada betina garis biru tersebut bengkok. pemijahan neon tetra ini dapat dilakukan secara berpasangan dalam akuarium kecil dengan perbandingan jantan betina 1 : 1. Induk dapat dipasangkan bila sudah siap memijah.


Saat dipasangkan, induk tidak diberi pakan agar air tetap bersih. Walaupun tidak dianjurkan, ke dalam akuarium pemijahan dapat diberi tanaman air sebagai substrat. Namun, kondisi tanaman air tersebut pun harus bersih. Oleh karena ikan akan memakan telurnya, sebaiknya akuarium diletakkan di tempat remang atau gelap agar induk tidak dapat melihat telurnya. Biasanya pemijahan ikan ini berlangsung malam atau sore hari.


Sesudah bertelur, induk dapat diambil atau dikeluarkan dari akuarium. Setelah 24 jam, telur akan menetas. Biasanya air untuk penetasan tidak diberi aerasi agar pH-nya stabil. Kalaupun diberi, aerasinya sangat kecil. Ada pula yang memberi daun asam agar keasaman air terpenuhi.
Larvanya berwarna transparan dan agak sulit dilihat dengan mata telanjang. Larva ini tidak toleran atau tahan terhadap sinar yang kuat sehingga akan lebih baik kalau dirawat di tempat gelap atau remang.

Umur empat hari larva dapat mulai diberi pakan. Pakan larva pertama berupa infusoria yang diberikan selama tiga hari. Kemudian larva dapat diberi nauplii anemia atau kutu air saring. Pakan untuk pembesaran berupa kutu air besar.

Pertumbuhan ikan ini termasuk cepat asalkan kondisinya cocok. Pembesarannya dapat dimulai dari benih berumur 3-4 minggu. Pada umur tersebut ikan sudah bisa dipelihara di tempat terang walaupun tetap harus teduh. Ukuran 1,8 cm atau umur 2,5 bulan sudah dapat dijual.

sumber : Darti S.L dan Iwan D. Penebar Swadaya,2006