WADAH DAN PERALATAN PEMELIHARAAN IKAN HIAS

wadah untuk pemeliharaan ikan hias air tawar sangat beragam dan dapat disesuaikan dengan lahan yang ada. Wadah tersebut dapat berupa kolam, bak semen, akuarium, atau bak fiberglas. Bahkan ada juga petani yang memelihara cupang dalam botol-botol bekas air mineral. Namun, apa pun jenis wadahnya, tentunya harus dapat menampung air dan bahannya tidak membahayakan atau meracuni ikan.

A. Kolam atau Bak Semen
Ukuran kolam atau bak semen sangat bervariasi, tidak ada ketentuan yang mengatur ukuran maupun bentuknya. Umumnya kolam atau bak semen yang dimiliki petani ikan hias berada di pekarangan rumah sehingga ukuran maupun bentuknya terkadang disesuaikan dengan ukuran dan bentuk lahan pekarangan. Demikian pula dengan bahan pembuat kolam, ada yang dari batako dan ada pula yang dari bata merah. Belum ada laporan tentang pengaruh perbedaan bahan ini terhadap kehidupan ikan.


Kebanyakan kolam berukuran 1 m x 1 m sampai 2 m x 3 m. Kedalamannya pun bervariasi dari 25-40 cm. Kedalaman kolam yang relatif dangkal memiliki keuntungan, yaitu difusi oksigen dan sinar matahari dapat masuk sampai ke dasar kolam Berta hemat air. Kalau panas terik, ikan dalam kolam perlu diberi naungan berupa atap atau tanaman air.


Penggunaan kolam atau bak semen yang masih baru harus hati-hati. Selain bau semen kurang baik untuk ikan, pH airnya pun cepat naik akibat kikisan semen. Bahkan bisa terjadi keadaan sindroma kolam baru (new tank syndrome), yaitu cepatnya racun amonia dan nitric terbentuk akibat belum tumbuhnya bakteri pengurainya.

Melihat kerugian tersebut, pencucian dan perendaman kolam baru perlu dilakukan. Kolam dicuci dengan air, lalu direndam air yang sudah diberi batang pisang atau PK. perendaman dilakukan selama 3-5 hari.

Bukan hanya pada kolam baru, kolam bekas ikan sakit pun harus diberi perlakuan pencucian dan perendaman. Setelah dicuci bersih, kolam direndam air PK atau formalin berkadar rendah, untuk mematikan sisa bibit penyakit di dalam kolam. Kalau perlu, kolam dijemur sampai kering. Saluran-saluran kolam diusahakan selalu bersih dan alirannya lancar. Biasanya endapan air yang tidak mengalir sangat rawan penyakit.


Lingkungan kolam pun sebaiknya dijaga agar bersih. Rumput-rumput jangan dibiarkan tumbuh meninggi. Rumput yang tinggi dapat dijadikan media hidup dan berkembang biak bagi capung. Bila ada sampah, sebaiknya segera dibuang agar tidak masuk dalam kolam.


B. Akuarium
Dibanding bak atau kolam, pemeliharaan ikan di akuarium paling baik karena ikan dan kualitas air dapat dikontrol secara teliti. Hanya saja daya tampung akuarium tidak sebanyak kolam atau bak. Oleh karena itu, kalau ikan yang akan dipelihara banyak, dibutuhkan banyak akuarium. Walaupun banyak, unsung saja akuarium dapat ditata bersusun sehingga menghemat tempat.
Penggunaan akuarium paling baik untuk pemeliharaan benih.

Ini disebabkan akuarium mudah clibersihkan tanpa takut ikan akan ikut terbuang atau terganggu walaupun masih kecil. Dengan akuarium yang transparan menyebabkan ikan di dalamnya bisa kelihatan. Ikan mati pun dapat segera kelihatan sehingga tindakan dini bisa segera dilakukan dan adanya hama bisa secepatnya diketahui.


Ukuran akuarium sangat bervariasi. Namun, ukuran yang umum dipakai adalah 100 cm x 40 cm x 40 cm atau 90 cm x 40 cm x 35 cm. Ketebalan kaca akuarium sekitar 5 mm. Untuk pemijahan dan penetasan telur ikan tetra, ukuran akuariumnya cukup 20 cm x 20 cm x 20 cm atau 20 cm x 20 cm x 25 cm dengan ketebalan kaca 3 mm. Penempatannya dapat disusun menjadi 2-3 tingkat. Penyusunan akuarium ini dilakukan pada rak besi atau kayu. Agar tidak mudah pecah, alas akuarium diberi styrofoam atau gabus putih.


Seperti halnya kolam, kebersihan akuarium pun sangat dianjurkan. Membersihkan akuarium cukup dengan menyedot atau menyifon air dalam akuarium hingga habis. Selanjutnya dinding dan dasarnya dilap atau digosok dengan spons sampai bersih. Setelah itu, cuci sekali lagi dengan air bersih sebelum digunakan.


C. Wadah Lain

Selain bak atau kolam maupun akuarium, ikan dapat dipelihara dalam paso, bak plastik, maupun tangki fiberglas. Tangki fiberglas atau bak plastik berkapasitas besar (250-1.000 liter) digunakan untuk pemeliharaan puluhan ribu benih atau induk. Tangki fiberglas sangat bagus dipakai dibanding kolam atau akuarium karena suhu di dalam wadah tersebut relatif stabil.


Wadah lain yang dapat digunakan adalah botol bekas selai atau air mineral. Wadah ini banyak digunakan terutama untuk pemeliharaan cupang karena ikan ini lebih baik dipelihara terpisah satu per satu. Tujuan pemeliharaan terpisah karena cupang senang berkelahi. Akibat perkelahian, siripnya bisa rusak, bahkan ikan bisa mati.

Kolam dari kerangka bambu atau kayu berlapiskan plastik pun dapat digunakan untuk pemeliharaan ikan hias. Harganya tidak mahal sehingga banyak petani menggunakannya. Hasil yang diperoleh pun cukup bagus. Hanya saja, wadah ini rawan bocor dan bahan keran2kanya rentan terhadap ravan.

Terlepas dari berbagai macam wadah pemeliharaan tersebut, hal terpenting adalah pengelolaannya. Kebersihan wadah perlu diperhatikan. Untuk memudahkan pembersihan, saluran pembuangan harus diatur dengan baik. Penataan wadah pun harus memperhatikan faktor lalu lalang pekerja.


D. Peralatan

Dalam pemeliharaan ikan hias diperlukan peralatan seperti selang, seser atau serokan, ember, dan mangkok. Kebersihan alatalat tersebut harus selalu dijaga agar tidak menjadi sarana berkembangnya bibit penyakit. Penyimpanannya pun harus memperhatikan kemudahan memperolehnya. Selang-selang untuk penyifonan dan seser harus digantung setelah digunakan agar air di dalamnya cepat kering.

Peralatan bekas dipakai untuk ikan sakit harus dipisahkan. Sebelum disimpan, peralatan tersebut harus direndam atau dicuci dalam larutan PK atau larutan kaporit. Setelah itu, peralatan tersebut harus dijemur agar bibit penyakit bisa mati.

sumber : Darti S.L, Iwan D. PS,2006